27

174 8 0
                                    

"hahhh." Milla kaget "kok, katanya." Milla membulatkan matanya
"ini hp aku ketinggalan siapa yang kritis Milla." Tanya Ranty lagi
"nggak ada kok salah denger kamu sudah sana pulang katanya mau istirahat nanti aku main dech kerumah." Milla mencari alasan
"beneran nggak ada oke aku pulang tapi kalau ada apa-apa bilang ya." Pinta Ranty, setelah mendengar penjelasan Milla Ranty pulang meski dia masih bertanya-tanya. Sampai dirumah Ranty membaringkan tubuhnya
"kenapa lemes gini sih rasanya hmmm." Ranty memijit-mijit tangannya sendiri
"lohh sayang kok sudah pulang ada apa kamu sakit." Tanya Mamanya lelu menghampirinya dan memeriksa suhu tubuhnya
"nggak tahu Ma tiba-tiba lemes." Jawab Ranty
"kita ke rumah sakit ya atau panggil Kakak aja kesini." Pinta Mamanya
"nggak usah Ma istirahat aja sudah baikan kok nanti kalau udah agak enakan biar Ranty ke rumah sakit Kakak minta resep obat." Balas Ranty
"ya sudah kamu istirahat Mama bikinin sup ya biar anget badannya." Mamanya mencium lembut kening Ranty
"iya Ma terimakasih." Ranty tersenyum
Kevin dan Milla sedang berbiara serius dengan Dokter Ridwan diruangannya
"jadi apa yang harus saya lakukan Dok." Tanya Kevin
"saya lihat gangguan jiwanya akan sembuh jika seluruh keluarga mendukungnya dan meyakinkannya kalau semua sudah kembali padanya tidak ada yang mengasingkannya lagi." Jawab Dokter Ridwan
"terus dia kenapa lagi Dok kenapa dia sesekali muntah darah dan perutnya terlihat sangat sakit." Tanya Kevin lagi dan lagi
"saya akan bertanya terlebih dahulu." Balas Dokter Ridwan
"apa Dok." Jawab Kevin
"apa dia mengkonsumsi alkohol rokok atau obat-obatan." Tanya Dokter Ridwan
"emmmm iya." Kevin mengangguk "tapi kalau obat-obatan aku rasa tidak."
"huhhhhh." Dokter Ridwan membuang napas "itu penyebabnya ini yang menyebabkan dia merasa sakit pada perut bagian kanannya karena disebabkan radang liver nya, dia terkena hematemesis." Jelas Dokter
"apa Dok jadi sewaktu-waktu dia bisa muntah darah." Kevin menegakkan badannya Milla hanya menutup mulutnya dengan kedua tangannya
"yang saya lihat kemarin dan saya bilang dia terkena hepatitis itu ada kesalahan karena saya hanya melihat dari darah yang dia muntahkan tapi ternyata itu terlalu dalam dan yang saya lihat tadi dia lebih cenderung ke hematemesis." Tambah Dokter Ridwan
Hematemesis adalah muntah darah, darah bisa dalam bentuk segar (bekuan atau gumpalan atau cairan berwarna merah cerah) atau berubah karena enzim dan asam lambung. Kelainan pada lambung bisa berasal dari makanan atau konsumsi alkohol yang berlebihan karena mengkonsumsi alkohol secara berlebihan akan menyebabkan kerusakan pada sistem pencernaan salah satunya
"nggak Dok nggak." Kevin frustasi
"Kak." Milla memegang erat tangan Kevin
"aku hanya mimpi kan bangunkan aku sayang bangunkan aku." Kevin tidak bisa menahan emosinya
"Kak sudah Kak." Milla memeluk Kevin
"emm kalau memang iya di mengkonsumsi yang saya tanya kan tadi saya berpesan tolong jauhkan dia dari tiga hal itu karena bisa berakibat fatal." Pinta Dokter Ridwan
"dia memang mengkonsumsi alkohol sejak lama apa itu Dok." Tanya Kevin melepaskan pelukan istrinya
"iya dan semua berakibat pada lambung dan saraf livernya." Jawab Dokter "dan tolong setelang penangan ini dia akan terlihat normal tapi kapan pun dia bisa muntah lagi bisa karena kecapean atau stres jadi tolong jangan sampai dia menyentuh tiga barang lagi hindari stres dan lelah yang berlebihan." Tambah Dokter Ridwan
"aku yang akan jaga dia." Alex masuk dan ternyata dia sudah sejak lama ada didepan pintu
"Alex." Kevin tidak menyangka Alex akan datang
"aku dengar semua dan sebagai penebus rasa salah ku padanya izin kan aku menjaganya Vin." Alex duduk bersimpuh dihadapan Kevin
"kamu nggak perlu kayak gini Lex." Kevin menarik tubuh Alex dan memeluknya "dia adik kamu dia adik aku dan dia adik kita, kita akan jaga dia sama-sama."
"tapi aku banyak salah sama dia Vin biarkan aku habiskan waktuku sama dia." Alex frustasi
"aku memang sudah menikah dan punya keluarga sendiri tapi aku nggak mau kehilangan dia." Balas Kevin
"aku mohon Vin." Alex serak
"kita jaga dia sama-sama." Kevin melepaskan pelukannya
"hremmmzzz hmmm." Alex tersenyum mengusap air matanya "emm maaf Dok."
"iya nggak apa-apa saya paham." Dokter Ridwan dengan matanya yang memerah
"kalau begitu kami permisi ya Dok." Pinta Kevin
"iya silahkan." Jawab Dokter Ridwan
Ranty tengah makan siang bersama Mamanya
"Ma abis ini Ranty kerumah sakit Kakak ya." Pinta Ranty
"iya sayang Mama anter ya." Balas Mamanya
"nggak usah Ma Mama istirahat aja Mama pasti capek kan." Ranty tersenyum
"iya tapi Mama khawatir sama kamu." Jawab Mamanya
"Mama istirahat aja ya, emm Ranty berangkat ya lagian kan ada Kakak jadi Mama nggak usah khawtair." Ranty memegang tangan Mamanya
"iya sudah Mama nggak ikut tapi dianter Pak Usdi ya." Pesan Mamanya
"iya Ma." Ranty tersenyum dan setelah bersiap sebentar Ranty berangkat diantar sopir pribadi Mamanya
Kevin dan Milla serta Alex masih menunggu Ammar tanpa kedua orang tua masing-masing, Kevin bersandar dikursi dengan wajah lesu Milla disampingnya sedangkan Alex berdiri disisi pintu memperhatikan Ammar yang tertidur dibalik pintu
"aku akan buat kamu hidup kembali." Alex mengeratkan giginya
"Kak." Milla memegang lembut pipi Kevin "makan ya." Pintanya
"aku nggak lapar." Jawab nya tersenyum
"tapi harus makan Milla beliin makanan ya." Saran Milla
"iya sayang." Kevin mencium tangan Milla
"iya mau dibeliin apa." Tanya Milla
"terserah kamu aja." Jawab Kevin
"ya sudah Milla beli dulu ya." Milla tersenyum "Alex mau makan apa biar aku beliin." Tanya Milla dan Alex hanya menggeleng
"sudah sana dia nggak bakal respon." Pinta Kevin
"ya suah Milla pergi dulu ya." Milla melangkah keluar
"Pak mungkin Ranty agak lama Bapak bisa makan dulu atau istirahat dimushola ya." pinta Ranty sebelum turun dari mobil
"iya Non siap." Jawab Pak Usdi
Ranty turun dari mobilnya lalu segera masuk kedalam, Milla masih berjalan dengan santai keluar tanpa dia sadari ada Ranty yang sudah semakin dekat dengannya
"ada Dokter Ridwan." Tanya Ranty pada salah satu suster
"ada Bu silahkan beliau ada diruangannya." Jawabnya
"terimakasih." Ranty tersenyum, saatdia berjalan masuk "Milla." Ranty menghentikan langkahnya
"Ranty kamu." Milla kaget
"loh kamu kenapa kamu sakit atau Kak Kevin yang sakit atau siapa." Tanya Ranty khawatir
"emm nggak kok aku sendirian tadi Mama nyuruh nanyain resep iya itu." jawab Milla terbata
"ohhh gitu." Ranty paham
"sayang aku." Kevin datang dan kaget saat melihat Ranty "Ranty."
"Kak Kevin kok ada disini juga tadi katanya ada urusan." Tanya Ranty masih bingung
"emm ini apa tadi ngajakin Milla jenguk temen eee iya jenguk." Kevin menari alasan
"loh tadi katanya Milla nanyain resep obat terus sendirian kok ada Kak Kevin gimana sih." Ranty makin terlihat bingung
"hahhh masak." Kevin kaget
"iya tadi Milla bilangnya gitu ya kan Mill." Balas Ranty
"emm iya bukan sih bukan itu emmm." Milla terlihat sangat bingung
"Vin aku haus beliin mi....loh kamu." Alex datang dan melihat ada Ranty
"Kak Alex loh ini ada apa sih Milla ada apa sih." Tanya Ranty makin bingung
Semua terdiam karena bingung harus menjawab apa
"maaf Bu anda adik Dokter Ridwan kan beliau menunggu anda diruangannya." Seorang Suster datang
"ohhh iya terimakasih Sus." Jawab Ranty dan ponsel Ranty berbunyi ada pesan dari Kakaknya
"ada apa sayang cepat kesini mumpung Kakak nggak sibuk." Bunyi pesan singkat
"emm ya sudah kalau nggak mau jawab yang penting kalian nggak kenapa-kenapa kan." Ranty tersenyum "aku duluan ya." Pinta Ranty, Milla Kevin dan Alex hanya tersenyum, Ranty pergi dengan penuh tanya "ada apa sih sebenarnya." Ranty menoleh melihat ketiganya
"aku harus menghubungi Kak Ridwan biar nggak bilang sama Ranty kalau kita lagi nungguin Ammar." pinta Milla
"ohhh iya Dokter Ridwan Kakak Ranty kan ayo cepat sayang." Saran Kevin
Dan ya benar saja ternyata Dokter Ridwan itu Kakak Ranty tapi selama ini Dokter Ridwan tidak tahu kalau Ammar pasien nya itu berhubungan dekat dengan adiknya, yang dia tahu dia adik Kevin dan Kevin sekarang sudah menjadi suami Milla dia juga tahu itu saat dia dipanggil Milla untuk datang kerumahnya memeriksa Ammar meski sejak lama mengenal Kevin
Karena Dokter Ridwan baru saja pulang dari menyelesaikan pendidikan S2 nya di London, dan saat Kevin menikah dengan Milla pun dia tidak ada di Indonesia
"Kak." Ranty masuk keruangnnya
"sayang masuk kamu kenapa pucat gitu." Dokter Ridwan menghampiri adiknya
"nggak kok Kak pusing aja masak sih pucat." Ranty memegang wajahnya sendiri
"kayaknya kamu dehidrasi, sini Kakak lihat." Dokter Ridwan meminta Ranty rebahan dan mulai memeriksanya "tu bener sudah sini Kakak kasih vitamin aja." Pintanya
"iya juga sih emang kurang minum." Ranty turun dari tempat periksa dan duduk dikursi
"jangan mentang-mentang dingin nggak minum dari dulu dibilangin bandel." Seraya menulis resep
"hemm iya maaf iya dech sekarang inget terus." Pinta Ranty
Dokter Ridwan terihat lelah dia bersadar dikursinya
"kenapa sih Kak kok kelihatannya ada banyak beban, Kak Ayu sama Ryan nggak apa-apa kan mereka baik-baik aja kan." tanya Ranty
"hmmm iya mereka baik kok tapi ini beban Kakak aja sebagai Dokter." Jawab nya
"memangnya kenapa." Tanya Ranty lagi
"Kakak merasa gagal kala pasien Kakak yang ini tidak tertolong." Balas nya
"memangnya kenapa sih." Tanya Ranty penasaran
"Kakak miris aja liatnya tapi memang itu yang harus dia tanggung dia pecandu alkohol rokok dan hmmm sekarang lambungnya sudah terserang liver bahkan juga sudah itu yang membat Kakak miris dia sewaktu-waktu bisa muntah darah." Jelas Kakaknya
"Ya Allah terus bagaimana keadaannya sekarang Kak." Tanya Ranty
"masa kritisnya sdah lewat sih tapi kalau sampai kambuh hmmm sudahlah kasian dia diomongin terus." Tambah Kakaknya
"iya juga sih semoga cepet sehat dech tapi aneh juga sudah tahu bikin sakit masih saya disentuh." Geruru Ranty
"Dokter pasien." Suster datang dengan buru-buru
"ada apa." Dokter Ridwan bergegas "pulang ya sayang jangan lama-lama disini kamu lagi nggak fit oke Kakak ke UGD dulu." Pinta Kakaknya lalu bergegas keluar
"iya ini mau pulang kok." Ranty mengambil resep yang ditulis Kakaknya, Ranty berjalan keluar saat melewati ruang UGD yang dimasuki Kakaknya "boleh intip ya Kak." Ranty melihat kedalam dia memperhatikan Kakaknya yang menolong pasiennya dan mata Ranty tertuju pada papan nama ditempat rawat pasien "Ammar." batinnya
"nggak mungkin kan itu Kak Ammar nggak dia nggak sakit dan dia kan nggak ada disini." Dia meyakinkan dirinya sendiri "hmmmm aku yang gila kenapa mikirin dia terus sih kalau jodoh nggak akan kemana Ranty." dia tersenyum
Ranty melangkah meninggalkan rumah sakit
"Dok tolong adik saya." Kevin frustasi dipelukan Milla
"semampu saya akan bantu." Jawab Dokter seraya terus memberikan pertolongan
"huhhhhhhhh." Ammar melenguh panjang
"alhamdulilah." Dokter Ridwan terdengar lega
"kenapa Dok." Tanya Kevin menghampiri
"ini mukjizat iya dia bisa melewati nya masa kritisnya terlewati dengan cepat." Jawab Dokter Ridwan
Karena Ammar ingin pulang akhirnya Kevin membawanya pulang setelah mendengar penjelasan dokter Ridwan
Malam ini Ammar duduk dijendela kamar nya
"minum obatnya." Alex masuk
"buat apa." Jawab Ammar datar
"biar kamu sehat besok ikut aku ya." Alex mendekati Ammar dan memberikan obat
Tanpa menjawab Ammar menerimanya dan meminumnya
"aku harus ya direhab." Tanya Ammar
"demi kesehatan kamu." Jawab Alex
"aku ikut aja yang penting nggak merepotkan." Pinta Ammar menyandarkan kepalanya di jendela
"apa sih sana tidur." Alex menarik tangan Ammar
"kamu pernah nggak kangen sama seseorang." Tanya Ammar seraya berbaring

Aku ada karena Kau adaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang