DIB #3

89 12 4
                                    


Seminggu berlalu dengan keadaan yang tak berubah. Semua orang berpihak kepadaku yang menjadi korban palsu dari kejadian yang kubuat-buat. Dan kelompok Yuri masih di jauhi dan juga di cemooh padahal tak bersalah. Hingga ujian akhir tahun di mulai.

Yuri menghampirku yang masih fokus mengerjakan ujian ku. Sekarang sedang istirahat, jadi kelas sudah sepi, menyisakan aku yang masih mengerjakan ujian.

"Rachell... Gue mau ngomong.." Ucap dia dengan ketakutan.

"Ngomong tinggal ngomong" acuhku masih fokus pada kertas ujianku.

"Gue mohon, Chel. Jangan giniin, Juan dan Eric, gue sayang sama mereka, gue gak mau mereka ikut terluka gara-gara gue... gue mohon jauhin mereka, dan lukain gue aja" mohon si Yuri dengan wajah memelas.

"Gue gak niat juga lukain dua cowok bego itu, tapi mereka yang selalu ganggu gue setiap mau buly lo, mereka ngelindungin lo! Cihh!" Hinaku.

"Lain kali gue bilang ke mereka untuk gak lindungin gue lagi, jadi gue mohon, Chel!" Mohon si Yuri lagi.

"Gue punya cara yang lebih gampang, gue gak bakal buly dan siksa kalian semua lagi, tapi lo putusin si Juan dan hilang dari sini" tawarku dengan nada datar dan juga muka dingin.

Yuri terkaget dan langsung membisu. Dia terlihat berpikir dengan tawaranku. Berpikirlah Yuri, pikirkan baik-baik dengan otak bodoh dan licik mu itu. Selagi aku masih berbaik hati menawarkan.

"Tapi gue cinta sama Juan, Chel! dan dia juga!" Perkatan dari Yuri sanggup membuat amarahku langsung meluap ke ubun-ubun.

Jadi dia ingin pamer tentang percintaannya itu padaku? Tanpa dia bilang pun aku tahu bahwa mereka saling mencintai! Tapi mendengarnya lagi, membuat hatiku bertambah sakit.

Ingin rasanya aku menyiksa cewek di depanku ini, namun aku tak boleh gegabah. Aku tak mau, semua orang berbalik ke pihak Yuri lagi.

Byur...

Kaleng soda yang berada ditangan Yuri ku tarik paksa, ku siramkan ke kertas ujian ku, dan juga kekepalaku, lalu ku berikan kembali ke tangan Yuri. Yuri terkaget dengan apa yang aku lakukan, dan langsung ketakutan. Kebetulan, guru dan beberapa temanku masuk ke dalam kelas.

"Maafin aku Yur, aku gak berniat ngelukai atau membuly Juan dan Eric... hikss sungguhh!!" Actingku pun di mulai. Aku kembali berpura-pura menangis dan ketakutan.

Guru dan juga teman-teman kelasku menghampiri ku dan Yuri. Mereka langsung tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Mereka pasti langsung menganggap bahwa Yuri menyiramku dengan soda yang di tangannya. Hah! lihat lah, angel yang selama ini kalian kira, kini berubah jadi Iblis dengan skenarioku.

"Yuri!! Apa yang kamu lakukan ke Rachel???" Guru ku langsung membentak Yuri.

"Ini..ini bukan seperti yang ibu lihat., saya-saya..." Ujar Yuri ketakutan sampai terbata-bata.

"Halahhh!!! Bilanh aja lo dendam gara-gara pacar lo si Juan itu jadi di benci satu sekolah??! Juan itu yang brengsek mau memperkosa Rachel!!" Tuduh Lea, teman kelasku yang ikut menghampiri tadi.

"Gak gituu, saya bisa jelasin bu.." Lirih Yuri ketakutan.

"Kamu jelasin ke ibu, di ruang guru! Ayo ikut!! Lea dan Shinta, kamu temani Rachel ganti baju dan berikan dia lembar ujian baru di meja ibu" ujar guru itu.

"Iya bu!" Jawab Lea dan Shinta lalu menolongku, sedangkan Yuri dibawa oleh ibu guru ke ruang guru.

Dalam hati aku tertawa puas melihat Yuri lagi-lagi berada di dalam masalah yang bukan salahnya. Teruslah memasang topeng angel dan berpura-pura lemah Yuri, kau akan semakin mudah untuk ku siksa.

Deep in BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang