Chapter 10

1.3K 48 2
                                    

"Apa! Yang bener Wi?!"

"Ya udah, aku ke sana sekarang."

~^~^~^~

"Halo Rin, maaf gue ga bisa nemenin soalnya gue mau ke rumah sakit."

"Siapa yang sakit?"

"Kata Alwi, tadi Devan kecelakaan, makannya gue buru buru ke sana. Bye."

Tut tut tut

Vera mematikan teleponnya dan segera pergi ke Rumah Sakit.

~^~^~^~

Di rumah sakit

"Permisi Sus, ada pasien yang bernama Devan Elga Putra?"

"Oh, ada dia sedang ditangani di IGD."

Vera langsung berlari menuju IGD dan menunggu kabar dari dokter. Di sana ada ayah dan adiknya Devan, serta temannya.

Greekk.

Dokter membuka pintu.

"Dok, gimana keadaan anak saya?"

"Anak bapak mengalami patah tulang di bagian kaki dan ada keretakan di bagian tulang rusuk."

"Lalu apa yang harus dilakukan dok?"

"Anak bapak harus dioprasi jika ingin pulih kembali. Serta ini harus ditangani dengan cepat, agar nyawanya bisa tertolong."

"Baik dok, pokoknya harus segera dioprasi ya dok, berapapun biayanya saya tanggung."

"Baik pak."

"Ver, kesana dulu yuk. Kata Alwi."

"Ada apa?"

"Ini gue nemuin di tasnya Devan."

Sepucuk surat, ya Alwi menemukannya di tas milik Devan.

Sosok wanita cantik yang baru kutemukan di dunia ini. Dia cantik juga menggemaskan.

Aku sayang padanya. Ku ingin dia selalu bersamaku. Namun entah mengapa, akhir ini ia berbeda denganku. Mungkin, karena aku pernah berbuat suatu kesalahan saat itu. Mungkin juga, karena adanya pria lain di hatinya.

Namun aku akan tetap berusaha mendapatkannya. Karena aku takut kehilangannya.

I love U

VeClaSa.

"Devan? Gue sayang sama lo maafin gue Van, gue juga cinta sama lo."

Mata Vera berkaca kaca, air matanya menetes. Ia sadar, bahwa selama ini ia telah salah paham dengan Devan.

Vera menunggu di depan ruang operasi sampai larut malam, hingga akhirnya ia tertidur.

"Nak Vera?"

"Eh, oh iya pak?"

"Sudah, kamu pulang saja, biar bapak yang menunggu Devan, kamu nanti sakit lo."

"Em. Saya disini nggak papa kok pak."

"Engga, ini sudah malam, nanti kalau orang tuamu mencari gimana? Yuk bapak antar pulang."

"Ya sudah pak, besok saya akan kesini lagi. Saya pulang naik taksi aja pak, kasihan Devan tidak ada yang menunggu."

"Ya sudah, terima kasih ya nak Vera, hati hati di jalan."

~^~^~^~

Sesampainya di rumah Vera masih memikirkan Devan. Ia tidak bisa tidur. Hingga pada pukul 3 ia baru tidur.

Kriiinggg.

Alarm jam beker Vera berbunyi. Tanda pukul 5.30.

"Hoam, Masih ngantuk banget nih."

Vera berjalan dengan mata yang masih setengah melek untuk mandi.

~^~^~^~

Di sekolah

Vera langsung menaruh tasnya di kursi dan langsung meletakkan kepalanya di meja.

"Hoaaamm." berkali kali Vera menguap karena efek ngantuk.

"Eh Ver. Si Devan kenapa si?" Tanya Karin.

"Dia kecelakaan, tapi gue belum tau persisnya gimana."

"Terus keadaannya gimana?"

"Em, ada tulang yang patah, jadi harus dioperasi."

"Kasihan Devan, moga moga aja lekas sembuh."

"Amiiin."

"Oh ya, gue nanti mau njenguk Devan."

"Ya udah bareng bareng aja yuk, sama Albert sekalian."

"Yoi dong.

~^~^~^~

Tok tok tok

"Permisi,"

"Eh, nak Vera, masuk aja."

Vera, Albert, dan Karin masuk ke ruangan Devan di rumah sakit itu.

"Hai Ver." kata Devan.

"Hai Dev, kamu dah sadar."

"Iyaa, lo tau dari mana kalau gue kecelakaan?"

"Em, kemarin Alwi telepon gue, katanya lo kecelakaan. Makannya gue langsung kesini.

"Ver, lo masih marah sama gue?"

"Ih, udah dong, ga usah dibahas lagi."

"Hehe. Iya."

"Oh, ya emang ceritanya gimana sih? Kok lo bisa kayak gini?"

"Jadi kemaren kan...,"

Belum sempat Devan bercerita, tiba tiba ada 2 orang masuk.

"Hai Devan." kata Karin yang datang bersama Albert.

"Hai."

"Terus ceritanya gimana Dev? Tanya Vera.

"Iya Dev, gimana sih kok bisa gini?"

"Lain kali aja gue ceritanya." Kata Devan.

Albert diam saja dari tadi, tidak ada sepatah kata yang ia ucapkan.
Senyumnya pun tidak muncul di raut mukanya.

~^~^~^~

15 hari kemudian~

Di sekolah

"Ver, Devan dah masuk lo." Kata Karin dengan kehebohannya.

"Oh ya? Bentar aku mau ke kelasnya dulu."

"Hai Devan."

"Hai."

"Kamu dah sembuh? Dah sehat kan?"

"Iya, aku dah sehat kayak biasanya, cuman aku harus sering kontrol."

"Oh, mau ke taman?"

"Ayok deh."

Vera dan Devan pun duduk di bangku taman. Mereka asyik bercerita.

"Oh ya Dev, gue mau tanya soal yang dulu. Lo kenapa bisa kecelakaan?"

Sebenernya sih gue ngejar Albert soalnya dia mau ketemuan sama lo Ver, terus gue ngelabrak dia, tapi dia malah sewot. Ya gue ga konsen ngendarainnya sampai aku nabrak mobil pick-up. Udah ah ga usah diceritain.

Kata Devan dalam hati.

"Em, aku nabrak mobil pick-up Ver."

"Lo tuh ya, pick up aja ditabrak. Hahaha. Besuk lagi ati ati Dev."

"Iya Vera cantik."

Duh, aku dikatain cans sama Devan.
Dag dig dug. Batin Vera.

____________________________________

Hai!
Maaf updatenya agak lama. Soalnya kemarin lagi ga mood nulis.
Tolong kritik dan sarannya ya.
Vote + Comment please.

PELANGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang