Saat istirahat sekolah Vera duduk di taman dengan Karin.
"Eh Rin, gue masih ga terima nih sama Devan. Kok dia ngeselin banget sih?!" Kata Vera dengan nada tinggi.
"Mungkin Devan suka sama lo! Ha ha ha."
"Eh jaga omongan lo. Devan? suka sama gue? Mimpi kali Devan bisa suka sama gue, tipe cewek Devan kan yang semampai, lagian gue juga ga suka sama Devan." kata Vera dengan cemberut.
"Eh Ver, ati-ati benci itu bisa jadi cinta lho."
Tiba-tiba saat mereka lagi ngobrol ada sebuah kulit kacang mengenai kepala Vera. Saat ia menengok belakang, ternyata si Devan anak songong itu yang melempar kulit kacang.
"Eh lo ga capek apa gangguin gue terus?" kata Vera dengan kesal.
"Terserah gue dong mau ngelakuin apa, ini kan hidup gue." jawab Devan.
Akhirnya, Vera dan Karin pun pindah tempat ke warung di kantin.
"Bentar ya, gue pesenin makanan dulu." kata Karin.
"Ok, gue tunggu disini aja ya."
Tiba-tiba Devan pun datang dan duduk di sebelah Vera.
"Eh, lo anak clurut, ngapain sih ganggu gua lagi?"
"Ga kok Ver, gue cuman pingin duduk deket lo aja."
Apaan sih ni anak ga jelas banget, gumam Vera.
"Dah ah gue males liat muka lo."
Vera kesal dan akhirnya pergi ke kelas meninggalkan Devan.
"Loh, Ver?"
Belum sempat Devan menyelesaikan pembicaraannya, Vera sudah pergi meninggalkan kantin.
"Lah, Veranya mana Dev?"
"Tu dia dah pergi gatau kemana."
"Hadeh, bikin ribet aja tu orang."
Bel masuk berbunyi, saat bagi murid berbaris dan masuk kelas untuk melanjutkan pelajaran.
Saat Vera membuka tas untuk mengambil buku, ada setangkai bunga mawar merah. Dan disitu tertulis :
Semoga kamu suka sama bunganya ya :) *naa
"Hah? Naa? Siapa itu? Perasaan setau gue ga ada deh yang inisialnya naa di kelas ini." Gumam Vera.
Pelajaran sudah dimulai, namun ia masih saja memikirkan bunga itu.
"Vera, pelajaran apa yang Ibu ajarkan barusan? Dari tadi Ibu lihat kamu bengong terus."
Ya, Bu Santi adalah guru Fisika yang terkenal sebagai guru killer di sekolahnya.
"Em, anu Bu..." Vera clingak clinguk karena dari tadi ia tidak memperhatikan pelajaran Bu Santi.
"Anu anu! Makannya didengarkan, sekali lagi kamu tidak memperhatikan pelajaran ibu, lebih baik kamu keluar dari kelas ini."
Jlep, kata kata itu begitu menusuk hati Vera. Vera terdiam dan menunduk.
"Baik bu, saya akan mendengarkan pelajaran ibu."
"Sstt, lo tadi mikirin apa?" Tanya Karin.
"Gapapa kok, cuman bengong aja."
~^~^~
"Malem ini ga ada Mama Papa kok sepi banget ya."
Vera bingung ingin melakukan apa, karena tidak ada kegiatan. Akhirnya, ia pun membaca buku.
Tak lama kemudian, ia teringat akan setangkai mawar merah tadi.
"Huuum, harumnya, kira-kira siapa ya yang ngasih bunga ini ke gue?" Gumam Vera.
Tiba-tiba ada notifikasi chat Facebook di HPnya, ia pun penasaran dan membuka. Ternyata si Devan kutu kupret itu.
"Hai!"
"Ngapain sih ni anak clurut ngechat gue?" Gumam Vera.
"Hai. Ada apa chat gue? Tumbenan."
"Ga papa kok, lagi apa Ver?"
"Lagi mau tidur. Dah dulu ya."
"Yaudah deh. Maaf ganggu, good night Vera."
"Night."
"Kesamber apaan nih anak. Tumbenan banget. Dah ah, gue gamau nambahin beban pikiran."
--------------------------------------------------------------------
Hallo hai!
Kira-kira siapa ya yang kasih mawar itu?
Ada apa ya sama Devaan?
Tunggu chapter selanjutnya ya
Votementnya please! :)
KAMU SEDANG MEMBACA
PELANGI
Fiksi RemajaTernyata kau hanyalah sebuah pelangi. Datang dengan segala keindahan dan pergi tak berbekas.