Vote vote vote
*********
"siapa lagi kalau bukan aku, ayo lah sudah marahnya masak sudah sepekan di rumah ortu masih marah aja." Pemuda itu mengikuti langkahnya
"siapa ya marah." Dia masih datar
"ayo lah Mar." Mohonya
"Vin gue capek gue mau istirahat pasti besok kamu manggil-manggil buat bantu nyusun jadwal OSPEK meski gue nggak mau." Ammar kesal
"iya sih tapi senyum dulu." Kevin menarik pundak Ammar dan memainkan alisnya
"hiiiii." Ammar memperlihakan giginya
"hhahhaaa, ehhh bawa oleh-oleh yang aku pesen nggak." Kevin merangkul Ammar meski wajah datarnya masih saja kentara tanpa respon, mereka berjalan masuk Kevin yang masih saja merangkul dan mengajak Ammar tertawa
Ya ini Kevin dia sepupu Ammar sudah seperti saudara kembar karena tanggal lahir mereka sama, mereka tinggal satu rumah karena hanya Kevin yang bisa mengendalikan dan mengerti Ammar sejak kecil. Sifatnya yang dewasa bisa mengerti Ammar yang tidak bisa ditebak itu. kevin adalah ketua senat dikampusnya sudah 2 periode dia terpilih usia nya sama seperti Ammar 20 tahun semester 5. Dia yang baik itu membuat semua gadis menginginkannya, ditunjang dengan ketampanannya
Ammar dia pemuda 20 tahun dia yang dingin dan dia yang misterius, semua tindakannya susah ditebak hanya Kevin yang memahaminya. Dia hanya hidup sendiri karena orang tuanya menetap di Eropa itu sebabnya dia hidup dengan Kevin sepupu yang sudah dia anggap orang tuanya karena hanya Kevin yang bisa mengerti dirinya
Ammar mengidap sebuah gangguan pada sarafnya, ini terlihat semenjak dia duduk dibangku 4 SD, sifat pendiamnya bukan karena dia malas bergaul atau kurangnya adaptasi tapi karena ada sesuatu yag terjadi dalam jaringan sarafnya semenjak itu Kevin lah yang bisa memahaminya ini karena mereka seumuran dan juga karena sifat dewasa Kevin yang sedari dulu menginginkan seorang adik tapi semua hanya impiannya saja
Rasa inginnya Kevin memiliki adik dia berikan pada Ammar yang tidak lain juga adik sepupunya juga, sedangkan Ammar adalah anak bungsu dari 2 bersaudara, Kakaknya Alex yang ambisius itu menuruti semua kemauan orang tuanya untuk menguasai dunia bisnis itulah yang menyebabkan Alex dinomor satukan oleh orang tuanya
Karena itulah Ammar menutup dirinya dia merasa dia hanya sebagai pelengkap keluarganya, dan karena itulah menjadikannya seorang perokok penyuka alkohol meski dia tidak suka bergaul dengan pecandu obat-obatan dia hanya sebatas penyuka alkohol dan perokok berat, tidak hanya karena itu saja ini juga karena Ammar mengidap gangguan saraf yaitu borderline
Borderline ditandai oleh ketidakstabilan suasana hati dan miskin citra diri. Orang dengan gangguan hati dan kemarahan yang konstan, sering kali mereka akan melampiaskan kemarahan pada diri sendiri, mencederai tubuh mereka sendiri, ancaman bunuh diri dan tindakan yang tidak biasa. Batasan berfikir secara hitam dan putih sangat kuat, hubungan yang sarat dengan konflik. Mereka akan cepat marah ketika harapan mereka tidak terpenuhi
Gejala Borderline itu ditandai dengan : *menyakiti diri sendiri atau mencoba bunuh diri, *perasaan yang kuat untuk marah, cemas, atau depresi yang berlangsung selama beberapa jam, *penyalahgunaan obat atau alkohol, *perasaan rendah harga diri, dan *tidak stabil hubungan dengan teman, keluarga dan orang lain
Meninggalkan itu semua Ammar sebenarnya sangat rapuh, tapi sifat dinginnya dan tidak mudah ditebak membuat semua wanita menginginkannya membuat wanita ingin tahu siapa Ammar sebenarnya, ditunjang dengan tubuh atletisnya wajah tampannya dan gayanya yang cuek
"pagi woiii bangun." Kevin membuka jendela kamar Ammar
"hemmmm." Ammar bergeliat seperti cacing tersiram air panas
Kevin melihat putung rokok dimeja Ammar lengkap dengan botol bekas alkohol
"aku udah bilang kan." Kevin belum melanjutkan
"jangan banyak minum jangan banyak rokok, nggak bisa Vin hampa tanpa mereka." Lanjut Ammar
"oke males debat pagi-pagi sama kamu sana mandi terus kita sarapan aku mau ajak kamu ke kampus, kemarin kamu dicari pak Ramdan kan." Kevin menarik selimut Ammar
"males." Ammar menarik lagi selimutnya dan berlindung didalamnya
"bangun nggak." Kevin dengan kesal
Perlahan Ammar membuka selimutnya
"nasi goreng." Tanya Ammar
"mandi dulu hmmm jangan manja sih sudah dewasa juga." Jawab Kevin
"loe aja yang mikir gue manja." Tambah Ammar "gue mandi asal ada nasi goreng oke bukan karena loe." Ammar turun dari ranjang lalu berjalan malas masuk ke kamar mandi
"oke terserah." Kevin keluar dari kamar Ammar
Ranty sudah siap berangkat untuk melihat pengumuman dikampus dimana dia dan Milla mendaftar
"ayo." Milla sudah didepan pintu "ingat jam 10 kita ada meeting." Pinta Milla
"udah dateng aja kamu emang Ibu udah bikinin kamu sarapan." Ranty seraya mengambil kunci mobilnya
"disini kan ada." Jawab Milla masih didepan pintu
"yeee." Ranty berjalan keluar dengan tas dipunggungnnya
Mereka turun dan setelah sarapan mereka pergi ke kampus, mereka tidak sabar hari OSPEK pertama besok akan mereka lalui dan berakhirlah semua masa SMA karena mereka akan kuliah
Dikampus Ammar sudah diruangan pak Ramdan
"Ammar kamu harus masuk di semester ini jangan bolos cari alesan lagi, Bapak nggak enak sama Papa kamu beliau sudah percaya kalau Bapak bisa mengotrol kamu dikampus." Pesan Pak Ramdan
"jadi karena Bapak nggak enak saja sama Papa Bapak perhatian sama saya, apa peduli Bapak anak bukan saudara apalagi." Ammar berdiri berjalan keluar dengan wajah marahnya
"bukan begitu Ammar Bapak bisa jelasin." Jelas Pak Hamdan "Ammar tunggu." Panggil Pak Hamdan tapi Ammar sudah berlalu jauh "hmmm Ammar Bapak tahu siapa kamu, kamu nggak salah." Pak Ramdan duduk kembali
"pulang ya." Ammar masuk keruang rapat senat tanpa permisi
"belum kelar tunggu dulu." Jawab Kevin
"bagi uang kalau gitu." Ammar masuk tanpa memperdulikan semua mata yang melihatnya
"oke tapi jangan ketempat yang kemarin." Kevin mengambil uang dari dalam dompetnya
"lama." Ammar mengambil cepat dompet Kevin lalu mengambil sejumlah uang "nggak tenang aja." Jawabnya lalu pergi menatap dengan mata sayunya
"oke tunggu dikantin ya sebentar lagi." Kevin mengiyakan Ammar pun pergi
"Vin Vin." Boy menggelengkan kepalanya
"hmmm." Kevin tersenyum tipis "oke kita lanjut maaf." Lalu dia duduk dan melanjutkan lagi rapatnya
"hmmm Ammar kenapa dia cuek sih coba dia kayak Kevin." Gerutu Ika
"iya kenapa sih dia dingin banget jadi cowok jadi makin penasaran sama dia." Tambah Ester
"gue juga penasaran sama dia." Ika menaikkan alisnya
"ehemmm." Rifai berdehem mendengar cewek dua disampingnya menggerutu
"iya iya Fai ihhh." Ika ketus
"tau tu kebiasaan." Tambah Ester
Dan mereka pun melnajutkan rapat mereka, diluar Ammar sekilas mengingat dia mau kemana dan pesan Kevin padanya
"ke kantin kan." pikirnya
Tanpa dia sadari dia terus berjalan padahal sepanjang dia berjalan ada banyak mahasiswa baru sedang berkumpul melihat pengumuman, sebagian cewek memperhatikannya
"pada lihat apaan sih Mil." Tanya Ranty heran karena banyak yang terlihat terpesona oleh seseorang
"itu." jawab Milla
"apaan sih perasaan nggak ada Pak Jokowi dech disini gitu amat liatnya." Tambah Ranty
"itu lihat itu yang lagi jalan." Jawab Milla lagi
"siapa sih." Ranty melihatnya dan dia melihat seseorang dengan kemeja putihnya dibiarkan keluar dengan celana bahan cukup rapi
"itu cowok kamu tahu dia anak salah satu pendiri kampus ini sampai kampus ini berstandar internasional, tahu kan." jelas Milla tapi Ranty masih memperhatikan cowok tadi yang tidak lain adalah Ammar
"dia kan." Ranty mengerutkan keningnya
"kamu sudah tahu berarti yahhh kamu jahat aku aja baru tau tadi karena baca dibuku panduan." Milla cemberut melihat Ranty tapi Ranty masih melihat langkah Ammar yang semakin jauh "Ranty." panggil Milla
"Hhahhh." Ranty kaget
"kok kamu malah ikut-ikutan terpesona sih aku kira kamu akan biasa aja seperti biasanya." Milla kesal
"bukan aku nggak gitu aku juga nggak tahu siapa dia, tapi itu coba dech." Ranty menarik tangan Milla
"apa sih." Milla mengerutkan keningnya
"coba kamu lihat dia kan cowok yang waktu itu marah-marah dibandara." Jawab Ranty
"hhhaahhaaa kamu ngaco mana ada cowok kasar serapi dia bukan ahhh ngaco kamu." Milla tidak percaya lalu mengajak Ranty kembali ke papan pengumuman
"ihhh beneran ahhh kayaknya sih." Ranty juga mulai percaya kalai itu cowok bukan laki-laki kasar yang kemarin
Setelah ada pengumuman dari pihak kampus untuk apa saja yang dipakai dalam OSPEK besok Ranty dan Milla pergi meninggalkan kampus tapi sebelum keparkiran Ranty haus dan hendak membeli minuman dikantin. Dia pergi ke kantin tanpa Milla karena Milla menerima telepon dari pelanggan
"terimakasih Bu." Ranty tersenyum setelah membayar minuman yang dia beli
Ranty berbalik karena dia sudah mendapatkan apa yang dia akan beli, saat Ranty berbalik ada tubuh kekar dibelakangnya dan dia menabraknya
"upppsss." Ranty kembali mundur
Tanpa menjawab laki-laki itu malangkah maju mendekati Ranty, Ranty dengan wajah takutnya semakin mundur tapi lelaki itu tidak memperdulikannya dia juga semakin maju menatap Ranty dengan mata sayunya yang tajam, lelaki itu yang dilihat Ranty tadi dan pakaian yang dia pakai juga masih sama dengan kemaja putihnya, awalnya Ranty takut tapi lama-lama Ranty ikut larut dalam tatapannya, dialah Ammar si dingin yang misterius
Tiba-tiba raut wajah Ammar berubah kasar matanya tajam seperti mau menelan saja Ranty yang didepannya buat-bulat
"kamu siapa kamu kenapa, Milla." Ranty mulai ketakutan tanpa bicara Ammar masih saja menatapnya dengan tatapan penuh dendam
"Kevin buruan dech loe ke kantin Ammar." Rifai terengah-engah menghampiri Kevin yang masih sibuk dengan teman-temannya
"Ammar."Kevin langsung berdiri dan berlari tanpa memperdulikan lagi karena Kevin tahu kalau Ammar mudah marah meski dengan hal-hal kecil "dia nggak ngancem orang atau ngapain gitu kan Fai." Tanya Kevin seraya berlari
"nggak kok tapi nggak tahu juga tadi ada anak yang bilang Ammar lagi mepet cewek ditembok kantin." Jawab Rifai
Dan sontak membuat Kevin menghentikan kakinya "hahhh apa cewek ngomong yang jelas hehhh." Kevin menaikkan alisnya
"iya beneran Vin tadi tu anak bilangnya gitu mana gue tahu, udah dech mending kita cepet kesana nanti Ammar nyakitin tu cewek lagi." Jawab Rifai lagi
"hehh seumur-umur baru ini Ammar gituin cewek hahhh lucu." Kevin masih masih tidak percaya dan dia pun melanjutkan langkahnya dengan cepat
"Milla." Ranty semakin ketakutan karena Ammar masih saja menatapnya tajam
Kevin datang dan "mana dia nggak ada tadi aku suruh dia disini." Tanya Kevin
"disana Vin." Salah satu mahasiswa
Dan Kevin melihat Ammar dengan satu tangannya ditembok dan tangan kanannya dipinggang ini membuat Kevin merasa aneh ini Ammar suka sama tu cewek apa rasa benci nya sama perempuan masih saja dia ingat
"Vin buruan." Teriak Rifai
"ini langka Fai coba kamu lihat." Kevin malah tersenyum
"loe gila ya buruan, sebelum dia benar-benar melakukan sesuatu." Terik Rifai pada Kevin
Kevin masih memperhatikan tingkah Ammar lama-lama Ammar mengangkat tangan kanannya seperti mau memukul cewek itu dan karena semua tahu siapa Ammar jadi semua yang ada disitu tidak ada yang berani melarangnya mereka hanya diam memperhatikan, kepalan tangan Ammar yang semakin lama mendekat dipipinya Ranty semakin ketakutan
"Milla." Ranty dengan wajahnya yang semakin takut
Kevin mempercepat langkahnya karena mendengar teriakan cewek itu
"Ammar." Kevin menarik tangan Ammar dan dia beralih didepan Ammar menghadap Ranty "maaf ya maaf kamu nggak apa-apa kan." Kevin mengerutkan keningnya dan Ranty hanya menggeleng
"loe ngapain sih ganggu aja." Ammar memberontak dan ingin kembali mendekati Ranty
"Ammar diem nggak, emmm maaf ya dia tu emang lagi pusing iya jadi maaf ya." Kevin masih meminta maaf
"apa sih Vin." Bentak Ammar lalu berjalan pergi
"Ammar tunggu aku nggak bermaksud Ammar." teriak Kevin "emmm sekali lagi maaf ya maaf benget." Kevin memohon maaf dan berlari mengejar Ammar
"gue ssstttt." Ammar memegangi kepalanya dan mengambil seputung rokok dari kantongnya dia duduk dibangku depan kantin membakarnya dan mulai menghisapnya "sssttttt." Dia menarik napas dalam-dalam
"Mar please jangan kaya gini." Kevin duduk disebelahnya
"loe tahu tadi Pak Ramdan bilang apa sama gue." Ammar seraya menghisap lagi rokoknya
"kok Pak Ramdan sih aku lagi bahas yang barusan." Kevin mengerutkan keningnya
"apa sih loe, gue males kalau harus ketemu Pak Ramdan." Ammar tak peduli lagi dengan kata-kata Kevin
"jadi tadi kamu marah sama Pak Ramdan bukan cewek tadi." Tanya Kevin
"cewek apa sih." Ammar balik bertanya
"hmmmm." Kevin mendengus kesal
"hehhhh." Ammar tersenyum tipis
"kamu suka sama cewek tadi." Tanya Kevin
"cewek mana sih." Ammar datar
"bego jangan dipelihara kenapa." Kevin kesal
"hahhhhaaa." Ammar malah ketawa kevin masih aneh melihatnya
Ada tiga mahasiswa baru yang berjalan dengan saling berbicara serius dan air yang mereka bawa tumpah mengenai Ammar, ini membuat Ammar yang mencair kembali kesal wajahnya yang marah terlihat lagi
"loe mau macam-macam sama gue." Bentak Ammar langsung menarik kerah baju anak laki-laki itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku ada karena Kau ada
RomanceSebuah kisah cinta yang penuh dengan tetesan air mata, gadis ini baik cantik mencintai pemuda yang mempunyai kelainan saraf Cinta yang mulai tumbuh harus terpisah karena suatu hal Apa kah mereka bisa bertemu kembali dan bagaimana dengan cinta mereka...