Mereka terus berlari, di belakang sekumpulan bajak laut mengejar.
"Filk, aku ingin mengatakan sesuatu," ucap Susan. Mereka masih berlari.
"Apa?"
"Di pulau ini, penghuninya tidak suka dengan pedatang baru!" Selesainya kalimat Susan disambut oleh tombak yang meluncur ke arah mereka, tapi meleset dan menancap ke pohon yang ada di samping mereka.
Mereka menghentikan lari mereka karena kaget, dan melihat ke arah tombak itu berasal. Ternyata di sana sudah berdiri pria hitam, dengan beberapa coretan berwarna putih di wajah. Tanpa basa-basi lagi, Filk menarik lengan Susan dan berlari lagi.
Sekumpulan bajak laut itu disambut oleh beberapa penduduk lokal di sini, mereka sudah dikepung. Sang kapten menyuruh mereka untuk menyerang, dan pertempuran pun terjadi.
Susan dan Filk terus saja berlari, dan akhirnya mereka berhenti di balik batu yang besar.
"Ha-ha-ha-ha, seper-tinya ki-ta sudah aman," ucap Filk kecapean.
"Ha-ha-ha, i-ya sepertinya begitu. Tapi, kau salah." Susan menunjuk ke belakang Filk. Filk berbalik dan betapa terkejutnya dia, melihat dua pria hitam sedang berdiri memegang tombak.
Kedua pria itu menarik lengan mereka, dan mengikat mereka dengan tali. Kali ini ikatannya lebih kuat dari ikatan para bajak laut itu. Mereka dibawa oleh kedua pria itu.
Mereka sampai di tempat yang banyak dengan rumah-rumah terbuat dari kayu. Mereka disambut oleh tatapan tajam penduduk lokal. Pria itu mendorong mereka berdua sampai jatuh.
"Waeuwu jiyuajfj huhuh," ucap pria yang mendorong tadi.
"Uwawawa!" teriak penduduk itu serempak.
"Mereka ngomong apa?" guma Filk.
"E-E-Entahlah," jawab Susan ketakutan.
Entah dari mana dan kapan, sang hantu pria hitam sudah ada di depan mereka berdua. Serempak penduduk-penduduk itu terkejut.
"Ki-Kita selamat," ucap Susan sedikit senang.
"Juju kagueg?"
"Mpkheklh hihanbfk fhnegjkas," ucap pria hantu itu.
"Dia bilang apa?" tanya Filk.
"Dia menjelaskan siapa kita, kenapa kita ke sini, dan sebagainya."
"Begitu, ya."
Pria hantu itu terus mengeluarkan suaranya, entah apa yang dia katakan. Setelah pria itu selesai berbicara, semua penduduk saling menatap.
"Wawawa!" teriak mereka tiba-tiba.
Pria yang berada di belakang Filk, melepaskan ikatan Filk dan Susan. Lalu pria itu mengangkat satu tangan mereka ke atas.
"Ifwaawawa!" teriak pria itu.
"Ifwaawawa!" balas semua penduduk. Setelah itu, semuanya bersujud ke arah mereka.
"Kenapa mereka bersujud?"
"Mereka memberikan penghormatan kepada kita, sang penyelamat."
"Penyelamat? Memangnya kita sudah menyelamatkan apa?"
"Menyelamatkan pulau ini."
"Menyelamatkan pulau ini? Padahal kita belum melakukan apapun?"
"Memang belum, tapi kita akan segera melaksanakannya."
"Baiklah, tolong jelaskan sekarang juga."
"Pulau ini sudah lama tidak mengalami hujan, dan kejadian itu terjadi semenjak mereka kehilangan batu dewa."
KAMU SEDANG MEMBACA
HARAPAN YANG BERPUTAR S1 & S2 (Slow Update)
FantasíaFilk, siswa SMP biasa yang tidak takut dengan hantu, dan tidak percaya dengan mitos-mitos. Keyakinannya berubah setelah bertemu dengan Susan Nail, gadis dari clan Ure, clan yang bertuga memulangkan roh penasaran ke alam baka dengan memenuhi harapan...