Ara membuka pintu utama yang berwarna putih itu dengan perlahan karena jam sudah menunjukkan jam 8 malam. Setelah menutup pintu dan mengganti alas kaki dengan sendal rumah, Ara berjalan menaiki tangga ke arah kamarnya yang berada di lantai 2. Lalu, ia melepas baju jeansnya dan disampirkan di belakang pintu, menyisakan tanktopnya yang berwarna hitam.
Angin malam yang memasuki kamar itu, serasa sejuk namun menusuk tubuhnya. Ia menatap ke arah televisi yang baru saja dinyalakan, sesekali tersenyum kecil karena kartun yang sedang ditontonnya.
Di posisinya yang sedang tiduran di atas kasur ini, selintas kejadian tadi sore menghantui pikirannya.
Ara baru mengetahui kalau ternyata seorang Damara takut dengan kegelapan. Damara mempunyai myctophobia temannya achluophobia. Achluophobia adalah semacam ketakutan berlebih dan tidak wajar terhadap kegelapan, seperti gejala phobia pada umumnya, penderita phobia ini jika dihadapkan dengan kegelapan dia akan panik, keringat dingin, jantung berdetak lebih kencang dari orang normal, terkadang sesak nafas dan teriak histeris.
Tadi, setelah selesai makan siang selesai, mereka terlarut dengan pikirannya masing-masing. Ara sibuk dengan banyaknya notif di LINE saat sedang membahas film yang akan dirilis bulan depan, lalu team cheersnya yang akan mengadakan foto bersama nanti.
Dan untuk hot newsnya, yaitu tentang Daniel. Fyi, Daniel yang memiliki nama panjang Daniel Aditya Putra itu sebenarnya kekasih Ara, hubungan mereka sudah berjalan sejak beberapa bulan yang lalu.
Kalau Ara boleh jujur, dia sebenarnya tidak ada rasa berlebih pada Daniel. Kalau urusan menerima ajakan Daniel waktu itu ialah karena Ara dipaksa untuk menerima Daniel menjadi kekasihnya. Toh, yang menyetujuinya saja bukan Ara.
Apalagi Daniel mengatakan bahwa ia janji tidak akan meninggalkan Ara. Norak, pikirnya. Lelaki itu juga memberi 3 cokelat dengan rasa yang berbeda dan 2 bucket bunga adelweis. Ia juga membawa spanduk yang bertuliskan 'ARA TALIA HASNA, WILL YOU BE MINE?'
Parah emang, katanya.
Setahunya, adelweis itu sudah mau punah, kok bisa-bisanya dia memberi bunga adelweis ke Ara, 2 bucket pula. Sebenarnya Ara jarang sekali jatuh cinta, bahkan termasuk ke dalam kategori yang sulit jatuh cinta. Karena sifatnya yang cuek dan tidak keingintahuannya tentang laki-laki, lagipula ia lebih mengutamakan pendidikan.
Dan sekarang, Ara sedang menatap foto Daniel yang ada di snapgram teman perempuannya. Ara memang sudah sering melihat laki-laki itu berjalan dengan perempuam lain, Daniel juga sudah sering meminta maaf ke Ara, sampai-sampai Ara bosen mendengarnya.
Ara juga pernah berkali-kali mengatakan bahwa ia meminta putus dengan Daniel, namun Daniel selalu mengatakan bahwa hubungan mereka belum usai. Daniel itu egois, keras kepala, dan yang paling penting adalah playboy.
Damara pun mengantar Ara pulang ke rumahnya. Di tengah perjalanannya, Ara meminta Damara untuk mengantar Ara ke butik mamanya. Sudah sebulan Ara tidak mengurua butik milik ibunya atau mungkin lebih?
"Dimana?" tanya Damara sembari menepikan mobilnya.
"Nanti ada pertigaan, ke kiri," ujar Ara sambil menatap Damara sekilas.
Ara merasa bahwa hari ini cuaca di Jakarta sangat panas, selalu. Ia mengulurkan tangan untuk menyalakan AC, namun Damara juga melakukan hal yang serupa. Tak sengaja tangannya saling bersentuhan.
Beberapa detik mereka bertatapan, dengan cepat Ara menarik tangannya kembali dan membiarkan Damara yang menyalakannya. Setelah selesai, akhirnya Damara melajukan mobilnya ke tempat yang dituju.