Hari ini aku bekerja di NightClub, ya kalian ingat bahwa aku telah menceritakan bahwa aku juga bekerja disini. Ku check kembali penampilanku di cermin besar yang menempel pada dinding ruang ganti tempat kerjaku ini. Dress hitam dengan tinggi hanya sebatas pahaku melekat di tubuhku. Ini sudah peraturan di sini untuk memakai baju yang telah disediakan. Meskipun pakaiannya sangat minim, tapi aku masih bisa menerimanya, karena hanya sebatas penampilan saja. Lagipula penghasilan terbesarku adalah di tempat ini. Sangat sayang apabila aku berhenti hanya karena alasan tersebut.
Disini aku bekerja sebagai DJ, memang bukan hanya aku DJ di tempat ini, ada satu lagi, kami bergantian shift.
Kumasuki area playku dengan pasti, kemudian memulai permainanku yang sebelumnya kuawali dengan sapaan kepada semua pengunjung yang ada. Musik pun mulai berdentum, alunan mixsong yang kumainkan dan atur sedemikian rupa, ternyata sangat di nikmati oleh para pengunjung. Mereka turun ke lantai dansa, dan mulai menari mengikuti alunan musik yang berirama.
Aku sendiri yang terbawa suasana ikut meliukkan tubuhku mengikuti alunan musik. Ya, sambil aku bekerja, aku juga menikmatinya, benar-benar pekerjaan yang paling kusuka. Namun, aku tak menyadari bahwa ada seorang pria yang berdiri di belakangku, dan ternyata dia terus memperhatikan tubuhku sejak tadi. Dengan kurang ajarnya, dia merapatkan tubuhnya ke tubuhku, kemudian menyentuh bokongku.
Aku yang kaget, langsung memberontak. "Sialan lo, lepasin gue dasar mesum!!" ucapku berusaha menyikut dadanya, namun tak berhasil karena dia menahan tanganku kuat.
"Cukup nikmati saja jalang, lo bakal gue bayar extra." pria berengsek itu dengan asal menjawab.
Aku berusaha untuk menghajarnya atau menendangnya dan semua hal lain yang dapat kulakukan agar ia menjauh, namun dengan sigap dia menghalau semua itu. Aku berniat untuk teriak, namun sebelum itu, pria hidung belang tersebut sudah terjatuh ke lantai, setelah terdengar bunyi pukulan keras.
BUGG..
Aku menoleh ke arah belakang, dan...
"Jaga sikap lo bangsat! Lu berani nyentuh dia lagi, gua bakal bikin remuk gak cuma tangan, tapi kepala lu sekalian!" Maki Eric emosi.
Eric? Iya, aku juga kaget melihat dia tiba-tiba ada disini. Aku hanya terdiam dengan mulut terbuka melihat kejadian itu, antara rasa takut dan juga shock. Eric meninju muka pria itu tiga kali kemudian menginjak kemaluan pria itu, dan membuat pria itu tak sadarkan diri lagi, benar-benar terkapar di tanah. Semua orang melihat ke arah kami, menyaksikan kejadian itu. Tanpa sadar aku menggigit kuku jariku, kebiasaan saat panik. Eric melihat ke arahku, kemudian ia menarik tanganku dan membawaku keluar dari NightClub ini.
"Stop! Lepasin tangan gue!" Hentakku saat kita sudah sampai di luar.
"Lo tuh bego atau apa hah?! Kerja di tempat kayak begini?!" Maki Eric langsung.
"Emangnya kenapa? Lo gak berhak ngatur!"
"Bersyukur dikit kek, gua udah mau nolongin lu!"
"Gue ga minta, lagian jangan sok jadi pahlawan, gue ga butuh."
"Kalau ga ada gue, lo udah bakal di perkosa ama tuh orang, ngerti gak bego?"
Akupun terdiam, memang benar apa yang Eric katakan, jika bukan karenanya aku tak tahu apa yang akan terjadi padaku selanjutnya.
"Ya udah makasih."
ucapku, lalu berjalan meninggalkannya.Tangan Eric menahan tanganku, akupun berbalik melihatnya.
"Gua anter lo balik" ucapnya.
"What? Ga, ga usah."
"Diem aja, dari pada di jalan terjadi hal kayak gitu lagi? Apa lagi baju lo gak pantes." Ucap dia, lalu menarikku ke motornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deep in Black
Teen FictionKenapa aku di perlakukan berbeda? Ya benar, aku memang bukan sang gadis cantik yang berhati baik dan disenangi oleh semua orang. Tapi, apakah dunia ini hanya membutuhkan orang-orang seperti itu? Tidak, bukan? Cerita akan manarik, apabila disana ada...