Edisi 21 : Untukmu, Tuan.

35 6 0
                                    

Kau tau,
aku belum berkata apa-apa padamu,
pun belum juga bertindak apa-apa untukmu,
tapi kenapa aku ditolak secepat itu?

Jika ada orang yang menyerah sebelum berperang, rasanya aku sudah sering dengar.
Namun kenapa nasibku harus ditolak sebelum menyatakan?
Ugh, yang benar saja!

Dengar, Tuan!
Aku tidak peduli bagaimana sikapmu terhadapku dulu, sekarang, atau nanti.
Yang perlu kau tahu,
Aku hanya mencintaimu.
Dengan hatiku yang bahkan tidak kutahu bagaimana bentuknya setelah kau perlakukan aku seperti ini.

Aku tidak peduli apakah kau juga memiliki rasa padaku atau tidak,
Aku tidak peduli apakah rinduku akan berbalas atau tidak,
Aku tidak peduli apakah kau akan tersenyum karenaku atau tidak,
Aku tidak peduli, Tuan!
TIDAK! Aku tidak akan pernah peduli semua itu.

Aku hanya jatuh hati padamu.
Itu saja.

Aku mencintaimu, tentu saja.
Tapi aku tidak akan mengatakannya.
Aku akan membuatmu merasa bahwa aku mencintaimu.
Dan kurasa itu berhasil.
Meskipun harus ada penolakan seperti ini.

Saat itu...
entahlah.
Aku bahkan bingung harus merasa patah hati atau tidak.
Aku mulai berpikir lagi, "Apa yang harus aku lakukan? Kenapa aku merasa tetap baik-baik saja?"

Satu hal yang kutemukan adalah...
cukup bagiku ketika aku masih diizinkan Tuhan untuk mencintaimu.
Berharap kau melakukan hal yang sama?
Tidak, Tuan!
Jangan lakukan itu atau aku akan pergi.
Karena yang kubutuhkan saat ini hanyalah membuat kenangan bersamamu.
Agar kelak ketika kau sudah bersanding dengan jodohmu, yang tentu saja aku ragu kalau itu aku, aku akan tetap baik-baik saja.

Ahhh, cukup rasanya hatiku seperti ini.
Kenyang akan rindu yang kuciptakan sendiri.

Salam dari sriihartini
JANGAN LUPA BAHAGIA
28 Februari 2016

CUAP CUAPWhere stories live. Discover now