Alice POV
Mata ku yang terpejam kini terbuka. Rasanya sudah sangat lama sekali aku tertidur.
Yang ku lihat pertama kali adalah Peter. Ia berada di samping ku sekarang.
"Berapa hari aku tidak bangun?" tanya ku seraya memijat pelipis ku.
"Dua hari."
"Waktu yang lama."
"Sekarang kau sama seperti ku, seorang vampir."
Dengan cepat aku lompat dari tempat tidur menuju sebuah cermin yang berada di kamar ku.
Wajah ku lebih pucat dan mata ku merah sama seperti milik Peter.
"Apa penampilan ku buruk?" Tanya ku.
"Tidak. Kau lebih cantik dari biasanya." Peter mengecup lembut pundak ku.
God! Kenapa tiba-tiba rasa benar-benar haus menjalar ke tenggorokan ku?
"Kau haus?" Peter tahu apa yang aku rasakan.
"Sangat haus."
"Kau akan dapatkan darah pertama mu. Kita ke hutan sekarang." Peter membawa ku ke hutan. Tak jauh dari pulau ini.
#hutanPeter membawa ku ke tengah hutan. Katanya di sini banyak hewan untuk di buru. Ntah kenapa aku menginginkan rusa sebagai makanan ku.
"Apa di sini ada rusa?" Aku bertanya setelah kami berhenti di tengah hutan.
"Tentu ada. Kau akan mendengar langkah kakinya."
Aku berusaha memfokuskan pendengaran ku. Damn! Ku dapatkan suara langkah kaki itu. Aku tidak perduli lagi sekarang dengan Peter ku tinggalkan ia untuk memburu rusa itu.
Aku berlari untuk mengejar rusa ku, kenapa Peter mengikuti ku?
Yap! Rusa itu diam, ia tengah asik dengan makanannya. Aku mengendap di balik pohon mencoba untuk mengelabuinya.
"Alice." Peter! Kau mengganggu.
"Jangan ganggu aku atau rusa ku akan pergi! Diam di sini!"
Ku dekati rusa itu dan ku terkam ia hingga aku menghabisinya.
Peter benar. Darah memang lebih manis dari gula.
Ku hampiri Peter yang hanya menonton ku berburu.
"Kau tidak berburu?" tanya ku.
"Tidak. Darah mu masih dapat menghilangkan rasa haus ku." Peter mengangkat dagu ku.
"Boleh ku coba darah rusa mu?" Kenapa ia bertanya begitu.
"Kau bisa mencarinya sendiri Peter."
"Tapi darah yang tersisa di sudut bibir mu akan lebih manis dari hasil berburu ku."
"Jangan mulai lagi."
"Ayolah." Peter memohon.
"Sekali ini saja."
Peter tersenyum. Wajahnya mendekat pada wajah ku dan bibirnya mulai menyentuh bibir ku.
"Sudah ku duga ini lebih manis." Suaranya parau. Ku dorong tubuhnya sebelum sesuatu yang lebih terjadi.
"Kau tidak akan 'mendapatkannya' sepagi ini sayang." Aku lari dari Peter.
Peter POV
Manis! Sangat manis. Darah yang ku cecap dari sudut bibir Alice sangat terasa lebih manis.
Tuhan bibirnya sudah menjadi candu bagi ku.
Ku lumat bibirnya lembut, aku suka ini.
Aku tengah menikmatinya tapi secara tiba-tiba Alice mendorong tubuh ku.
"Kau tidak akan 'mendapatkannya' sepagi ini sayang." Ucapnya dengan senyum menggoda.
Aku memang tidak akan mendapatkannya sepagi ini tapi aku akan segera mendapatkannya. Ku kejar Alice yang lebih dulu pergi dari ku.
Kami tiba di rumah.
"Mana yang lain?" tanya Alice.
"Di dalam. Semuanya tengah menunggu mu."
"Alice!!" Teriak Ariana dan menghambur pada pelukan Alice.
"Oh Ariana, bagaimana keadaan mu saat aku tidak bangun selama dua hari?" Mereka sudah seperti saudara yang tak terpisahkan.
"Aku baik. Oh ya, apa sudah kau rasakan tanda-tanda kau hami?"
"Belum."
"Ah! Peter payah!"
"Memangnya kenapa?"
"Kau tahu? Aku sangat menginginkan keponakan."
Mereka bicara apa sih? Kenapa harus berbisik-bisik?
"Kalian membicarakan ku? Ya ya aku tahu aku vampir paling tampan." Percaya diri sekali bukan diri ku ini.
"Peter, talk with my hand" Ariana meletakan telapak tangannya tepat di wajah ku. WHAT!.
"Adakah orang yang memperlakukan rajanya lebih baik di sini?!" teriak ku dan kalian tahu apa yang aku dengar? Suara tawa puas dari Ariana dan Alice, mereka meninggalkan ku.
_______________________________
Maaf ya pendek
Tapi jangan lupa voment oke
KAMU SEDANG MEMBACA
Alice Alexander [Book 2]
VampirosSebuah undangan pesta dansa membuat seorang gadis bernama Alice Alexander masuk ke dalam dunia vampir . Di sana ia menemukan pasangannya . ia adalah Peter Erinque Victoria seorang pangeran dari kerajaan Victoria dan pemimpin di dunianya . ia seorang...