28

170 9 0
                                    

"kenapa kamu mau ketemu sama Ranty." jawab Alex menarik selimut Ammar
"kamu bisa bantu tanpa dia tahu itu aku." Ammar dengan matanya yang mulai sayu
"bisa gampang sudah tidur." Alex tersenyum lalu mematikan lampu dan dia keluar "aku kan sudah janji sama kamu."
Alex merebahkan tubuhnya diranjang "huhhhhhh." Tiba-tiba ponselnya berbunyi
"haaiii." Alex duduk kembali
"emm haii." Balas suara dari balik telpon
"ada apa ni tumben kangen kah hihiii." Alex nyengir
"yee apaan sih." Balasnya dengan nada malu
"iya deh maaf emm ada apa sih." Tanya Alex lagi
"cuma mau sampein pesan Dokter Rhokim besok katanya jangan dateng pagi-pagi beliau masih ada bimbingan di kampus." Jelasnya
"ohh gitu tapi kamu masih praktek disana kan." tanya Alex
"iya masih kok emm jadi kalau mau bawa saudara kamu jangan pagi ya." Tambahnya
"bukan saudara kok adik aku." Balas Alex
"ohhh maaf ya." Pintanya
"emm Chika." Alex terdengar salting
"iya apa." Jawab Chika
"eemmm nggak jadi dech." Alex tersenyum
"ada apa sih ayo ngomong aja." Jawab Chika
"nggak kok nggak jadi." Alex nyengir
"ohhh ya sudah kalau gitu sudah dulu sudah malam mau istirahat." Pinta Chika
"ohh ya sudah silahkan." Balas Alex
"oke selamat malam." Tambah Chika
"emm Chika tunggu." Alex memanggilnya cepat
"iya." Jawab Chika
"emm selamat istiarahat ya emm mimpi indah." Kata Alex
"ohhh iya terimakasih kamu juga ya selamat istirahat." Balas Chika
"iya terimakasih juga daaa." Alex salting
"iya aku matiin ya." Jawab Chika
"aku udah mati kok karena kamu." Balas Alex
"hahh maksudnya." Tanya Chika
"eeee nggak kok hmm daaa." Alex tersenyum
"oke." Chika masih merasa heran
"huhhhh." Alex kembali berbaring "kayaknya aku jatuh cinta dech." Alex menggigit bibir bawahnya
Pagi ini Ammar ikut Alex untuk jalan-jalan menghirup udara segar pagi hari, katanya sih jalan pagi tapi tetep aja Alex bawa mobil ke Taman bukan nya lari, Ammar hanya berjalan mengikuti Alex yang berlari
"kamu capek nggak." tanya Alex
"nggak." Jawab Ammar menggeleng
"kamu istirahat aja dulu aku lari satu putaran lagi." Saran Alex
Ammar mengiyakan kata-kata Alex, saat Ammar duduk tba-tiba ada yang duduk disampingnya
"hmmm." Dia membuang napas kasar
"Ranty." batin Ammar cepat-cepat dia berdiri dan berpaling
"kenapa aku sampe sini sih huhhhh gara-gara Mama nih." Ranty mengelap keringat dilehernya Ammar berdiri hendak pergi "ehh Mas mau kemana aku nggak gila kok aku normal aku tadi ngomong sendiri bukan gila kok jangan takut sih." Ranty menahannya
"aku bukan takut kok emang mau pergi aja." Jawab Ammar pelan
"udah duduk aja kelihatannya Mas nya kecapean abis lari kan." Ranty menarik tubuhnya memperhatikan Ammar
"apa ini yang dinamakan cinta suci dimana salah satu menginginkan kehadiran pasangannya tanpa sengaja dia ada." Batin Ammar lagi
"kok malah diem Mas duduk ini aku punya minum kok belum aku minum juga." Tawar Ranty dan Ammar tidak mau Ranty curiga menutup kepalanya dengan penutup jacketnya lalu duduk lagi
"terimakasih nggak haus kok." Jawab Ammar
"emm beneran." Ranty menatapnya "kenapa aku merasa ada Kak Ammar sih." Masih menatap laki-laki dibalik penutup kepalanya "hmm mungkin aku memang gila." Batin Ranty
"semoga dia tidak sadar ini aku." Ammar sangat takut Ranty tahu kalau itu dia
"emm Mas tahu melihat Mas seperti mengingatkan aku sama seseorang." Pinta Ranty
"hmmm." Ammar menjawab tanpa menoleh
"iya postur tubuh Mas cara berdiri bahkan cara duduk Mas sama persis sama dia hmmm tapi dia pergi emmm aku juga sih yang salah." Jelas Ranty "aku pengen minta maaf kalau pun dia sudah menikah pun aku mau bertemu hanya mau bilang maaf."
"Ranty ini aku, aku nggak akan menikahi wanita lain aku sayang sama kamu." Ammar menoleh menatap Ranty
"ehhh kok jadi curhat maaf ya Mas emm biasa cewek nggak apa-apa ya Mas." Ranty tersenyum melihatnya dan Ammar buru-buru menunduk "ohhh iya kenalin aku Ranty kalau boleh tahu Mas siapa." Ranty mengulurkan tangannya
Ammar terdiam sesaat "Roy." Ammar membalas uluran tangan Ranty
"ohhh Roy salam kenal ya Mas maaf baru kenal udah curhat aja." Ranty masih menjabat tangan Ammar "Ya Allah sentuhan ini emmm." Ranty memperhatikan tangan yang dia pegang
"iya nggak apa-apa tangannya." Pinta Ammar
"Ya Allah Kak Ammar apa iya dia Kak Ammar." batin Ranty "Kak Ammar." panggil Ranty
"nggak jangan balas Ammar nggak belum saatnya." Ammar menahan diri "emm Mbak tangannya." Pinta Ammar lagi
"ohhh emm maaf maaf emm maaf ya Mas." Ranty buru-buru melepaskan tangannya
"lebih baik aku pergi sekarang." Batin Ammar "emm saya permisi duluan." Ammar berdiri dan berjalan cepat
"loh Mas." Ranty berdiri "hmmm kalau pun kamu Kak Ammar aku juga nggak akan memaksa kamu buat sayang lagi sama aku tapi seenggak nya aku mau minta maaf dulu sama kamu." Ranty berbicara pelan "Ranty sadar sudah." Ranty kembali duduk
"kenapa cara jalannya sama persis sama Kak Ammar sih, hmmm." Ranty memperhatikan langkah demi langkah kaki Ammar "ehhh kok namanya Roy tunggu dech Roy masak iya orang yang sama." Ranty mengingat seseorang yang dikenalkan Rifai padanya dipesta pernikahan Milla
"Ammar pasti bosan menunggu ku." Alex berlari cepat "loh kok nggak ada." Alex setelah sampai dan hanya seorang perempuan disana "emm maaf Mbak apa anda lihat laki-laki yang duduk disini pakai jacket biru." Tanyanya
"hahhh." Ranty menoleh "Kak Alex." Ranty membulatkan matanya
"Ranty." Alex kaget
"Kak Alex cari siapa." Tanya Ranty seraya berdiri
"ohhh itu temen kamu lihat nggak." Alex salting
"beneran temen bukan adik." Tanya Ranty
"hahhh kok tanyanya gitu ya temen aja." Balas Alex
"nggak tanya aja emm iya lihat ngobrol juga kok." Jawab Ranty
"hahhh ngobrol jadi kamu ngobrol sama dia." Alex kaget
"kok kaget gitu sih memangnya dia siapa Kak apa Ranty kenal sama dia." Ranty mengerutkan keningnya
"kenal lah emm bukan maksud nya kamu nggak kenal." Jawab Alex
"kenal." Ranty menaikkan alisnya
"nggak tadi salah ngomong." Alex menggeleng
"gitu emm tadi dia pergi masuk ke mobil itu." Ranty menunjuk kearah mobil diparkiran
"ohhh ya sudah aku permisi dulu ya." Alex tersenyum
"iya." Balas Ranty
"daaa sampai ketemu lagi." Alex tersenyum lagi dan Ranty mengangguk
Ammar tengah memperhatikan Ranty yang berdiri dari kejauhan lalu dia menyandarkan kepalanya dijendela mobilnya "hmmm."
"lega kan baru ketemu." Alex masuk dalam mobil
"kenapa aku nggak bisa sih lupain dia bahkan semakin aku berusaha lupain aku ngrasa aku semakin sayang sama dia." Pinta Ammar
"karena itulah rasa sayang yang hadir dengan sendirinya semakin kita ingin lupa malah semakin dalam rasanya ya nggak." Alex memainkan alisnya
"puitis." Ammar tersenyum
"iya ya kenapa jadi puitis hahhaaaa hmm berarti tanpa kamu ketahui Ranty masih sayang sama kamu buktinya dia ada waktu kamu ingin bertemu." Balas Alex
"sudah ayo pulang capek pengen istirahat." Tambah Ammar
"kita mau ke tempat rehab abis ini." Balas Alex
"iya tahu makanya cepet, hmmm bilang aja mau ketemu Chika." Gerutu Ammar
"aku aja bisa sembuh kamu juga harus bisa Chika mah bonus." Alex memainkan lagi alisnya
" wmmm kenapa Chika bisa deket sama bajingan kayak kamu nggak nyadar apa dia ya." Pinta Ammar
"eisttt jangan salah bajingan sudah move on sekarang ustad kali." Balas Alex seraya menjalankan mobilnya
Setelah sampai Ammar membaringkan tubuhnya karen dia terlihat capek, setelah bersiap Alex masuk kekamar Ammr
"ayo berangkat udah siang nih belum kejebak macet." Alex menghampiri Ammar
"sakit nggak si direhab." Tanya Ammar
"udah ikut aja, kalau sakit aku nggak akan ngajakin kamu, kamu lihat kan aku baik-baik saja sampai saat ini lagian mana ada orang sembuh dari hal buruk disakiti." Alex menarik tangan Ammar
"oke." Balas Ammar
Sampai ditempat rehab Ammar mulai menjalani serangkaian kegiatan yang menyembuhkan dia dari ketergantungannya
"sstttt." Ammar memegangi dadanya sat sampai didalam mobil
"kenapa." Tanya Alex
"nggak." Ammar menggeleng "emm anterin beli bunga." Pinta Ammar
"boleh terus kemana lagi langsung ngapel aja gimana." Alex memainkan alisnya
"hmm ngapel." Ammar tersenyum mengerutkan keningnya
"iya gimana kita samperin ke caffe nya aj gimana." Saran Alex
"emm tapi aku belum siap." Jawab Ammar
"halah siap kok tinggal ketemu doang kalau salting peluk aja hahhaaa." Tambah Alex
"hmm itu kamu bukan." Ammar menaikkan alisnya
"oke kan." pinta Alex
"iya dech ikut aja." Balas Ammar
Ranty tengah membantu yang lain melayani tamu caffe nya
"terimaksih Paka atas kunjungannya." Ranty seraya berdiri didepan pintu
"saya bangga jadi orang tua kalau lihat anak muda yang baik hati cantik lagi." Jawab Bapak itu
"emm Bapak bisa aja iya terimakasih." Ranty tersenyum
"saya nggak punya anak perempuan anak saya laki-laki semua." Pinta Bapak itu
"ohhhh." Ranty menaikkan alisnya
"mau nggak jadi mantu Bapak." Pinta Bapak itu "anak Om dua-dua nya masih single."
"hhaahhhh." Ranty mengerutkan keningnya
"hmmm nggak usah kaget kalau mau." Bapak itu tersenyum "ya sudah Bapak permisi dulu."
"iya Pak." Ranty tersenyum bodoh lalu Bapak itu pergi "ada-ada aja." Ranty hendak kembali masuk
"Ranty." ada tangan yang menahannya, seketika Ranty berbalik
"kamu." Ranty menatapnya kaget
Alex baru saja menghentikan mobilnya diparkiran caffe Ranty turun dan kasih tu bunga bilang sama dia kamu sayang sama dia kamu nggak bisa hidup tanpa dia." Pinta Alex
"aku sudah dewasa aku tahu apa yang harus aku bilang sama dia." Balas Ammar
"hahhaaa kirain lupa karena udah lihat mata Ranty." Alex tertawa
"tahu aja aku suka mata Ranty." Ammar hendak turun
"tahu lah aku kan pernah lihat kamu natap dia kamu nyaman banget jadi pengen." Alex menghela napas panjang
"hmmm." Ammar mengeratkan giginya
Ranty masih menatap lelaki itu tanpa berkedip yang dia alami antara percaya dan tidak
"gue kembali dan akan buat loe cinta mati sama gue." Pintanya
"Dion kok kamu ada disini." Ranty mengerutkan keningnya
"gue akan lakuin semuanya kamu lupa semuanya tergantung pada uang." Dion mendekatkan wajahnya pada Ranty
"kamu hrus yakin kalau Ranty msih sayang sama kamu buktinya." Alex masih menyemangati Ammar tapi tiba-tiba langkah Ammar terhenti "kenapa ayo." Ajak Alex "heiii liat apaan." Tanya Alex melihat Ammar yang terdiam Alex melihat apa yang dilihat Ammar, dia melihat Ranty bersama lelaki yang tidak dia kenal
"kamu aja yang kasih aku tunggu dimobil." Ammar memberikan bunga yang dia bawa pada Kakaknya
"heii tunggu mau kemana ayo kita kesana itu pasti cuma orang iseng." Alex menahan tangan Ammar
"sudah kamu aja yang kasih." Ammar memaksa melepaskan tangannya lalu masuk lagi kedalam mobil
"Ammar." Alex menghampirinya "itu pasti bukan pacara Ranty dia masih sayang sama kamu."
"sudah sana aku disini aja." Ammaar masih saja menolak ajakan Alex
"Dion lepas." Ranty memberontak "tidak semua yang kamu mau dapat kamu beli dengan uang kamu."
"hahhhh apa nggak denger tuh hmmm." Dion dengan senyuman miringnya "buktinya aku bisa keluar bisa bebas." Dion merentangkan tangannya
"hukum kita tegas siapa yang masuk nggak seenaknya keluar." Balas Ranty
"gue mau loe nikah sama gue." Dion memegang tangan Ranty
"apa sih." Ranty menarik tangannya
"Ranty please aku sayang sama kamu aku nggak bisa hidup tanpa kamu." Dion memohon
"sudah cukup apa yang lakukan lebih baik kamu pergi sekarang." Balas Ranty
"Ranty aku mohon sama kamu hehhh bukannya monster itu sudah mati ayo lah." Pinta Dion tersenyum
"pergi nggak sekarang." Ranty mengeratkan giginya
"lebih baik kamu sama aku sekarang daripada menungu yang tidak pasti." Tambah Dion
"pergi Dion pergi." Jawab Ranty
"emm permisi." Alex masuk
"Kak Alex." Ranty membulatkan matanya
"haiii emm Mas permisi." Alex berjalan berhenti tepat didepan Dion dan dengan sengaja menyenggol pundak Dion, Dion mengeratkan giginya terlihat kesal
"silahkan Kak." Pinta Ranty
"iya terimakasih." Alex tersenyum "emm dia siapa." Tanya Alex
"kenalkan gue Dion calon suami Ranty anda yang tidak sopan." Alex membalas
"ohhh." Alex menaikkan alisnya
"bukan Kak bukan pergi Dion ngapain masih disini." Ranty mendorong Dion
"ini tempat umum Ranty semua bisa datang ketempat ini." Jawab Dion membatu
"pergi sana." Ranty mendorong lagi
"oke gue pergi tapi ingat gue akan kembali dan pastinya membawa kejutan." Dion membentak tersenyum lalu pergi
"kasar amat." Alex menggerutu
"emm maaf Kak silahka mau pesan apa." Pinta Ranty
"iya terimkasih jus jeruk aja." Balas Alex seraya duduk
"sudah itu saja." Jawab Ranty
"iya." Alex tersenyum
"tunggu sebenta ya Kak." Ranty hendak pergi
Ternyata Alex lupa dengan bunga yang dia bawa di lalu meletakkan bunga itu dan
"bego sih." Mengambil lagi bunga itu "Ranty tunggu." Panggil Alex
"iya." Ranty meghentikan langkahnya lalu berjalan kembali mendekati Alex
Alex berdiri "emm ini ada titipan lupa." Alex memberikan bunga itu pada Ranty
"buat Ranty." Ranty menerimanya
"iya buat kamu dari adik aku yanga jelek." Jawab Alex
"maksudnya." Tanya Ranty
"siapa lagi Ammar lah masak lupa." Jawab Alex lagi Ranty terdiam "kamu kenapa." Tanya Alex
"hmm nggak kok." Ranty menggeleng "emm memangnya dia pulang." Tanya Ranty seperti mencari seseorang diluar
"kamu kenap apa kamu masih berharap sama dia kamu masih sayang sama dia." Tanya Alex lagi dan Ranty hanya tersenyum "tersenyum artinya iya atau apa."
"emm Ranty kebelakang dulu permisi." Ranty buru-buru berjalan kebelakang
"kok nggak jawab." Pinta Alex "hmm oke." Alex duduk kembali
"jus jeruk satu meja nomor 36." Pinta Ranty pada salah satu karyawannya dia buru-buru baik keatas
Ranty masuk kedalam ruangannya menyandarkan tubuhnya disana memperhatikan bunga yang dia pegang
"Kak Ammar." air matanya jatuh "apa semua bunga yang aku terima setiap pagi itu dari kamu apa kamu ada didekat aku sekarang." Mencium lembut bunga itu lalu berjalan dan duduk dikursi kerjanya, dia tersenyum memperhatikan bunga dimejanya yang dia taruh dalam vas kecil
"huhhhhhh." Ammar membuang napas kasar "kenapa kamu sama dia lagi." Ammar mengeratkan giginya "kenapa." Ammar dengan kuat lalu membuang napas berulang dengan kasar tiba-tiba air matanya mengalir
Setelah beberapa saat Alex kembali
"dia masih say." Alex masuk dan tidak melanjutkan kata-katanya "kamu kenapa." Tanya Alex melihat Ammar menangis dan Ammar hanya menggeleng "kenapa bilang." Alex membulatkan matanya
"pulang aku mau istirahat." Jawab Ammar
"iya tapi kamu kenapa." Tanya Alex lagi
"pulang Kak pulang." Bentak Ammar
"oke oke." Alex menurutinya "jangan emosi please." Pinta Alex "kita pulang tapi please Ammar tenang."
"buat apa disini buat apa." Ammar memukul tempat duduk kemudi Alex
"Ammar please tenang semua yang kamu lihat nggak seperti yang kamu pikir." Pinta Alex
"aku memang salah tapi nggak harus kayak gitu kan." Ammar masih marah
"Ammar sudah." Alex menghentikan mobilnya dengan cepat lalu Alex melangkah dan duduk disamping Ammar "tatap aku tatap." Alex manrik wajah Ammar "kamu tahu dia sayang kamu masih sayang sama kamu tadi dia mengusir laki-laki itu kamu percaya sama aku." Alex menatap tajam mata adiknya
"bohong." Ammar membulatkan matanya lalu memaksa Alex melepaskan tangannya "kamu tahu dia pernah menculik Ranty bahkan hampir merenggut kesuciannya tapi apa dia masih dipegang-pegang sama bajingan itu."
"tapi itu semua nggak benar." Bentak Alex

Aku ada karena Kau adaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang