13. Kencan dan Tragedi!

2.4K 85 4
                                    

Desclaimer: J.K Rowling

Pair: DMHP, etc.

Genre: Romance,Hurt/Comfort.

Rating: M

Warning:AU (Alternate Universe), OOC (Out Of Character ), OC (Original Character), Incest, YAOI, typo(s), EYD tidak sempurna, no magic.

"IF YOU DON'T LIKE , DON'T READ , DON'T ANY BASHING, DON'T PLAGIARIZED, NO FLAME!"

Author: Astia Aoi and Raya Salimah

Title: 1st January

Summary: Semakin banyak hal terjadi, semakin rumit dan tak dapat dimengerti bagaimana menjalani kehidupan ini, yang kuinginkan hanya hidup tenang dan bahagia.

-o0o-


Kencan dan Tragedi!

Di sebuah ruangan bergaya klasik dan suram, seorang pria duduk di pinggir kasurnya sambil memegang foto seorang wanita Jepang.

"Keiko...aku, aku akan membalas semua yang Dumbledore lakukan kepadamu! nyawa dibalas nyawa!" gumamnya.

Pria itu adalah sang master organisasi hitam, Voldemort. Dia memegang foto wanita yang dia cintai, meski takdir mengatakan kalau wanita itu harus menjadi milik orang lain.
Setelah bermelankolis beberapa menit, pria itu menyimpan foto tersebut di sela agenda yang selalu dia bawa. Kemudian dia keluar dari kamarnya dan berjalan menuju ruang kerja utama miliknya.

Untuk beberapa saat sang master terdiam di depan pintu ruang kerjanya. merasakan kesunyian lorong markasnya. Harus dikatakan bahwa ia menikmati kesunyian yang diselingi rintihan angin malam. Udara yang dingin di luar sana. Inggris memang tempat hitam yang penuh tanda tanya. Dengan lebih dari 200 hari hujan. Langit mendung bukan sesuatu yang sukar ditemukan. Lelaki yang merasa bisa menguasai banyak hal dengan menyalurkan kesakitan dendam. Voldemort membuka ruangannya. Menemukan dua wajah tertunduk patuh, sepertinya menunggu cukup lama.

"Bella...Bella... jadi bagaimana rasanya dibuat terluka oleh sepasukan kecil bocah ORDE?" ada nada kecewa, marah yang tidak dibuat-buat dari seorang atasan yang berekspektasi cukup tinggi pada bawahannya.

"Tuanku... Berikan saya satu kesempatan lagi... Dan mereka akan habis!" dan tawa khasnya yang bernada manja sekaligus mengerikan bergema ke seluruh kisi ruangan.

Voldemort membiarkan jubahnya menjuntai, menyapu debu lantai. Daripada menanggapi tawaran antusias dari Bellatrix, ia lebih memilih membuang pandang. Menatap wajah tertunduk. Mata hitam kelam yang tak berani menatapnya balik, milik Severus Snape.

"Aku mengharapkan semangat seperti Bellatrix ada pada dirimu Severus.."

Severus mengangkat sedikit wajahnya, "Cara saya bersemangat berbeda dengan dia Master," jawabnya.

Voldemort sedikit menyunggingkan senyum, "Terserah! lalu ada informasi apa yang kalian akan sampaikan?" tanyanya sambil duduk di singgasana dibalik meja kerjanya.

Bellatrix yang pertama menjawab, "Mafia yang bekerja sama dengan kita di Italy berhasil menyebarkan pengaruh kita kepada mafia-mafia besar lainnya."

"Bagus! tapi, kegagalanmu di tugas terakhir tak akan luput dari hukuman," kata Voldemort.

Mendengar itu keringat dingin mengucur dari dahi Bellatrix, "Ye-yes Master."

"Kau dikirim ke Italy untuk membantu mereka menyebar pengaruhku! mengerti?"

1st JanuaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang