Part 5

4.1K 202 1
                                        

Alice POV

Aku tak habis fikir jika Peter memandangku selemah itu . dengan sangat terpaksa ku guyur diri ku di bawah shower . aku tahu ini bodoh . tapi apa yang di katakan otak ku adalah aku harus membuktikan bahwa aku tidak lemah dan mampu bertahan di bawah shower .

Sialnya aku malah demam sekarang . aku merasakan dingin yang menggerogoti tubuh ku di tambah lagi awan mendung yang mendominasi turunnya salju di kota Paris semakin menambah hawa dingin di sini . seharian aku hanya berbaring di tempat tidur menggunakan sweater dan balutan selimut tebal .

Peter tidak pernah pergi dari kamar ku semenjak aku bangun . tangannya tidak pernah lepas untuk tidak menggenggam tangan ku . aku tahu ia merasa bersalah , baguslah kalau begitu . dia mengerti .

Aku selalu mengalihkan pandangan mata ku agar tidak bertemu dengan matanya . biarkan saja ia merasa bersalah .

"Maafkan aku ." imbuhnya . benarkan ia merasa bersalah .

"Untuk apa ?"

"Insiden tadi ."

"Tak apa ."

"Kau marah pada ku ?"

"Tidak ."

"Aku minta maaf ."

"Aku maafkan ."

Ku lihat ada senyum yang mengembang di wajah Peter . Selanjutnya ia naik ke ranjang ku dan tidur di samping ku tangannya merengkuh ku agar berada dalam dekapnya . Kalian tahu apa yang ku rasakan ? Hangat . rasa itu menjalar ke seluruh tubuh ku .

Tak bisa di pungkiri aku segera merapat dalam peluknya hingga tubuh kami tanpa jarak . tangan kanannya menjadi tumpuan untuk kepala ku sementara tangan kirinya mengelus lembut punggung ku .

Wajah ku tenggelam dalam dada bidangnya . sangat nyaman . jemari ku menjelajahi perutnya yang sixpack yang di lapisi kaos putih tipis sedikit ketat .

"Kau merasa hangat ?" tanya Peter .

"Sangat ."

"Sudah minum obat mu sayang ?"

"Sudah . Ariana yang memberikannya ."

"Ini masih terlalu pagi untuk orang sakit bangun . lebih baik kau tidur lagi aku akan di sini menemani mu ."

Ku lingkarkan tangan kanan ku di pingganggnya mendekapnya erat seolah tak ingin ia pergi .

Peter POV

Dengkuran kecil yang keluar dari mulut manis gadis ku ini sangat membuat mata ku sulit lepas darinya .

Alice sudah cukup lama tidur dalam pelukan ku . matanya yang bulat dengan bulu mata lentik cantiknya terpejam .

Dia cantik sangat cantik bahkan di saat wajahnya pucat karena sakit . ku elus pipinya lembut , ku kecup keningnya . Alice mengerang kecil pertanda bahwa ia bangun .

"Hai beauty ." sapa ku . Alice hanya menjawabnya dengan senyum lemah seraya mengucek matanya . sangat menggemaskan .

"Pukul berapa ini ?" tanya Alice parau .

"10.45 . hampir waktunya makan siang dan kembali minum obat mu ."

"Kepala ku sedikit pusing ."

"Besok akan hilang ."

"Kapan kita kembali ke New York ?"

"Setelah keadaan mu membaik . aura vampir mu pecah karena kau demam . Alec akan memperbaikinya setelah kau sembuh ."

Alice Alexander [Book 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang