Tujuh

1.4K 42 24
                                    

Beeing Deeply loved by someone give you strength; loving someone deeply gives you courage.

(Lao Tzu)

November datang membawa guyuran hujan yang lebat. Marsya mengusap jendela kelasnya yang berembun, menatap lapangan SMA yang sepi, tak ada lagi murid yang beraktivitas disana. Pelajaran olahraga dipindah ke aula bila cuaca tak mendukung seperti hari itu. Kekecewaan menyeruak dari benaknya, biasanya ia bisa melihat Yovi berolahraga. Hujan tolong berhenti, pintanya dalam hati. 

***

"Hampir ujian semester, tapi semua mapel rasanya bablas dari kepala!" keluh Aninda sepulang sekolah.

Restiana yang berjalan disampingnya tersenyum geli mendengarnya. "Yah, belajar dong, Nin."

"Iya, belajar sih belajar. Tapi tetep aja yang dipelajari mental semua," gerutu Aninda.

"Belajar sama Yovi dong. Dia ikut Lomba Cerdas Cermat kan?"

"Iya, Res tapi aku ga enak. Masih ngegantungin dia ga jelas."

"Ya Tuhan! Kamu masih belum jawab juga, Nin?"

"Udah, Res, aku udah nolak. Tapi tetep dia mau nunggu aku."

Restiana mengerutkan dahi. "Berarti dia serius dong, Nin."

"Nggak taulah, Res."

Dahi Restiana kembali berkerut, tampak seperti usus dua belas jari. "Maksudmu?"

"Dia juga mikirin Marsya, dia cerita gitu samaku."

Restiana memilih tak berkomentar. Marsya sudah banyak cerita pada dirinya, termasuk hal yang Aninda tak tahu. Yang memutuskan hubungan dengan Yovi adalah Marsya, itu pun keputusan sepihak. Dan menurut pengamatan Restiana, sepertinya Yovi memang masih memiliki rasa untuk Marsya, walaupun mungkin hanya setitik.

***

Marsya lebih banyak berdiam diri saat rapat OSIS berlangsung. Ia sesekali melirik Yovi yang duduk di sampingnya. Merli dan Syifa risi melihat sikap sahabatnya itu.

"Sya, jangan ngeliatin dia terus," bisik Merli di telinga Marsya.

Marsya tersenyum kearah Merli. "Mumpung masih bisa ngeliat dia, Mer."

Merli dan Syifa memutar bola mata, pasrah dengan sikap sahabatnya yang mulai aneh.

"Yov?" Panggil Marsya begitu rapat usai.

"Ada apa, Sya?" tanya Yovi tenang.

Marsya sengaja menunggu semua anak keluar, hanya tinggal mereka berdua di ruang OSIS. 

"Aku pengen kita balik, Yov. Aku tahu aku egois, tapi aku emang masih sayang sama kamu, Yov," akhirnya Marsya bisa mengeluarkan unek-uneknya selama ini.

"Terlambat, Sya, aku udah terlanjur kecewa sama kamu," ungkap Yovi.

"Aku tahu Yov. Aku cuma pengen kamu tahu rasaku buat kamu masih seperti yang dulu. Aku sayang kamu," ujar Marsya lirih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 04, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LolipopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang