10. Baseball

200 4 1
                                    

Ara membuka matanya dan menyadari bahwa ini bukan di rumah ataupun kamarnya. Matanya mengerjap seiring terangnya cahaya yang ada di sekitarnya. Dia di UKS.

Gadis itu berpindah posisi menjadi duduk, lalu bersandar pada sandaran kasur. Ia melihat Damara yang berjalan mendekatinya.

  "Udah sore, tinggal kita berdua sama satpam", ucapan Damara membuat Ara mengernyitkan dahinya.

  "Lo ngapain disini?", tanya Ara kesal, bukankah tadi laki-laki itu bersikap tak peduli? Damara mengedikkan bahunya sebagai jawaban.

Tangan Damara bergerak hingga punggung tangannya menyentuh kening Ara. Membaik, batinnya.

'Yang bikin lo masuk UKS tuh gue, kalo gue lebih peduli pas di rooftop tadi, pasti gue udah di rumah, gak nungguin lo di sini', batin Damara menjawab pertanyaan yang Ara lontarkan.

Ara memegangi kepalanya lalu bergerak ingin turun membuat kakinya menggantung. Setelah mengumpulkan jiwanya, ia berjalan keluar UKS dan mengambil tas yang masih tertinggal di kelas, lalu ke parkiran.

Lagi-lagi Ara mengernyitkan dahinya saat mengetahui kunci mobil tidak ada di tasnya, ia terus saja mencari namun hasilnya nihil.

Seseorang menepuk bahu Ara membuatnya berbalik dan menemukan Damara yang sedang berdiri dengan tangan yang dimasukkan ke dalam saku celananya.

  "Nyari kunci?", pertanyaan Damara—bahkan lebih pantas disebut pernyataan karena memang benar adanya, membuat Ara menaikkan salah satu alisnya. Lalu, Damara mengeluarkan sebuah kunci mobil dari saku celananya. Kunci mobil milik Ara.

Ara hendak mengambil kunci mobil yang ada di tangan Damara, namun Damara dengan cepat berjalan ke arah mobil Ara dan duduk di kursi pengemudi.

  "Gue gak bisa menjamin kalo lo bisa nyetir mobil dengan keadaan kaya gini", perkataan Damara sukses menambah Ara kesal, bukankah itu semacam penghinaan?

Dengan malas Ara berjalan dan duduk kursi penumpang di sebelah Damara. Ia memakai seatbelt dan bersandar di sandaran lalu melihat ke pemandangan di luar melalui jendela di sebelahnya, seolah-olah pandangan di luar lebih menarik dibandingkan lelaki disebelahnya.

Beberapa menit kemudian, mobil Ara sampai didepan rumahnya. Ara melepas seatbelt begitu juga dengan Damara. Ara memasuki rumahnya dan duduk di sofa. Lagi-lagi Ara mengernyitkan dahinya melihat Damara yang tidak langsung pulang melainkan ikut duduk di samping Ara.

  "Lo gak pulang?" tanya Ara datar.

  "Bastian disini," balas Damara tak kalah datar. Ia tahu bahwa Bastian disini karena tadi supirnya Bastian mengirim pesan dan mengatakan bahwa Bastian diantar kerumah Ghea—Ara lebih tepatnya.

Beberapa detik kemudian, suara anak kecil yang semakin terdengar di telinga 2 remaja yang sedang duduk di sofa membuat mereka menghela napasnya. Mereka—Ara dan Damara, tahu betul bahwa itu suara Ghea dan Bastian.

  "Ka R, udah pulang?", Ghea memberikan susu rasa vanilla dingin ke arah Ara, namun Damara langsung mengambilnya sebelum sampai di tangan Ara.

  "Ara tadi kedinginan, mendingan yang strawberry aja buat dia", Damara mengambil segelas susu strawberry yang ada di tangan Bastian, dan memberikannya pada Ara. Ia mengetahui bahwa minuman itu tidak dingin karena Damara tidak melihat es batu di gelasnya.

Ara menggumam tak jelas, namun tetap mengambil segelas susu strawberry dari tangan Damara.

  "Sedotannya mana?" tanya Ara pada Ghea. Gadis itu banyak maunya.

  "Kata Bi Ima abis, terus belum beli," jelas Ghea membuat Ara mengerucutkan bibirnya.

Lalu, Ara meneguk minuman tersebut. Sesekali, Damara mencuri pandang pada gadis di sebelahnya yang sedang memejamkan matanya sambil meminum minumannya. Hanya untuk memastikan, gadis itu benar benar meminumnya atau hanya menempelkan gelasnya saja pada mulutnya. Setelah minuman Ara habis seperempatnya, ia menaruhnya pada meja di hadapannya, lalu menjilat bibirnya. Saat minuman Ara sudah tersimpan di meja, ia kembali duduk dan memejamkan matanya, kepalanya masih sedikit pusing.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 07, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang