Ninth : Just be Friend?

170 6 0
                                    

Sesampainya di Indomaret Leo segera menyusuri setiap tempat berharap menemukan sahabatnya itu.

Terlihat Marcell sedang duduk santai di pojok Indomaret sambil sibuk menatap ponselnya. Marcell belum menyadari kehadiran kedua sahabatnya itu.

"HALOO BABI HUTANKUU!!" pekik Leo sambil duduk didepan Marcell. Dan berhasil membuat Marcell kaget.

"E-eh lo kok? Lah? Kenapa bisa sampek sini?" Marcell gelagapan melihat kedua temannya dengan santai duduk didepannya.

"Cel, lo tau tai gak? Mirip gitu sama lo ya. Gue sama Leo sibuk nyari lo kesana sini sampe gue nangis. Eh taunya lo balik duluan. Monyet kunyuk emang lo najis" umpat Siska habis-habisan sambil menatap Marcell sebel.

"Kesel ga? Eh aturan seneng dong! Kan bisa berduaan mesra eaa eaa" goda Marcell dan berhasil membuat Leo kikuk. "Ciee salting ciee"

"Mati aja lo dapet beras entar" ucap Siska sambil berjalan memasuki Indomaret untuk sekedar membeli minuman dingin dan cemilan lalu kembali ke tempatnya lagi.

"Eh gue pengen cerita ke elo pada masa" ucap Marcell tiba-tiba serius.

"Apaan?" ucap Leo dan Siska bareng dengan lafal dan intonasi yang sama.

"Gila sehati ya lo. Eh eh masa ya kemaren pas gue abis beli pembalutnya tante Meri di toko sebelah rumah, gue ketemu sama pak haji Sulaiman.."

"Yaterus?" ucap Leo dan Siska bareng dengan intonasi yang sama lagi.

Marcell menyeritkan dahinya bingung. Kenapa kedua sahabatnya ini bisa kompak dari tadi. Apa jangan-jangan udah di rencanain? Atau jangan-jangan jodoh?

"Yaudahsih gausah barengan gitu kayak padusa aja. Masa pak haji Sulaiman tiba-tiba bilang ke gue kalo dia sebenernya pengen jodohin gue sama Tania, cucu kesayangannya yang kutu buku banget itu. Tapi gara-gara gue gak kayak anak-anak santrinya jadi gak jadi" jelas Marcell panjang lebar sampai air liurnya kemana-mana.

"Mau ketawa.." ucap Leo.

"Bego gue seriusan juga!"

"Lagian lucu. Masa lo sama Tania. Nanti kencannya ke perpus mulu sampek bola mata lo lepas gara-gara baca buku mulu. Sumpah pengen ngakak" ucap Siska sambil menahan tawanya mati-matian. Bahkan Leo sudah tertawa ngakak.

"Elah gue juga ogah sama Tania kali. Mending gue sama elo. Sis!" ucap Marcell sambil melirik Leo yang masih sibuk dengan tertawanya. Lah(?)

Leo menatap Marcell tajam seolah berkata "bentar-lagi-lo-mati-brother!"

Marcell tertawa lepas sambil melihat Siska yang wajahnya mulai blushing. Marcell menyadari Siska suka sama dia. Tapi dia tetap kekeuh untuk menyomblangkan kedua sahabatnya itu. Leo dan Siska. Dia menyadari kalau Leo menyukai Siska sejak kelas 1 SMA. Semacam cinta segitiga gitu ya? Elah ribet.

"Cel?" ucap Leo tiba-tiba.

Marcell merasa tidak enak atas perkataannya tadi. Dia takut Leo akan mengomelinya habis-habisan.

"Mau marah? Elah cowok baperan kayak bocah" ucap Marcell sambil menatap layar ponselnya.

"Gue? Marah? Ngapain coba bego banget. Gue mau bilang. Kemaren gue ketemu Silvi" ucap Leo santai.

"DEMI?! SERIUS?! KOK BISA SIH?! HEH?!"

"Ya bisa dong. Leo gitu lochhhh"

"Mau muntah dengernya. Serioulsy" ucap Siska sambil meneguk minuman dingin yang ada di tangannya.

Entah kenapa, mendengar nama Silvi membuat jantung Marcell bekerja tidak sesuai aturan. Nafasnya pun terasa berat. Marcell terdiam sambil menunduk. Melihat beberapa history chat nya dengan Silvi.

"Jadi gue tau alasan Silvi gak jadi ikut kita. Dia tuh kemaren waktu nunggu temennya di dekat villa sini tiba-tiba dia di jambret lah uangnya ilang untung hapenya gak diambil. Terus dia mau ngabarin lo katanya takut ganggu suasana liburan lo. Makanya dia jalan sampek villa. Dia sih gak tau kalo lo ada di villa itu. Macem sinetron aja gila. Terus kemaren gue suruh ikutan eh dia dijemput temennya yaudah doi balik deh. Tamattt"

Marcell dan Siska yang mendengar penjelasan Leo hanya bengong dan menganga. Leo dengan fasih menjelaskan sambil tangannya bergerak kesana-kemari. Udah mirip pak ustadz Maulana yang jamaah! Oey jamaah! Itu.

"Yakali bego banget kenapa lo gak mau maksa dia? Lo gak nanya alamat dia? Dari tadi hapenya gue hubungin gak aktif. Gue kira dia kenapa-kenapa" ucap Marcell panik.

Siska hanya melirik dari ujung matanya. Sahabatnya itu sangat khawatir dengan Silvia yang bahkan mereka kenal di fakeworld.

"Gue mau balik. Capek! Lo pada masih mau disini?" ucap Siska sambil membereskan barang-barangnya.

"Gue anterin. Mau gak?" ucap Leo semangat sambil memakai jaketnya.

Marcell yang tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini ikut andil dalam rencana dadakan Leo ini. Marcell mengaku dia sudah disms tante Meri untuk pulang sekarang karena saluran WC lagi mampet. Padahal kenyataannya tante Meri sama sekali gak sms Marcell.

"Yaudahsih dianterin sama mas Leo tercinta aja. Gue mau balik disuruh tante Meri manggil tukang sedot WC. Bay" Marcell segera meninggalkan kedua sahabatnya itu lalu bergegas pergi menaiki motornya.

"So? Balik nih?" ucap Leo sambil mengangkat satu alisnya seperti om-om pedo!

"Iyalah balik. Masa mau ke pasar!"

"Oke. Ayok!"

Di perjalanan, Marcell tidak fokus karena yang ada di otaknya hanya Silvi. Dia bingung kenapa Silvi melakukan ini padahal Marcell sangat mengharapkan untuk bertemu dengannya.

Tidak fokus, Marcell tidak sadar bahwa ada truk yang sedang berhenti di depannya. Marcell tersungkur jatuh dari Motornya. Jaraknya lumayan jauh sehingga membuat kaki Marcell retak. Banyak warga bergerombol untuk sekedar melihat keadaan Marcell sampai ada satu warga yang menopang Marcell untuk segera membawanya ke rumah sakit.

"Makasih pak haji sudah antar keponakan saya ke rumah sakit. Dia emang bandel banget. Aturan gak usah ditolongin tadi" ucap tante Meri yang sudah di hubungi oleh H.Sulaiman.

"Sama-sama mbak Meri. Kita sebagai umat beragama harus saling tolong-menolong. Kalau gitu, saya mau permisi dulu. Mau ke masjid"

Setelah berbincang dengan tante Meri, H.Sulaiman pun berpamitan untuk pulang. Leo dan Siska juga sudah stay diruangan Marcell. Namun Marcell belum juga sadar akibat obat tidur yang diberikan dokter.

"Kalian jagain Acell dulu ya. Tante hari ini ada acara sih sama temen-temen. Bentar aja serius! Ya yaa?" ucap tante Meri dengan puppy eyes andalannya.

"Iyaa tanteeee sante aja kita bakal jagain Marcell kok. Gausah panik resah dan gelisah serta gundah gulana" ucap Leo yang terlihat seperti 'mengusir' tante Meri.

Setelah berpamitan, tante Meri segera meninggalkan rumah sakit dan menuju rumah temannya. Leo dan Siska sudah diberi beberapa uang jika Marcell minta makanan yang aneh-aneh.

"Bangun babi hutan. Tidur mulu kayak putri tidur" ucap Leo sambil menggerakkan tangan Marcell. "Galau mulu sih, sampek truk aja ditabrak. Sedih gue liatnya"

Siska melihat keadaan Marcell dengan pilu. Dia mencoba untuk menyembunyikan kesedihannya didepan Leo karena dia tidak mau melihat Leo khawatir.

"Gue keluar dulu Sis mau beli makanan. Bentar kok. Jagain Acel ya" ucap Leo lalu pergi ke kantin rumah sakit.

"Bangun Cel, bangun! Lo gak sayang sama gue apa? Bangun dong Cel" ucap Siska sambil menangis sesenggukan. Bahkan dia tidak ada nyali untuk melihat wajah Marcell.

"Gue sayang banget kok sama lo Sis, sayang banget. Lo kan temen gue. Masa gue gak sayang sama lo" ucap Marcell yang berhasil membuat Siska hampir jantungan.

"Temen ya Cel? Eh iya kita kan temen"
Siska mencoba meyakinkan Marcell sambil menghapus air matanya dengan kasar. Berharap Marcell tidak melihat dia sedang menangis.

*****
Jadi gue bingung ini alur ceritanya gimana. Makanya kalo ceritanya gak nyambung mohon dimaklumin aja. Vomment pls.

ROLEPLAYERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang