18 Tahun Kemudian

5.5K 201 1
                                    

Author POV

Sore cerah ini Alice bersama Peter tengah berada di peternakan kuda kerajaan. Mereka sudah lama tidak pernah ke sini.

Melihat beberapa ekor kuda pilihan terbaik dari kerajaan mereka yang akan melahirkan.

Dalam benak Alice ia kembali mengingat bagaimana perjuangannya untuk melahirkan Harmony.

"Kau teringat 18 tahun yang lalu?" Tanya Peter seraya merangkul pinggang Alice.

"Ya. Semuanya kembali berputar di otak ku."

"Harmony sekarang sudah besar. Ia tumbuh menjadi putri yang kuat. Kau ingat saat ia ikut bertempur dalam perang di utara? Ia berada di barisan paling depan. Dan di sana ia hanya bersama Alec. Ia pulang tanpa ada luka sedikitpun."

"Tapi ada memar di pundaknya."

"Maaf aku lupa. Tapi setidaknya ia selamat bukan."

"Mengingat itu semua aku tidak akan izinkan ia ikut dalam pertempuran lagi. Kali ini ia selamat tapi nanti? Tidak ada yang tahu bukan?"

"Alec tahu apa yang akan terjadi pada Harmony tak usah khawatir."

"Apa harus aku menyuruhnya berhenti berkuda, bermain pedang dan bertarung?"

"Jangan. Itu yang ia sukai sejak dulu. Biarkan saja."

"Tapi aku takut hal buruk terjadi padanya."

"Hai mom dad." Suara itu membuat percakapan mereka terhenti. Harmony datang dengan kuda hitamnya dan memakai baju panglima perang dan membawa pedang. Ia datang bersama Alec dengan pakaian yang sama.

"Hai sayang." Balas Peter.

"Dari mana kau sayang?" Tanya Alice.

"Baru selesai berlatih bersama paman Alec."

"Ada yang ingin mom bicarakan pada mu."

"Apa?"

"Mom ingin kau berhenti bertarung, berkuda, bermain senjata perang, dan berhenti sebagai panglima perang. Mom ingin kau menjadi putri yang selayaknya."

"Tapi kenapa mom?"

"Mom tidak ingin kau celaka sayang. Kau tidak ingat seberapa khawatirnya mom saat kau ikut bertempur di utara?"

"Aku baik-baik saja mom percaya pada ku. Jangan buat keputusan ini mom kumohon."

"Tapi.."

"Mom aku tidak sendiri, ada paman Alec yang selalu menemani ku. Bertarung, berkuda, bermain senjata perang, dan sebagai panglima perang itu semua aku suka mom. Itu kebiasaan ku, aku tidak bisa mom jika harus terus hidup dalam lindungan pasukan. Tidak selamanya mom aku akan aman dalam lindungan pasukan."

"Apa yang di katakan Harmony benar Alice." Alec angkat bicara. Harmony turun dari kudanya dan menancapkan pedangnya di tanah lalu berlutut di hadapan Alice.

"Ku mohon mom jangan buat keputusan itu." Harmony memohon.

"Mom hanya ingin kau baik-baik saja sayang. Mom tidak ingin kau celaka."

"Tapi aku suka dengan ini semua. Aku nyaman. Tolong jangan biarkan aku meninggalkan semua ini mom."

"Ini bukan keputusan yang baik sayang. Fikirkan masa depan Harmony jika ia meninggalkan apa yang ia suka." Alice memikirkan ucapan Peter sejenak.

"Baiklah. Mom tidak akan membuat keputusan ini. Tapi berjanjilah pada mom kau harus menjadi putri dan panglima perang yang baik. Jangan kecewakan pasukan mu. Dan satu lagi, mom ingin setiap kau pulang bertempur mom lihat kau dalam keadaan baik-baik saja. Mengerti?"

"Aku mengerti mom."

"Baiklah lanjutkan latihan mu." Harmony bangkit berdiri mengambil pedangnya lalu kembali naik ke kudanya.

"Kalian harus lihat ini. Ayo paman kita bertarung anggap aku adalah musuh mu dan serang aku jangan anggap aku keponakan mu."

"With my pleasure." Alec bersama Harmony memacu kuda mereka menuju lapangan luas yang tidak jauh dari kandang kuda.

Alec menyerang Harmony bertubi-tubi tanpa memandang ia siapa dan dengan senang hati Harmony membalas serangan Alec tak kalah sengitnya.

Sampai pada akhirnya pedang yang berada di tangan Alec jatuh ntah di mana dan ujung pedang milik Harmony tepat berada di leher Alec.

"Untuk kali ini kau kalah paman. Mari kita lakukan drama selayaknya kau tahanan ku." Ucap Harmony puas.

"Baik panglima." Alec dengan segala kekalahannya turun dari kudanya dan mengangkat kedua tangannya ke udara dengan pedang Harmony yang menodong tubuh bagian belakang Alec.

"Aku sudah dapatkan orang yang telah melakukan penyerangan terhadap kerajaan kami ratu." Ucap Harmony seolah menganggap Alice adalah ratunya.

"Buat ia berlutut di hadapan ku." Perintah Alice.

Harmony menendang kaki bagian belakang Alec agar ia berlutut.

"Apa yang kau lakukan sangat keterlaluan. Oleh karena itu kau harus di hukum. Penjaga.." Peter berperan sebagai penjaga kerajaan di sini.

"ya ratu." Peter memberikan salam hormat.

"Penjarakan ia."

"Baik ratu." Peter menangkap Alec dan membawanya dari samping Harmony.

Harmony berlutut hormat di hadapan Alice dengan pedang yang menyentuh tanah.

"Dengan ini ku berikan kau pangkat sebagai panglima perang kerajaan Victoria. Panglima Harmony Barbara Victoria." Alice mengucapkan apa yang ia ucapkan saat mengangkat Harmony menjadi panglima perang.

Mereka semua tertawa atas apa yang di lakukan Harmony.

______________________________

Horeeee selesai juga cerita ini

Moga aja kalian suka ya sama ceritanya

Ayo dong guys voment ya jangan lupa..

Dahh... sampe ketemu di cerita ku selanjutnya...

Di atas pict nya Harmony ya


Alice Alexander [Book 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang