“Renfield!”. Dia memanggilku. Seseorang yang bersandar di bawah pohon memakai kaus lengan panjang berwarna kelabu. Sebenarnya, dia bukan ‘seseorang’ karena dia bukan makhluk hidup. Aku menoleh.
“Bagaimana harimu?”
“Apa maumu, Tom?”
“Ayolah, jawab”
“Seperti biasa. Suram tanpa hal yang menarik”
“Kau selalu saja”
Kami berjalan bersama menuju bangunan lusuh yang kami sebut rumah.Aku hidup sendiri. Tanpa orang tua. hanya kami berdua. Aku, dan Tom. Ibuku dipenjara karena dia membunuh ayahku. Kau bertanya mengapa dia membunuh ayahku? Sederhana saja. Wanita selalu minta jatahnya lebih banyak dari orang lain. Hal kecil, bukan? Begitulah keluargaku. Aku tak punya saudara. Pamanku tinggal tak jauh dari sini. Tetapi tetap saja, dia memperlakukanku seperti budaknya.
“Tom, nanti sore aku ke rumah paman”
“Lalu, apa hubungannya denganku?
“Jaga rumah saja”
“Kau yakin masih ingin bekerja dengan pamanmu yang mengerikan itu?”
“Pikirlah secara logis, Tom. Kau kira aku bisa bertahan hidup tanpa makanan sepertimu?”
“Tetapi, masih banyak pekerjaan lainnya diluar sana!”
“Huh. Tak sebanyak uang penghasilan dari pamanku”
Tom terdiam cukup lama. Sebaiknya aku segera tidur. Memulihkan energi untuk sore nanti.
“Sial! Aku terlambat!” aku segera mengganti pakaian. Bersiap menuju rumah paman. Mengerjakan pekerjaan kotornya. “Aku, pergi dulu, Tom” aku berpamit pada Tom. Tom melambaikan tangan. Aku segera berlari menuju rumah paman. Kalian lihat saja nanti. Apa yang dilakukan paman bila aku terlambat seperti ini.
“Hey, dari mana saja kau?! Ini sudah ke tiga kalinya kau terlambat!”“Maafkan aku, paman”
“Dan kau sudah ke tiga kalinya meminta maaf padaku! Hey, Rico!”
Pamanku memanggil anak buahnya, Rico. Rico mendekat padaku. Senyuman diwajahnya membuatku muak. Dia mengepalkan tangannya dan memukul keras tepat pada wajahku. Hidung dan mulutku berdarah. Setidaknya Rico melakukannya tiga kali. “Oh! Sungguh nikmat, bukan! Mendapati darah dari sang kuat ini!”. Seluruh pekerja tertawa keras. Lucu sekali. Kata katanya mengingatkanku pada Vampir. Makhluk buas yang bisa menaklukan Rico yang lebih rendah dari binatang manapun. “Kau terlambat lagi, pisau ini akan mendarat tepat di matamu” ancam paman. Menurut kalian ini kekerasan, tetapi menurutku inilah ‘makan malam’-ku sehari hari. Pamanku bandar narkoba. Tak heran dia sungguh keras dari apapun. Tetapi derajatnya lebih rendah dari sampah!
Beginilah kehidupanku. Seandainya ayah masih hidup. Paman tak akan seperti ini. Aku juga bisa menghabiskan seluruh waktuku dengan ayah. Ayahku kapten kapal. Walau keras, dia sungguh baik. Ibuku membunuhnya 7 tahun yang lalu. 3 minggu lagi, ibuku lepas dari sel penjara. Aku rasa itu waktu yang tepat untuk lari dari kehidupan ini.
Perjalanan pulang aku bertemu teman sekolahku. Sebenarnya, bukan teman. Mereka adalah orang orang yang pantas untuk mati (kurasa). “Hey, bukankah itu Renfield, anak miskin?”. Aku hanya melangkah menjauh. Tetapi salah satu dari mereka melempari batu hingga kepalaku berdarah. Pening menyerangku. Aku tak bisa melihat dengan jelas. Mereka tertawa. Tiba tiba, Tom ada disebelahku. “Maafkan aku, Renfield. Aku pinjam tubuhmu sebentar”. Aku tak mengerti. Detik itu juga, dia memasuki tubuhku. Jiwaku tertukar dengan jiwa Tom. Aku bisa melihat tubuhku dari sini. Dengan tubuhku, Tom mendekati anak berandalan itu. Mengepal tangan lalu memukul salah satu dari mereka tepat di perutnya. Perkelahian dimulai. Tentu saja Tom yang menang. Aku pernah melihatnya bertengkar dengan makhluk yang sekelas dengannya. Sesaat setelah Tom meninggalkan jasadku, jiwaku terhisap oleh jasadku.
“Tom, apa kau gila?!”
“Seharusnya kau berterimakasih, bodoh!”
“Tentu saja, tetapi yang kau pakai itu jasadku!”
“Sudahlah! Lagi pula kau tak bersekolah lagi, bukan?”
Aku terdiam.
“Yasudah. Mari kita pulang”
KAMU SEDANG MEMBACA
The Contract
VampireKetika kau menanyakan apakah aku percaya dengan hantu dan semacamnya, maka aku percaya. Mereka ada disekeliling kita. Vampir? ya! Mereka ada. Tetapi entah mengapa mereka tidak mewujudkan diri mereka. Mungkin karena dunia tak seperti dulu. Aku marah...