Maaf banyak typo
*******
Ammar tidak mau mengedipkan matanya sayang sekali rasanya, Ammar menunduk dan mendekati Ranty tahu kalau Ammar mau menyentuhnya
“emm Kak haus eeee ambil minum ya.” Ranty menjauhkan kepalanya mencari alasan
Ammar melepaskan tangannya pelan
“oke.” Ammar datar ada kekecewaan dimatanya
“mau nggak Ranty ambilin minum.” Tanya Ranty takut karena Ammar mulai diam dan Ammar hanya mengangguk “ya udah tunggu ya Ranty ambilin dulu.” Ranty tersenyum
Ranty berjalan mengambil minuman sesekali dia menoleh melihat Ammar yang terdiam
“Hai Ran.” Sapa seseorang yang membuat Ranty kaget
“hahh iya.” Ranty gugup “Dion kamu.”
“kenapa heiii gue dari tadi diliatin terus loe sama orang aneh itu.” pinta Dion
“siapa sih yang kamu maksud kamu itu yang aneh.” Ranty ketus lalu mengambil minum
“heeiii sadar dong dia siapa sih.” Dion mengikuti langkah Ranty
“kamu yang kenapa.” Ranty mengerutkan keningnya
“loe tahu gue kayak gimana sama loe dari dulu sampai sekarang sama Ran ngerti dong.” Tambah Dion
“iya aku tahu sudah ya.” Ranty menyudahinya
Ammar hanya memperhatikan dari kejauhan dia melangkah keluar
“kamu cantik malam ini.” Kevin tersenyum menatap Milla
“emmm.” Milla membalas dengan senyuman wajahnya merona
“aku serius kok bukan merayu.” Kevin menatap Milla dan Milla hanya tersenyum
Ammar keluar dari ruangan menuju parkiran dia bersandar dimobil mengambil rokok dalam sakunya jacketnya, mulai mengambilnya dan membakarnya lalu dia hisap dengan penuh dan dalam-dalam. Matanya kosong masih menikmati aroma rokoknya, lalu dia membuka pintu mobilnya dan duduk disana dengan pintu dia biarkan terbuka
Ranty berjalan kearah dimana dia dan Ammar tadi
“Kak Ammar.” panggil Ranty melihat disekitar tempat itu “kemana sih.” Ranty berputar tapi Ammar tetap tidak ada disana
Ammar masih menikmati rokoknya dia melihat kedalam mobil dia melihat gitar dibelakang dia duduk, perlahan dia mengambilnya memetiknya dan dia tersenyum
“kamu cari siapa.” Tanya Milla menghampiri Ranty
“Kak Ammar.” jawab Ranty
“memangnya kenapa.” Tanya Milla lagi
“nggak apa sih cuma tadi Ranty ambil minum katanya dia mau makanya Ranty ambilin tapi Ranty kesini lagi sudah nggak ada.” Jelas Ranty
Ammar berjalan masuk kedalam lagi membawa gitarnya tadi, dia duduk disebuah bangku dan mulai memetiknya dan mulai mengeluarkan suaranyaNot sure if you know this
But when we first met
I got so nervous I couldn’t speak
In the very moment
I found the ane and
My life had found its missing plece
So as long as I live I love you
Will have and hold you
You look so beautiful in white
And from now to my very last breath
This day I’ll cherish
You look so beautiful in white
TonightSepanjang dia menyanyi matanya tidak lepas dari Ranty yang duduk bersama Milla, semua mata tertuju padanya. Kevin hanya bisa tersenyum sesekali dia menunduk karena ini semua aneh untuknya, dia tidak salah lagi kalau Ammar adiknya sedang jatuh cinta.
Ammar sudah menyelesaikan lagunya semua tepuk tangan
“cieeee.” Milla menggoda Ranty
Ranty yang sudah merona karena tatapan Ammar mencari alasan
“apa Mill.” Ranty malu
“ehhemmm buat siapa itu ya syairnya dalem banget.” Milla menyandarkan kepalanya dipundak Ranty seraya mendongak menatap Ranty tersenyum
“apa sih Mill bukan buat aku pastinya.” Ranty tersenyum
“buat kamu aja dech, tahu kan tadi matanya kemana.” Tambah Milla
“Mill sudah ahhh kamu ne kepo sok tahu.” Ranty masih malu-malu
Kevin berjalan menghampiri Ammar yang masih terdiam dikursi
“aku suka kamu kayak gini.” Kevin menepuk pundak Ammar “heii.” Kevin merasa aneh karena tidak ada respon dari Ammar dan ternyata Ammar tengah memperhatikan seseorang siapa lagi kalau bukan Ranty
“kamu suka kan kalau Kak Ammar natap kamu gitu.” Milla menatap Ranty yang sedang tidak sadar tengah membalas tatapan Ammar dari kejauhan
Ammar berdiri dan berjalan seperti akan menghampiri Ranty dan Milla
“dia kesini.” Milla menarik-narik tangan Ranty
“hmm.” Ranty tegang dia mulai merasa aneh dalam hatinya kala dia menatap Ammar
Ammar berjalan tepat didepan mereka dan Ranty masih menatapnya, tapi Ammar hanya menatapnya sekilas lalu berjalan keluar
“kok malah keluar sih dia salah jalan tu.” Milla kecewa
“kamu ini sudah ahh.” Ranty mengerutkan keningnya
Acara selesai semua sudah selesai kulaih akan dimulai dengan sebenarnya, semua merasa lega karena beban OSPEK sudah terlewatkan terlebih Ranty dan Milla yang sebenarnya malas mengikuti acara seperti ini ya demi kesuksesan didunia pendidikan apa yang menjadi aturan harus ditaati karena pada dasarnya semua orang mempunyai sifat ingkar tinggal manusianya yang mengendalikan emosinya, jika mau berhasil berkorbanlah dan terus berusaha berdoa jangan memaksakan kehendak karena tidak semua yang kita inginkan kita penuhi
“Milla.” Panggil Kevin saat Milla sudah sampai parkir “haii emm mau pulang bareng sama aku nggak.” Tawar Kevin
“hahh emmm.” Milla bingung harus menjawab apa
“iya mau Kak.” Jawab Ranty
“Ran.” Milla membulatkan matanya
“iya Kak mau udah sana.” Ranty tersenyum
“ya udah ayo udah malem nich.” Balas Kevin
“gue sama si reseh.” Ammar menepuk pundak Kevin lalu berjalan kearah mobil Rifai tanpa melihat siapa pun, Ranty menatapnya berjalan Milla memeluknya dan dia tersenyum
“ya udah sana aku duluan ya.” Ranty tersenyum lalu masuk kedalam mobilnya
“ayo.” Ajak Kevin dan Milla tersenyum
Sepanjang perjalanan mereka hanya diam hanya sesekali Kevin menatap Milla yang terdiam sesekali juga Kevin tersenyum melihat Milla yang begitu spesial untuknya
“gila kenapa perasaan ini aneh sih hmmm.” Kevin dalam hati dia tersenyum
Ranty mulai merasa aneh dengan sikap Ammar padanya dia berfikir apa Ammar hanya menjadikan dia pelarian saat dekat atau bahkan hanya sekedar pelampiasan saja dia menarik napas membuangnya kasar
“loe mau langsung pulang atau mau pergi kemana.” Tanya Rifai pada Ammar yang hanya diam menyangga kepalanya dan Ammar hanya diam “jawab diem aja.”
“mau kemana.” Jawab Ammar
“hahhhaaa gue tanya Ammar bukan ngasih tempe udah ahhh pusing pulang aja.” Kevin tertawa karena geli dengan sikap Ammar
“menurut loe ada nggak sih perempuan yang suka sama pria pecandu.” Tiba-tiba Ammar bertanya dengan pandangan kosong
“hahhh kenapa, loe tanya buat loe sendiri apa buat orang lain.” Rifai balik tanya
“jawab aja.” Ammar masih datar
“kenapa nggak memangnya pecandu apa dulu.” Balas Rifai
“alkohol obat rokok semua.” Ammar kini menatap Rifai dengan tajam
“hissss jangan gitu liatnya takut.” Rifai mengangkat tangannya mencoba menghalangi tatapan Ammar padanya
“ya jawab.” Ammar kembali datar
“yaa kenapa nggak memangnya pecandu ngga punya cinta punya lah mau dia pembunuh pasti punya cinta sama aja kayak yang normal.” Jelas Rifai
“jadi.” Ammar lagi
“pasti ada lah, memangnya kenapa sih.” Balas Rifai
“oke.” Ammar datar lagi
“hmmm.” Rifai mendengus
Sampai dirumah Ranty bersih-bersih mengganti pakaiannya lalu berbaring dia memejamkan matanya sejenak lalu membukanya lagi
“hmmm aku harus fokus sama kuliah jangan mikiran orang lain ayo Ranty pasti kamu bisa.” Ranty menguatkan perasaannya sendiri tak lama dia terlelap. Ammar yang sudah sampai duduk dijendela kamarnya dengan menikmati rokok ditangannya
“terimakasih ya Kak sudah mau anterin Milla pulang.” Milla setelah turun
“iya sama-sama biasa aja.” Balas Kevin
“emm ya sudah terimakasih Milla masuk ya.” Milla tersenyum
“iya silahkan.” Balas Kevin
“ya.” Milla tersenyum lalu berjalan mundur
“awas jatuh.” Ingat Kevin
“hmm.” Milla tersenyum lalu membuka gerbang
“Milla.” Panggil Kevin
“iya.” Milla membuka kembali gerbangnya
“selamat istirahat ya.” Kevin tersenyum
“emm iya, Kakak iya ya selamat istirahat.” Balas Milla dan Kevin mengangguk
Sepanjang perjalanan Kevin tersenyum mengingat Milla yang tersenyum padanya
“Ammar sudah sampai Pak.” Tanya Kevin pada satpam rumahnya
“sudah Mas.” Jawabnya
Kevin masuk dan langsung berjalan keatas membuka pintu kamar Ammar yang tidak terkunci dia melihat Ammar yang masih duduk dijendelanya dengan menikmati rokoknya
“mau makan nggak.” Tany Kevin dan Ammar hanya mengegeleng “ya udah cepet istirahat.” Kevin menepuk pundak Ammar lalu keluar
Ammar teringat saat dia memeluk Ranty dari belakang tadi dia memejamkan mata dia juga teringat saat pertama kali dia memaksa Ranty menatapnya dikantin diruang senat dan di caffe Ranty, dia menarik napas dan membuang sisa rokoknya dikotak sampah setelah dia matikan. Perlahan dia turun dari jendela menutupnya dan berbaring, menjadikan kedua tangannya sebagai bantal dia memjamkan matanya, dia tersenyum tak lama dia terlelap (ahhhh coba bayangin Ammar lagi mikirin Ranty hihiii)
Kevin masih senyum-senyum sendiri dikamarnya tak lama dia juga terlelap
“mimpi indah.” Dia pelan
Pagi ini Kevin sudah menyiapkan sarapan dimeja
“ini anak kemana sih.” Kevin menggerutu “semalem nggak minum kan kok belum bangun.” Seraya berjalan keatas
“ssstttt emmmmhhh.” Ammar memegangi kepalanya
“bangun heeii mau kekampus nggak.” Kevin masuk lalu membuka jendela “belum mandi juga ayo buru terus sarapan minum obat.” Kevin seraya mengambil jacket Ammar dikursi “heiii ayo.” Kevin memegang tangan Ammar
“sssttt nggak enak rasanya.” Ammar berat
“kamu kenapa.” Kevin panik memegangi kepala tangan dan kening Ammar “kita kerumah sakit ayo.” Kevin makin panik
“nggak usah minum obat aja yang kemarin masih kan.” jawab Ammar
“oke aku ambil dulu kamu juga harus makan.” Kevin berlari keluar tak lama sudah kembali “duduk ya.” Kevin membantu Ammar duduk lalu mulai menyuapkan makanan pada Ammar “udah telen aja biar isi perutnya.”
“Mama aja buang gue Vin kenapa loe baik sama gue.” Ammar pelan dengan matanya yang berat
“sudah nggak usah mikir aneh-aneh.” Kevin menyuapkan lagi makanan kemulut Ammar
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku ada karena Kau ada
RomanceSebuah kisah cinta yang penuh dengan tetesan air mata, gadis ini baik cantik mencintai pemuda yang mempunyai kelainan saraf Cinta yang mulai tumbuh harus terpisah karena suatu hal Apa kah mereka bisa bertemu kembali dan bagaimana dengan cinta mereka...