Chapter 1 - Pangeran Dari Negeri Dongeng

46.2K 2.2K 146
                                    

pairings: juan/mason, junsu/minjun, sookwang/jinyoung, slight!mason/yoonara, slight!juan/everyone
genre: romance, humor, school life
rated: M

disclaimer: do not copy this story. original story belong to homonymous!

warning for typos, sexual content, mention of rape, slash and abuse.

ooOoo

Aku mengemasi barang-barangku pada jumat malam, dan sampai di asrama pada sabtu malam. Aku pindah dari sekolah lamaku karena ayah yang di pindah tugaskan ke Amerika dan akan menetap disana untuk waktu yang lama. Tetapi untuk kepindahan mereka kali ini aku memutuskan untuk tidak ikut.

Pada awalnya kedua orang tuaku tidak setuju karena aku adalah anak tunggal dan sangat manja, ayah khawatir aku akan merepotkan banyak orang, dan ibu yang memang tidak pernah meninggalkan aku sendirian di rumah jauh lebih khawatir lagi pada keselamatanku, dia selalu mengurusi kebutuhanku setiap hari, dan aku selalu manja padanya, aku bahkan sering tidur bersamanya dan memeluk ibuku sepanjang malam. Karena saking manjanya, teman-teman sering memanggilku Anak Mami.

Tapi aku tidak pantang menyerah, aku berkali-kali merengek pada mereka sampai akhirnya mereka mengijinkan dengan sedikit terpaksa. Dan untuk berjaga-jaga, aku tidak diijinkan untuk tinggal di sebuah rumah ataupun apartemen, yang pada akhirnya membuatku terusir dari sekolah lamaku dan terdampar di sebuah asrama. Meskipun begitu aku tidak mengeluh, itu memang sebuah asrama tapi aku tetap merasa bangga pada diriku sendiri, karena akhirnya setelah 17 tahun hidup bersama kedua orang tuaku, aku bisa tinggal sendiri dan menjadi pria mandiri. Itu sangat keren.

Saat ini aku tengah berjalan di lorong asrama, sendirian sekaligus ketakutan karena saat ini jam sudah menunjukan pukul 10 malam. Meskipun tempatnya begitu terang dan ada beberapa penghuni yang lewat, tetap saja aku yang penakut tidak dapat menyembunyikan ketakutanku.

Aku memakai t-shirt yang longgar berlengan se siku, warna dasarnya biru terang dengan garis-garis merah besar di ujung lengan, t-shirnya bergambar baymax dan ini adalah t-shirt favoritku yang jarang aku pakai. Aku memakai celana denim hitam di atas lutut yang sangat kontras dengan kulit putih pucatku, orang-orang juga sering menganggap kakiku mirip kaki perempuan; ramping dan mulus tanpa bulu. Aku memakai kaus kaki putih strip hitam yang melewati mata kaki serta sebuah sneakers hitam. Aku punya rambut yang lembut, sehingga orang-orang senang mengacak poniku. Aku punya mata bulat tapi kecil, hidung mungil, bibir mungil yang katanya merah alami, dan orang-orang bilang itu sangat menggemaskan. Tapi sekarang aku kedinginan, aku memang tidak kuat dengan hawa dingin.

Aku menengok kiri dan kananku dengan kikuk, kebiasaanku jika di tempat baru. Lantai dua terlihat masih sepi, ada banyak pintu yang dikunci karena ditinggalkan pemiliknya, mungkin karena masih tersisa libur satu hari sehingga mereka belum memutuskan untuk kembali ke asrama. Beda dengan lantai satu, dimana aku melihat Chris Jung; gadis-gadis penghuni asrama perempuan terus mengikuti dan berbisik-bisik mengenai pria itu, bahkan ada yang terang-terangan mencoba menarik perhatiannya. Karena lantai satu hanya termasuk lobi bukan kamar, seluruh penghuni asrama pria maupun perempuan boleh hilir mudik di tempat itu.

Aku sebenarnya bingung dimana kamar asramaku karena nomer pintu asramanya mencapai ratusan. Apakah aku harus naik ke lantai tiga? Atau berjalan lurus?

"Yaa!"

Seseorang menepuk bahuku dari belakang, aku refleks menoleh dan melihat seorang pria yang tingginya hampir sama denganku tengah menatap mataku dengan berbinar. Ada apa?

Cool Guy is GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang