“lalu apa.” Balas Ammar kasar dan hendak memukul Alex
“ayo pukul ayo mana yang kamu suka ayo.” Alex memasangkan wajahnya didepan Ammar “ayo pukul Ammar ayo.“
“huhhh.” Ammar menyandarkan tubuhnya membuang napas kasar “buat apa aku marah aku bukan manusia lagian hidup ku nggak punya tujuan aku pantas memikirkan cinta apa itu cinta.” Ammar kasar
“lihat aku tatap aku.” Alex kembali menarik wajah Ammar “kamu itu manusia yang bisa membahagiakan orang yang kamu sayang bangkit Ammar ayo buktikan orang yang kamu sayang bangkit Ammar ayo buktikan.” Menangkup wajah Ammar
“buat apa.” Ammar tersenyum
“aku mau kamu bangkit tunjukkan kalau kamu itu bisa.” Alex memeluk Ammar dan Ammar hanya diam
Malamnya Ammar keluar tanpa sepengetahun Alex dan keluarganya, dia pergi ke club malam yang biasa dia datangi dulu tak lama dia sudah kembali membawa dua kaleng alkohol, dia melajukan motornya ke lapangan basket
Ammar duduk bersandar dipagar besi lapangan membuka kaleng minumannya lalu meminumnya dia memejamkan matanya saat mencoba menelannya
“sssttt.” Seraya memaksa menelannya setelah dia rasa yakin dia meminumnya sampai habis “hmmm.” Dia tersenyum “uuhukkk.” Dia terbatuk ada darah yang keluar “aku mu mati asal aku lihat kamu bahagia dengan pilihan kamu “hgremmzzz.” Dia berdehem bukannya menghentikan minumya Ammar membuka lgi minumannya dan meminumnya lagi
Setelah habis Ammar pulang meski pandangannya kabur dia tetap melajukan motornya, Ranty duduk memeluk gulingnya memegangi bunga mawar yang tadi siang diberikan Alex
“kenapa jadi nggak enak sih rasanya ada apa sih, Ya Allah lindungi siapa pun yang dekat dena hamba mu ini aamiin.“ batin Ranty
Alex yang sedang sibuk dengan laptopnya tiba mendengar suar motor yang sangat keras
“Ammar.” dia langsung menghentikan tangannya dan berlari keluar
“ssttttt.” Ammar memegangi kepalanya
“Ammar.” teriak Alex dia langsun berlari membantu Ammar yang tersungkur dibawah motornya “Pa tolong.” Teriak Alex Papa dan Mamanya yang terpaku langsung berlari “kamu darimana sih sudh dibilang istirahat.”
Papa nya datang dan mengangka motor menjauhkannya dari Ammar
“kok kamu keluar sih Ya Allah.” Papanya membantu Alex
“ssstttt.” Ammar meringis
“astagfirullah.” Mamanya menangis “Alex kepalanya berdarah itu Pa.”
“kita kerumah sakit.” Alex mengangkat tubuh Ammar dipunggungnya
“nggak usah dirumah saja punya obat kan nggak ada yang sakit kok.” Pinta Ammar lemah
“kerumah sakit aja.” Tambah Alex
Karena Ammar yang bersi keras menolak akhirnya semua menurutinya karena tidak mau Ammr yang semakin lemah, semua sibuk menolong Ammar setelah Ammar baikan
“kamu kemana sih, bilang ada apa cuma ada aku disini.” Pinta Alex lembut
“nggak ada kok.” Jawab Ammar memejamkan matanya
“kamu minum kan Mar berapa kali aku bilag jang sentuh lagi cukup.” Alex terduduk dengan kasar
“aku nggak minum.” Jawab Ammar menutup wajahnya dengan selimut
“kamu fikir aku anak kecil yang tahu aroma minuman Ammar kamu tahu siapa aku.” Jawab Alex
“aku mau sendiri.”Ammar dibalik selimutnya
“oke aku pergi tapi minum dulu obat nya.” Alex membuka selimut Ammar, Ammar duduk dengan malas dan menerima beberap tablet obat dari Alex “ayo minum.”
“iya.” Ammar menelannya lalu minum “puas.” Ammar membulatkan matanya
“puas.” Jawab Alex tersenyum
Ammar duduk dibawah pohon yang cukup rindang
“Kak.” Ranty datang membawa bunga ditangannya
“haii.” Ammar tersenyum
“sudah lama maaf ya.” Ranty duduk disampingnya
Ammar memegang tangan Ranty lalu menciumnya lembut
“aku kangen sama kamu.” Membelai lembut wajah Ranty
“Kakak kemana aja.” Tanya Ranty
“aku minta maaf sama kamu kalau waktu itu aku.” Ammar menatapnya
“ssuttttt.” Ranty meletakkan telunjukya dibibir Ammar “sudah ya.”
Ammar memeluknya “mungkin aku memang laki-laki terbodoh yang tidak bisa mengontrol emosiku sendiri.”
“Kak sudah.” Ranty membelai lembut punggung Ammar
“aku sayang sama kamu.” Ammar masih memeluk Ranty
Ammar melepaskan pelukannya menatap mata Ranty dan Ranty juga membalasnya, Ammar semakin dekat dengan Ranty saat semakin lama semakin dekat Ranty menutup matanya dan Ammar mencium lembut kening Ranty
Ranty membuka matanya dan Ammar menempelkan keningnya dikening Ranty
“aku mau kamu selalu ada dalam setiap hembusan napas ku.” Ammar dengan keseriusan dimatanya dan Ranty tersenyum
“aku sayang sama kamu Kak.” Pinta Ranty lembut tapi tiba-tiba
“sayang bangun mau kuliah apa nggak.” Terdengar suara mamanya dan membelai lembut kepalanya
“emmm.” Ranty perlahan membuka matanya
“haiii sudah baikan kan.” mamanya tersenyum
“Mama.” Ranty langsung duduk “kok mama ada disini mana Kak.” Ranty membulatkan matanya
“Kak apa Kak Ridwan dirumahnya lah siapa.” Tanya Mamanya
“emm nggak kok.” Ranty tersenyum
“terus tadi ngigau sayang sama kamu Kak siapa nih Kak yang mana.” Mamanya tersenyum menatapnya aneh
“ihhh Mama kalau kata anak-anak kepo dech sudah ahhh mau mandi.” Jawab Ranty merona lalu turun dari ranjangnya
“yahh kok gitu jawab sayang Kak yang mana kamu lagi jatuh cinta syukurlah kalau kamu sudah lupa sama Ammar dan menatap hidup mu lagi kedepan.” Pinta Mamanya
“Mama sudah ahh ntar telat mandi dulu ya.” Ranty mencium pipi Mamanya lalu masuk kekamar mandi “masih kok Ma aku nggak bisa lupain Kak Ammar dia begitu spesial buat ku.” Ranty didepan pintu menatap Mamanya lalu masuk
Ammar tengah menggigil dikamarnya “sssttttt hmmmm.” Dia menghembuskan napas kasar “Ranty ssttt hmmmm.“
“dia ada didalam kan.” tanya Kevin pada Alex yang ada dalam kamarnya “Assalamualaikum adik kecilku.” Kevin membuka pintu kamar Ammar
“sstttt hmmmm ssttttt.” Ammar merintih
“heiii bangun sudah pagi ayo kelur.” Kevin membuka selimut Ammar dan “Ammar kamu kenapa.” Tanya Kevin kaget karena Ammar terlihat tengah menggigi
“hmmmm sssttttttt.” Ammar tanpa menjawab dia menggigi kedinginan
“kamu sakit.” Kevin melihat wajah Ammar “Ya Allah kamu kenapa jatuh ya.” Tanya Kevin melihat kening Ammar yang merah “kerumah sakit ayo.” Kevin membantu Ammar duduk
“walaikumsalam nggak usah ssstttt hmmmm ambilin minum aja haus.” Jawab Ammar
“kamu abis minum ya.” Tanya Kevin
“minum.” Jawab Ammar
“Ammar kamu.” Kevin mengambil air dimeja Ammar lalu memberikan pada Ammar “jangan sentuh alkohol lagi sih jauhi Ammar jauhi.” Kevin meletakkan lagi gelas itu dimeja
“aku nggak minum kok kemarin beli aja.” Jawab Ammar berbaring lagi
“bandel sih beli pasti diminum sama aja Ammar kamu tuhhh.” Kevin menyelimuti tubuh Ammar
“apa kabar mana oleh-olehnya abis dari bali kan.” tanya Ammar tersenyum
“mana ada oleh-oleh kalau aku khawatir gini ayo kerumah sakit.” Jawab Kevin
“kamu kan obatnya pasti sembuh.” Ammar memegang tangan Kevin “Kakak Kevin mana oleh-olehnya.” Ammar memelas seperti anak kecil yang minta jajan pada Kakaknya
“hmmm.” Kevin tersenyum “kamu tu seneng banget sih bikin aku senyum meski keadaan kamu genting.” Mata Kevin berkacaa-kaca
“benci ahh.” Ammar melepaskan tangannya
“benci kenapa hreemmzz.” Kevin mengerjapkan matanya
“tiap dibikin senyum malah mau nangis.” Ammar datar
“karena aku sayang sama kamu.” Balas Ammar
“kan aku belum mati kenapa ditangisi nanti aja yahhh meski aku nggak mau kamu nangis waktu aku pergi nanti.“ pinta Ammar menatap Kevin
“nggak ada yang pergi semua akan terus bersama ku.” Kevin cepat menanggapi kata-kata Ammar
“tapi manusia bakalan mati semua kali.” Ammar tersenyum
“ya tapi nanti.” Kevin memukul pundak Ammar
“hmmm.” Ammar mengeratkan giginya
Satu hati terlewatkan dua tiga dan tidak terasa sudah hampir dua tahun terlewatkan, Ranty belum juga tahu kalau Ammar ada di Indonesia. Hari ini Ranty sudah siap berangkat ke acara wisudanya
“cantiknya anak Mama.” Mamanya memeluknya dari belakang
“Mama.” Ranty berbalik badan
“selamat ya sayang ternyata anak Mama sudah makin dewasa sekarang sudah mau wisuda S1 aja padahal baru kemarin Mama gendong-gendong sayang.” Mamanya berkaca-kaca
“Mama.” Ranty memeluknya “maafin Ranty ya kalau selama ini Ranty sibuk dengan urusan Ranty perginya pagi pasti pulangnya malam.”
“nggak apa-apa sayang itu kan demi masa depan kamu malahan Mama bangga kamu bisa mandiri.” Balas Mamanya
“Mama sudah ahhh jangan bikin nangis kit harus senyum ini hari bahagia Ranty wisuda Ma.” Ranty melepaskan pelukannya
“iya sayang Mama bahagia kok melihat anak Mama yang paling imut ini sudah S1 sekarang ayo Papa sudah menunggu.“ balas Mamanya
Kevin masuk ke kamar Ammar “selamat pagi Om ganteng.” Kevin membawa anaknya
“pagi ganteng.” Balas Ammar, Ammar tersenyum diatas kursi rodanya, kursi roda ya Ammar sekarang lebih banyak berjalan diatas kursi roda karena semakin lemahnya keadaan fisiknya. Akhir-akhir ini Ammar sering tiba-tiba demam jika kecapean meski kadang dia nekat pergi sendiri ketempat yang dia mau, bahkan dia masih sesekali masih mengalami hematemesis. Tapi anehnya fisiknya yang lemah tidak mengurangi postur tubuhnya dia masih sama seperti dulu sakit nya tidak terlihat pada bentuk fisiknya
“Om lagi apa mau dong digendong Fatir nya.” Kevin memberikan anaknya dipangkuan Ammar
“heii apa kabar sayang kemana aja kok nggak kesini sih.” Ammar mencium lembut pipi Fatir
“Om kerumah yok mumpung masih pagi.” Kevin duduk berjongkok didepan Ammar membelai si kecil Fatir yang tersenyum menatapnya
“mau tapi Fatir bisa nggak dorong Om hmm bisa nggak.” Ammar mencium Fatir
“sampai kapan kamu sembunyi.” Tanya Kevin
“hmm.” Ammar mengerutkan alisnya
“sampai kapan kamu menyembunyikan diri kamu sampai kapan kamu bohongi perasaan kamu sendiri.” Tanya Kevin lagi
Ammar tersenyum karena Fatir membelai jambangnya “apa hahh, emmm apa aku masih pantas buat dia.” Tanya Ammar seraya mencium lembut pipi si kecil Fatir
“kalau dia tidak menunggu mu pasti dia sekarang sudah menikah atau seenggaknya dia punya pacar tapi nggak ada.“ pinta Kevin
“mungkin dia dijodohkan atau apa kemarin Dokter Ridwan bilang kalau dia mau adiknya menikah saat selesai S1 nya.” Balas Ammar
“itu kata Dokter Ridwan bukan dia kan yang ngomong.” Kevin berdiri dan duduk ditempat tidur Ammar
“aku merasa hidupku tidak akan lama aku nggak mau membuatnya semakin sedih aku mau dia selalu tersenyum meski tanpa aku.” Ammar memeluk Fatir
“tapi kebahagiaan nya aku yakin dia harapkan sama kamu buktinya tanpa dia tahu aku sering mendengar dia bicara sama Milla dan bertanya keadaan kamu kamu dimana menikah belum ayo lah temuin dia aku yakin kalian berjodoh.” Tambah Kevin
“hmmm.” Ammar tersenyum
“hari ini dia wisuda kamu mau temuin dia.” Pinta Kevin
“emmm aku belum siap.” Jawab Ammar
“sampai kapan kalau kamu tidak meyakinkan diri kamu sendiri.” Tanya Kevin memegang pundak Ammar
“suatu saat aku pasti temuin dia.” Jawab Ammar “Fatir nanti kalau kamu besar jangan sampai kamu seperti Om mu yang bejat ini ya kalau Om sudah pergi jaga Ayah kamu untuk Om ya.” Ammar mencium lembut wajah Fatir dibeberapa bagian
“kamu nggak akan pergi.” Kevin memeluknya dari samping “kamu akan jaga Fatir sama aku Fatir akan jaga kamu juga seperti aku jaga kamu.”
“hmmm iya.” Ammar tersenyum “emm Milla wisuda juga kan.” tanya Ammar mencoba mencairkan suasana
“hremmzzz iya.” Jawab Kevin serak
“kok masih disini kamu nggak siap-siap hmmm.” Ammar menangkat Fatir dan Fatir tersenyum “hmmm baru tiga bulan sudah berat ya hmmm mam-mam apa sih.”
“kita sudah siap kok itu Milla didepan.” Jawab Kevin
“iya kah.” Ammar menoleh
“iya itu sama Mama kamu.” Tambah Kevin seraya membersihkan air matanya
“kamu tu udah jadi bapak masih aja cengeng.” Ammar tersenyum “malu nih sama jagoan.”
“hmmm.” Kevin tersenyum “ikut ya.” Pinta Kevin
“ya sudah sana keluar dulu nanti aku keluar.” Balas Ammar
Setelah Kevin keluar Ammar bersiap dia tidak mau mengecewakan Kevin dia akan datang dihari bahagia istrinyaa itu
“bawa kursi nya nggak.” Tanya Kevin kembali masuk
“nggak kok kuat nanti kan juga duduk disana.” Jawab Ammar yang sudah siap
“ya sudah kalau ngrasa nggak enak buruan ngomong ya soalnya Alex udah pergi jemput Chika katanya.” pinta Kevin
“iya siap.” Jawab Ammar tersenyum
Setelah sampai dikampus Ammar yang hendak turun mengurungkan niatnya karena tiba-tiba Ranty menghampiri Milla dan menggendong Fatir, Ammar menatap Ranty
“betapa indahnya ciptaan MU Ya Allah.” Batin Ammar seraya tersenyum
“ini kan parfum Kak Ammar.” batin Ranty setelah mencium Fatir
“kamu sudah dari tadi.” Tanya Milla
“kayaknya paling rajin ne Tante.” Tambah Kevin
“emm nggak kok baru saja terus kumpul sama yang lain.” Jawab Ranty “ganteng mau ikut wisuda Bunda ya hmmm wanginya.” Ranty mencium lembut Fatir
“jangan bilang dia masih ingat parfum Ammar.” batin Kevin
“emm Mill ada air nggak haus nih.” Tanya Ranty
“emm ada dimobil ambil aja.” Milla dengan menerima Fatir
“sini sama aku aja.” Pinta Kevin
Ranty berjalan membuka pintu Ammar buru-buru duduk disela-sela tempat duduk mobil
“haduhhh Kevin kamu lupa apa sengaja sih.” Ammar menggerutu pelan
“dimana sih.” Ranty mencari dan tanpa dia sadari tangannya sangat dekat dengan hidung Ammar membuat Ammar menahan napas berharap agar Ranty tidak tahu keberadaannya
“ada nggak.” Tanya Milla menghampiri
“iya ne ada.” Jawab Ranty mengambil air minum Ammar
“jangan ambil aku sakit.” Batin Ammar hendak menahan “nggak jangan aku nggak bisa menahannya pasti dia akan tahu aku disini.” Ammar prustasi lalu membiarkan air minumnya diambil Ranty
Milla yang baru ingat menghampiri Kevin “Kak kan ada Ammar didalam.” Milla sambil melihat Ranty menutup pintu mobilnya
“astgfirullah.” Kevin baru ingat “aku lupa gimana ini.” Kevin khawatir
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku ada karena Kau ada
RomanceSebuah kisah cinta yang penuh dengan tetesan air mata, gadis ini baik cantik mencintai pemuda yang mempunyai kelainan saraf Cinta yang mulai tumbuh harus terpisah karena suatu hal Apa kah mereka bisa bertemu kembali dan bagaimana dengan cinta mereka...