Enam

724 25 0
                                    


This is the problem with getting attached to someone, when they leave you, you just feel lost.
(The Social Network)

Bulan September tiba. Itu tandanya satu minggu lagi akan diadakan pensi yang menjadi puncak peringatan ulang tahun ke-40 SMA Harapan Jaya. Mengingat sedang musim hujan, acara kali itu diadakan di aula SMA yang telah dipermak sedemikian rupa sehingga mirip hall istana. Persiapannya memang dicicil sedikit demi sedikit, meskipun acaranya masih seminggu lagi. Maklumlah, anak-anak dekor kan harus sekolah juga.

Apalagi sekarang sedang ada bazar. Biarpun pengisi stan kebanyakan dari luar sekolah-stan penerbit ternama, toko buku, sepeda santai, sepeda motor, perusahaan HP dan jaringan seluler, pemerhati lingkungan hidup, makanan dan minuman-tetap saja pengurus OSIS dan panitia ulang tahun kerepotan. Pihak sekolah berharap bazar tersebut mendorong para siswa berpikir lebih kreatif dalam menyongsong masa depan mereka.

Kebanyakan para cewek genit menghabiskan waktu di stan kosmetik dan perawatan wajah. Para cowok berlabel metroseksual juga tak mau kalah dengan para cewek genit itu dengan ikutan nimbrung di situ. Bagi Marsya dan kedua dayang setianya, stan kosmetik dan perawatan wajah adalah surga.

"Sya, ini produk terbaru, kan?" Jerit Syifa girang melihat seperangkat alat kosmetik yang sedang tren di kalangan artis.

Mata Marsya membulat. "Wah, bener, Syif! Beli yuk! Diskon lima puluh persen, lagi."

"Aku juga mau beli!" Merli tak mau kalah dengan kedua temannya.

Alhasil, mereka bertiga keluar dari stan dengan menenteng tas kertas kecil. Senyum puas mereka merekah bersamaan. Masing-masing meniatkan diri menjadi yang tercantik di antara yang paling cantik pada malam pensi nanti.

***

Satu hari sebelum pensi, SMA Harapan Jaya digegerkan dengan wajah trio cheerleader. Semua syok, termasuk Aninda.

Saat itu Aninda sedang berada di bilik toilet. Ia bermaksud keluar, namun diurungkan niatnya ketika mendengar Marsya cs berada di depan cermin.

"Sial, kita ditipu! Wajahku jadi gak karuan gini!" Marsya marah-marah.

"Sebenarnya aku udah curiga dari awal. Produk terbaru masa banting harga gitu!" Merli tak kalah berangnya.

"Kita mesti nuntut perusahaan mereka!" Syifa bersuara, terdengar seperti cicitan tikus di loteng Aninda.

Mereka bertiga terus menggerutu, memperdebatkan kondisi kulit wajah mereka dan kosmetik palsu yang mereka beli di bazar. Sudah pasti mereka mengeluh bagaimana mereka bisa tampil pada acara pensi besok. Toilet disesaki keluhan mereka.

Aninda penasaran dengan masalah yang menimpa seniornya. Ia membuka pintu sedikit, mengintip diam-diam.  Aninda bisa melihat bayangan ketiga cewek itu di cermin.

Ya ampun! Batin Aninda berteriak ngeri. Wajah ketiga cheerleader itu dipenuhi bentol merah mirip jerawat yang mengerikan. Wajah mereka persis penyihir, pas sekali dengan perangai mereka yang sebenarnya.

Aninda menahan tawa, menunggu sampai Marsya cs meninggalkan toilet.

***

"Res, aku minjem yang ini ya?" Aninda menunjuk sebuah novel terbitan terbaru.

"Iya, ambil aja," kata Restiana halus. Kamar Restiana tampak seperti perpustakaan saking banyak buku koleksi.

LolipopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang