Lima

1.2K 39 3
                                    

Love is the flower you've got to let grow.
(John Lennon)

Aninda benar-benar tak bisa terlelap malam itu, hatinya masih gelisah. Rasa kecewa terus menyelimutinya, tak mau pergi barang sekejap. Apalagi ia juga terus bertanya-tanya, ke mana Vigo tadi. Kenapa perasaan gelisah karena merasa ditinggal Vigo datang padanya? Bersamaan, perasaan rindunya pada Umar tiba-tiba merasuki angannya.

"Di sana hati-hati ya," kata Aninda kecil, itu hari terakhir Umar masuk sekolah.

"Pasti, Aninda-ku sayang, jagain rasa sayang aku ya? Kamu nggak boleh macem-macem sama cowok lain. Aku cuma pergi seben-tar. Pokoknya kamu tungguin aku di bawah pohon itu."
Umar menunjuk pohon yang berada di samping lapangan kecil.

Aninda mengangguk pelan. "Aku nggak mau sama cowok lain selain kamu. Janji!"

Mereka mengaitkan jari kelingking mungil mereka. Setelahnya Umar pergi tanpa jejak.

***

Satu minggu kemudian...

Yasmin dan Satriya melangsungkan ijab kabul segera setelah Yasmin keluar dari rumah sakit. Aninda dan Restiana diundang menghadiri acaranya.

Seperti sudah diduga, pasangan pengantin dadakan itu memang dropout dari sekolah. Sekarang Aninda duduk di bangku kelasnya seorang diri. Tak ada lagi Yasmin yang selalu menemaninya , tak ada lagi teman yang bersedia membantunya menerjemahkan kata-kata Bu Purwanti. Ada rasa berbeda.

Bahkan kini Vigo perlahan menjauhinya, bikin Aninda gelisah karena merindukan perdebatan mereka, yang kalau diingat-ingat bisa membuatnya tertawa.

Hari itu Yovi dan Vigo mengikuti Lomba Cerdas Cermat di luar negeri kota. Kepergian mereka membuat Aninda jenuh berada di sekolah. Bingung mau ngapain, ia memutuskan mengisi waktu istirahatnya dengan ke perpustakaan untuk membaca Breaking Dawn yang sudah hampir selesai. Hari itu Restiana menemani Ricko latihan karate. Keduanya mulai terlihat akrab.

Aninda menganggap Ricko sebagai adiknya sendiri sejak SD. Mulanya ia hanya merasa iba pada Ricko yang setiap hari ditindas Umar cs. Lama-kelamaan Aninda merasa wajib melindunginya karena Umar cs semakin semena-mena. Dan sejak itulah mereka seperti kakak-adik yang tak terpisahkan.

***

Benarkah perasaan Ricko pada Aninda seperti kakak-adik? Ricko memaknai perlindungan yang diberikan Aninda selayaknya cewek menyukai cowok. Rasa itu tumbuh dan terpupuk subur dalam hati Ricko, hingga saat ini. Sayangnya Aninda tak tahu hal itu, ia malah mengira Ricko menyukai Restiana.

***

Aninda menyusuri koridor meninggalkan perpustakaan. Kebanyakan siswa di SMA-nya bukan jenis makhluk yang gemar membaca. Jadi bisa dipastikan koridor tersebut benar-benar sepi. Aninda menengok ke belakang, ia merasa diikuti. Bulu kuduknya meremang. Segera saja ia berlari superkilat, tak mau jadi mangsa hantu di siang bolong.

Dengan napas memburu Aninda menuju toilet yang kebetulan terletak di samping aula tempat Ricko berlatih karate. Ketakutan membuat kandung kemihnya ingin mengeluarkan air yang ditampung. Dengan perasaan lega ia keluar dari toilet. Marsya cs sudah menunggunya di luar toilet.

"Hai, Kak!" Sapa Aninda polos.

Merli langsung mendorong Aninda kuat-kuat. Aninda luar biasa kaget hingga begitu mudah terjatuh ke lantai. Jantungnya berdegup kencang, rasa takut menjalari Aninda.

LolipopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang