To : Veranda
"Hai! sebenernya gue yang kasih setangkai bunga mawar itu ke lo."
Yaps, chat tersebut ternyata dari Devan.
"Hah? Wait wait! Apa maksudnya nih? Apa Devan juga ada rasa sama gue?"
Plak! Vera menampar pipinya sendiri karena dia tidak percaya akan hal ini.
"Apa gua mimpi?! Enggak tuh, Vera jangan ngayal deh, mana mungkin Devan suka sama lo. Dia ngajak lo jalan itu cuma buat temen doang, ga lebih." dumel Vera dalam hati.
"Kenapa lo ngasih bunga ke gue?" Balas Vera.
"Bunga itu sebagai permintaan maaf gue ke lo, soalnya waktu itu gue ga sengaja nyemprot baju lo."
"Oh, iya ga papa kok, makasih ya."
"Ah, kirain Devan mau bilang apa gitu ke gue, tau nya malah minta maaf. Loh kok gue malah berharap gini sih, Vera..., sadar Ver!"
"Iya, makasih juga dah mau maafin gue."
"Iyaa santai aja."
"Em, gua boleh minta no HP lo ga?"
"Boleh kok 08********** Btw, minta no juga dong, hehe."
"Oke. 08********** itu no gue."
"Makasih ya."
"Iya sama-sama. Nice dream Ver."
"Nice dream too."
Ya, hari ini adalah hari yang menyenangkan bagi Vera, mulai dari pagi hingga malam ini.
~^~^~^~
"Vera bangun nak."
"Hah? Mama pulang kapan?"
"Tadi malem, kamu sama Eza udah tidur."
"Oh, Ok Vera mandi dulu ya."
"Sip, Mama tunggu di ruang makan."
Setelah selesai mandi
"Sarapan sama apa nih, Ma?"
"Ini Mama masak sop ayam."
"Hm, enak nih."
"Kamu berangkatnya bareng Papa ya."
"Siap bos!"
Vera dan Eza, adiknya berangkat sekolah diantar oleh papanya.
Sesampainya di kelas
"Aduh, lupa gue belum ngerjain PR Matematika, pasti gara-gara semalem gue keasyikan chattingan sama Devan, huh."
Baru kali ini ia lupa mengerjakan PR, biasanya dia adalah anak yang paling rajin.
"Eh Rin, gua pinjem buku PR lo dong, ya plis."
"Ciah, tumben lo ngga ngerjain PR, biasanya rajin."
Vera pun mengerjakan PR dengan menyontek buku milik Karin. Karena guru matematika yaitu Pak Dirga terkenal dengan kedisiplinannnya.
Jika ada murid yang belum mengerjakan tugas maka tidak sungkan pak Dirga mengeluarkan murid dari kelas dan tidak boleh mengikuti pelajaran selama pelajaran pak Dirga berlangsung.*teeeeet*
"Yey akhirnya selesai juga."
Para siswa berbaris memasuki kelas dan ternyata hari ini pak Dirga tidak hadir karena ada acara lain.
Para siswa bersorak gembira karena tidak ada pelajaran yang menegangkan itu.Singkat cerita~
Dag dig dug debar jantung Vera sangat cepat hingga dia berkeringat dingin.
"Duh udah mau pulang sekolah nih, mana gue mau ketemu sama Devan lagi."
Vera deg-degan akan bertemu Devan nanti sepulang sekolah.
*teeeeet*
Ya, bel sekolah berbunyi tanda pulang sekolah. Debar jantung Vera semakin cepat.
"Duh gimana nih?" Kata Vera dengan kebingungan.
"Emang kenapa sih Ver?" Tanya Karin.
"E e e...g-g-gu-gue mau ketemu sama Devan."
"Trus kalo cuman ketemu sama Devan, ngapain lo sampe keringetan kebingungan gitu?"
"Soalnya,"
"Ohh, jangan-jangan lo suka sama Devan ya. Cie-cie."
"Apaan sih, dah ah gue pergi dulu ya, bye."
Muka Vera langsung berwarna merah jambu.
~^~^~^~
"Duh, Devan mana nih apa jangan jangan dia mbohongin gue?"
Sudah 30 menit Vera menunggu Devan yang tidak terlihat batang hidungnya.
"Dah ah gue mau pulang aja."
Tiba-tiba Devan dengan berteriak memanggil Vera.
"Veraaaaaaa!"
Vera menengok ke belakang.
"Apa sih?" Tanya Vera dengan kesal.
"Maafin gue tadi gue rapat OSIS dulu."
"Hm, Maafin aja deh, lagian buat apa gua marah gak jelas gini." Gumam Vera.
"Iya ga papa, lain kali, kalo ada urusan bilang dulu, kan gue jadi nunggu."
Mereka pun akhirnya jadi untuk jalan ke cafe.
Sesampainya di cafe~
"Kamu mau pesen apa Ver?"
Tanya Devan."Kamu? Sejak kapan Devan manggil gue 'kamu' hem."
Gumam Vera sambil senyum senyum sendiri ga jelas.
"Ver?"
"Eh, oh gue sama kaya lo aja."
"Ver sebenernya gue...,"
--------------------------------------------------------------------
Hai readers!
Kira-kira Devan mau bilang apa ya sama Vera?
Sorry updatenya lama soalnya lagi banyak tugas :)
KAMU SEDANG MEMBACA
PELANGI
Teen FictionTernyata kau hanyalah sebuah pelangi. Datang dengan segala keindahan dan pergi tak berbekas.