Tiga

1.1K 42 0
                                    

You need to have a little faith. Not everyone you love is going to leave you.
(The Sisterhood of The Traveling Pants #2)

Ricko berdiri di depan cermin yang menampakkan bayangan dirinya yang kelelahan. Ia mencuci muka dengan air yang mengalir di wastafel. Latihan tadi benar-benar menguras energi. Ia mengelap wajah dengan handuk, kemudian bergegas menuju tempat tidur. Sambil menatap langit-langit kamar, pikirannya tertuju pada batinnya yang kian bergejolak.

Ricko sadar dirinya jatuh cinta, tapi masih trauma dengan masa lalu yang menggoreskan kenangan kelam. Kepercayaan dirinya pernah runtuh, dan sekarang masih dalam proses pemulihan. Ia belum sepenuhnya kembali menjadi dirinya sendiri. Ia butuh suatu kekuatan untuk membalaskan dendamnya. Kekuatan yang akan membuktikan bahwa dirinya berhak mendapatkan cinta.

Senyumnya selalu keruh bila mengingat masa lalunya yang pedih.

"Kamu nggak pantes sama Aninda! Kamu nggak bisa ngelindungin dia!" Umar mendorong Ricko kuat-kuat.

Tak ada jawaban yang keluar dari mulut Ricko, selain tangis yang membuat ingusnya menyesakkan napas. Ia tak berani melawan Umar. Dirinya terlalu lemah menghadapi Umar dan teman-temannya.

"Aninda sukanya sama aku. Dia nggak suka kamu. Bocah ingusan, pendek, jelek!" Sindir Umar yang terbakar marah besar.

Umar tahu Ricko bermaksud "menembak" Aninda. Sudah lama Umar tahu Ricko suka Aninda. Di tengah jalan Umar dan teman-temannya menghadang Ricko untuk melabraknya.

Ricko masih tersungkur lemah di tanah, tak berani menatap mata Umar yang penuh amarah. Rasa kecewanya pada Aninda mulai tumbuh, tapi rasa sukanya pada Aninda juga kian kuat. Ia benar-benar merindukan gadis kecil itu.

"Awas kalau kamu berani deketin Aninda. Dasar cowok lemah!" Umar cs kemudian pergi meninggalkan Ricko seorang diri. Meninggalkan dendam dan luka yang diam-diam tersimpan dalam di hati Ricko.

Ricko terus berangan-angan tentang gadis kecilnya dulu. Aninda yang sekarang masih seperi Aninda yang dulu ia kenal. Aninda yang ceria, Aninda yang selalu membuat orang-orang tertawa. Hanya saja Aninda tak perlu lagi melindunginya. Sepantasnyalah sekarang aku yang melindunginya, batin Ricko mantap.

***

Napas Yasmin memburu, matanya tak bisa ia pejamkan. Padahal jam dinding sudah menunjukkan pukul satu pagi. Keringat dingin menetes di kening, perasaan bersalah dan menyesal merayapi hatinya. Pikiran buruk selalu melintas dalam kepalanya. Apa yang telah kulakukan? Aninda pasti marah padaku kalau sampai tahu, batin Yasmin lemas. Ia merapatkan selimut, kemudian tertidur dengan mimpi-mimpi yang terus menghantuinya.

***

Restiana menyelesaikan halaman terakhir novel yang begitu menghanyutkan perasaannya. Ia melepas kacamata, kemudian merebahkan tubuhnya di kasur. Sebelum tidur, ia selalu merogoh bawah bantal, sejenak menatap foto yang disimpannya di situ. Foto dirinya dengan Ricko saat pesta ulang tahunnya. Senyumnya mengembang bila menatap Ricko. Ada begitu banyak rasa yang ingin ia sampaikan pada Ricko, hanya saja ia terlalu takut mengungkapkannya.  Besok aku harus curhat sama Aninda, tekadnya dalam hati.

***

Aninda kaget bukan main ketika mendapati Vigo menjemputnya pagi-pagi sekali.

LolipopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang