6. Bastian-Gio

230 25 0
                                    

Ara langsung melempar tubuhnya ke kasur tanpa melepas sneakers yang tadi dipakainya untuk ke perpustakaan. Ia mengambil sebuah bantal dan menaruhnya di kepala bagian belakang, Ara melihat ke arah jam dinding yang terletak di atas jendela menunjukkan garis pendek diantara angka 2 dan 4 dengan garis yang lebih panjang di angka 10.

Ara bangkit dan berjalan keluar kamar untuk ke dapur, mengambil segelas air dan ia minum, lalu duduk di kursi yang terletak tepat di tengah-tengah ruangan-di samping meja pantry. Ara menaruh gelas yang kini airnya tinggal setengah dari sebelumnya di meja yang ada di depannya.

"Hai Ma, gimana Mama disana? Mama bahagia kan?" tanyanya dengan lirih serta mata yang mengarah ke langit-langit.

Suasana di sekeliling tampak kosong dan sunyi, "Mama tau gak? Ara sering bosen, Ma."

"Coba Mama masih disini, disamping Ara, pasti sekarang gak bakal sepi gini." lanjutnya sembari menopang dagu dengan tangan kiri. "Bisa cerita,"

"Bisa masak bareng,"

"Bisa ketawa bareng,"

"Bis-," sebutir air mata lolos terjatuh dan memasuki gelas yang berada dibawa dagunya, ia mengusap pipi dengan kedua tangan dan berjalan menuju tempat pencuci piring dengan membawa secangkir gelas tadi lalu menaruhnya disana.

Suara yang berasal dari ponselnya membuat Ara menghela nafas. Ara merogoh saku celananya seraya membuka pesan yang masuk beberapa detik yang lalu.

From Papa : Ara, Papa tdi sdh suruh Bi Ima utk jagain kmu dan Ghea selama Papa g di rmh, dia sdh dtg?

Bel rumah berbunyi dengan nyaring memasuki indra pendengarannya beberapa detik setelah membaca pesan dari Papa, dengan langkah gontai Ara berjalan menuju pintu utama. Tanpa membalas pesan Papanya.

Ara melihat keluar dari jendela yang berada di sebelah pintu utama, terlihat seorang wanita memakai pakaian berwarna merah dan rambutnya diikat seperti ekor kuda, Bi Ima. Ara membuka pintu dan langsung menyambut Bi Ima dengan senang hati.

FYI, Bi Ima adalah asisten rumah yang sudah bekerja mengurus Ara dari mulai umurnya 10 tahun, jadi bisa disimpulkan jika Bi Ima sudah mengurus Ara selama 5 tahun. Jadi ya gak diragukan lagi kalo dirinya menyambut kedatangan Bi Ima. Mereka sering bernyanyi sesuka hati, cerita tentang-if girls in one room, dan hal lainnya. Dia sempat berhenti kerja karena anaknya yang di kampung sakit, jadi dia izin tidak kerja. Dan akhirnya, ia kembali lagi untuk menjadi asisten di rumahnya. Itu tandanya, Ara tidak akan sendirian menghadapi tingkah Ghea.

"BI IMAAA!" sambut Ara sembari merentangkan kedua tangannya.

"Duh, Non, ini ada apa ya?" jelas saja Bi Ima terheran dengan tingkah laku Ara yang berubah. Setahunya, Ara adalah gadis yang selalu bersifat dingin yang terkesan cuek atau tak peduli dan sesuka hati.

Ara mengajaknya ke kamar yang ia tempati selama kerja disini, sesekali mereka membahas tentang hal konyol sampai terlarut dengan obrolan.

Bi Ima tau apa yang harus ia lakukan kalau Ara sedang badmood, tau sifat gadis tersebut mulai dari childish-nya, sifat keras kepalanya, makanan kesukaannya, jam bangun tidur Ara-ya meskipun Ara tidak akan terbangun kalo tidak dibangunkan, kalo Ara sedanh baper alias bawa perasaan pun dia pasti tahu. Bahkan, Ara pernah berfikir kalau Bi Ima mempunyai ilmu sihir, gesrek emang otaknya. Bi Ima seperti Fadlan kedua bagi Ara.

Selain mengetahui diri Ara, Bi Ima juga tahu soal sepupunya yang tingkahnya bikin orang angkat tangan, salah satunya Ghea. Ara sempat berpikiran, Ibunya saat sedang ngandung Ghea ngidam apaan sih? Sampe sampe, anaknya gak bisa diem banget. Ghea juga makannya banyak banget. Kadang kalo dia lagi kelaperan banget, 3 porsi makan orang dewasa abis sama dia. Enaknya jadi Ghea tuh, makan banyak gak gemuk gemuk, masa pertumbuhan. Kalo ada Bi Ima, jadi 'kan ada yang bantuin Ara.

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang