DiB #7

77 7 2
                                    

"Lo pulang sendiri, gua mau jalan sama temen-temen gua" ucap Juan usai kami selesai mengerjakan tugas.

Aku hanya mengangguk singkat, lalu dengan cepat membereskan barang-barangku. Dan segera bergegas pergi meninggalkan mereka. Tidak ada juga yang berharap untuk di antar dia pulang. Aku masih punya uang untuk naik taksi atau ojek mungkin, untuk kembali ke asrama.

"Gua gak ikut kalian" masih bisa kudengar suara Eric dari tempatku melangkah.

Ku harap dia tidak bermaksud menghampirku dan juga menggangguku.

Tapi ternyata harapanku tak terwujud, untuk kesekian kalinya, tangan Eric menarik tanganku. Tanpa mengucapkan sepatah kata apapun dia tetap menarikku yang terus memberontak hingga sampai ke motornya.

"Ihh apaan sih lo?! Gue mau pulang!" Protesku menatap ke arahnya tajam.

"Naik cepet, biar gua anter!" Perintahnya setalah berada di atas motor dengan helm hitamnya.

Aku berpikir sejenak, mana mungkin aku mau naik ke motor orang yang baru saja mencemoohku? Ha! Aku tidak segila dan semurahan itu! Dia pikir aku bodoh sampai mau menjatuhkan harga diriku serendah itu apa? Sialan.

"Cepet naik!" Perintahnya memaksa saat tahu aku tak kunjung naik namun diam di tempat.

"Gak mau!"

"Naik tinggal naik, repot banget sih lo! Naik!" Perintahnya sambil menarik tanganku paksa.

Akhirnya aku pun hanya bisa mengalah dan naik ke motornya dengan wajah cemberut. Biarlah, setidaknya uang ku jadi tak terpakai karena dia mau mengantar.

Sempat ku lihat tatapan tajam dan tak suka dari Juan dan Kris yang melihat ke arah ku yang diboncengi oleh Eric.

Eric melajukan motornya cepat, membuatku mau tak mau berpegangan pada jaket hitam yang ia gunakan. Nih anak modusnya emang. Ngalahin modus om-om tukang ojek.

Ku sadari, arah jalan motornya tidak menuju ke asramaku. Aku mulai curiga dan tak nyaman dengan segala kemungkinan.

"Eric! Mau kemana sih?!" Tanyaku setengah berteriak.

"Bawel!!" Jawabnya acuh yang mebuatku langsung terdiam kesal.

Rupanya Eric membawaku menuju taman kota. Kenapa dia membawaku kesini?? Ada apa sampai ia membawaku kesini? Tapi aku cukup senang juga, karena kesibukan ku kerja dan sekolah, aku jadi jarang berjalan-jalan. Dan taman kota lumayan juga untuk jadi tempat hang out.

Aku cepat-cepat turun dan berjalan mendahuluinya memasuki area taman kota, lalu duduk di salah satu ayunan untuk satu orang.

Ingatanku terbawa ke masa kecil ku di panti asuhan, disana ada taman bermain lengkap dengan permainan seperti, ayunan, seluncur, jungkat-jungkit dan yang lainnya. Tapi tak pernah bisa ku mainkan karena semua anak-anak panti asuhan melarangku untuk mendekati area bermain itu. Terutama pemimpin berwatak angel mereka itu. Mereka takkan membiarkanku untuk bermain sekalipun. Jika sekali saja aku berani untuk mendekat, mereka akan menyiksa, menghina, dan menendang-nendangku seperti di mimpiku yang waktu itu.

Hingga akhirnya, setiap malam aku terbangun hanya untuk bisa merasakan bermain di ayunan dan juga jungkat-jungkit tanpa harus merasa takut akan ketahuan. Mereka tidak akan pernah tahu karena mereka sudah tertidur. Di sekolah pun juga sama saja, mereka akan melakukan hal yang sama padaku karena si 'angel' itu.

Benar-benar masa kecilku sangat pahit, masa kecil yang mengerikan dan menyeramkan. Membuatku ingin menangis meraung-raung kala mengingatnya. Akan lebih baik jika aku tak mengingatnya lagi, berharap sesuatu dapat menghapusnya di memori otakku.

Deep in BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang