Part 12

3.1K 186 0
                                        

Author POV

Pagi ini Alice seperti biasa membantu Ariana di dapur menyiapkan sarapan.

Mereka tidak seperti biasanya. Menyiapkan sarapan di iringi dengan canda dan tawa keduanya.

Alice sangat bahagia begitupun Ariana yang merasakan kebahagiaan sahabat sekaligus kakak iparnya itu.

"Semalam sangat membuat ku bahagia. Jujur saja sebenarnya aku ingin menjerit saat Peter bernyanyi dengan gitar yang di petiknya." Aku Alice.

"Suaranya sangat sexy bukan?" Ariana menggodanya. Pipi Alice sudah pasti merah seperti tomat.

"Ya ku akui begitu."

"Hahaha aku turut bahagia. Kami sudah siapkan hari pernikahan kalian."

"Apa masih lama?"

"Tiga hari lagi."

"Apa?! Tiga hari lagi? Itu terlalu cepat."

"Tidak. Itu sudah waktu yang tepat."

"Tapi gaun, undangan, tempat dan--"

"Semuanya sudah di atur. Yang harus kau lakukan sekarang adalah pertahankan berat badan mu kau harus tampil sexy di malam pertama mu."

"Ariana astaga.." Alice tertunduk malu.

Tak lama kemudian terdengan suara beberapa langkah kaki dari arah tangga di dekat dapur.

"Pagi." Sapa Alice dengan senyum manis yang menghiasi wajahnya.

Yang lain duduk di meja makan sementara Peter menghampiri Alice, berdiri di belakangnya. Manja.

Peter menelusupkan kepalanya pada rambut Alice yang tergerai bebas sementara tangannya memeluknya erat.

"Tunggu makanannya di sana Peter." Alice meminta Peter untuk menunggunya di meja makan, tapi ucapan Alice tidak di dengar oleh Peter. Hanya gumaman tak jelas yang menjadi jawabannya.

"Jangan memerintah ku sepagi ini sayang." Jawabnya dengan suara serak.

"Aku tidak memerintah. Hanya saja jika kau begini ruang gerak ku sedikit."

"Bagaimana dengan ini." Nafas Peter terasa sangat lembut dan hangat di atas permukaan leher Alice. Kecupan-kecupan kecil mulai ia berikan di sana.

"Jangan lakukan di sini." Pinta Alice seraya menjauhkan lehernya.

"Kau menyukainya bukan?"

"Ssstttt yang lain jangan sampai tahu."

"Bagaimana kalau kita percepat pernikahan kita jadi..besok."

"Tidak! Tiga hari lagi jangan besok."

"Kenapa? Bukannya kau ingin merasakan lebih dari yang tadi?hm?"

"Sudahlah jangan menggoda ku terus duduk sana."

Peter melepaskan pelukannya dan duduk di samping Jacob.

"Wanitaku menyukainya." Bisik Peter pada Jacob.

"Terserah apa kata mu." Jawab Jacob acuh. Alec yang melihat tingkah manja Peter hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

***

Hari berlangsung sangat cepat. Waktu sudah menunjukan tengah hari.

Cuaca cukup panas siang ini Alice memutuskan untuk duduk di taman belakang rumah yang cukup teduh.

Dengan di temani segelas lemon, Alice duduk santai di atas kursi yang sudah di sediakan.

Fikirannya pergi ke mana-mana, membayangkan apa yang akan terjadi setelah ia menikah.

Apa dulu Peter memiliki kekasih? Jika iya, siapa dia? Apa ia lebih cantik dari pada Alice?

Alice POV

Rasa takut tiba-tiba menghantui perasaan ku, rasanya aku ragu menikah dengan Peter.

Apa Peter dulu memiliki kekasih? Apa kekasihnya lebih cantik dari ku? Siapa ia?

Pertanyaan itu selalu berputar di kepala ku.

Aku di kagetkan oleh seseorang yang melingkarkan lengannya di leher ku. Peter.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Peter.

"Tidak."

"Aku tahu apa yang ada dalam fikiran mu."

"Aku hanya takut Pet."

"Ya apa yang ada dalam fikiran mu itu benar."

"Kau memiliki kekasih?"

"Dulu aku memiliki kekasih dia adalah Calista gadis yang cukup baik. Tapi semuanya berubah saat ia mengenal vampir lain dia adalah Aro. Calista dekat dengannya dan mulai menjauh dari ku, ia berubah menjadi gadis yang liar semenjak kedekatannya dengan Aro. Calista memiliki hubungan diam-diam di belakang ku dengan Aro. Sampai suatu hari semua rasa penasaran ku terjawab. Aku memergoki Calista tengah bermain menyatukan gairah mereka dalam satu ruangan. Hati ku hancur benar-benar hancur saat itu. Tapi saat aku melihat mu dalam mimpi ku, semua perasaan kecewa itu hilang dan berganti dengan rasa penasaran terhadap diri mu. di situ aku mulai memikirkan cara apa agar kau dapat masuk ke dalam dunia ku, di buatlah undangan pesta dansa itu hingga sekarang kau berada di dunia ku." Peter bercerita seraya merangkul ku sementara aku bersandar di dadanya.

"Apa Calista cantik?"

"Dia memang cantik tapi tidak dengan hatinya."

"Kau masih mencintainya? Dan apa sekarang kau masih menginginkannya kembali?"

"Tentu tidak. Kenapa? Kau cemburu?"

"Bagaimana tidak, kita akan menikah dua hari lagi sementara kau masih memikirkan wanita itu." Ku silangkan tangan ku di depan dada.

"Tidak ada yang lebih ku cintai selain diri mu." Peter mencium kening ku .

"Bagaimana jika ia kembali?"

"Aku tidak akan kembali padanya. Aku hanya milik mu."

"Berjanjilah pada ku kau tidak akan pernah kembali bersamanya."

"Aku berjanji."

Sejujurnya aku hanya ingin Peter milik ku. Sebutlah aku arogan tapi memang itu yang aku inginkan, aku mencintainya dan aku tidak akan pernah membiarkan Peter jatuh pada siapapun.

Peter hanya milik ku.

___________________________

Part 12

Rencana mariagenya ak percepat ya di next chapter

Jangan lupa voment ya

Alice Alexander [Book 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang