Chapter 9 - Aku Yakin Wajahku Sudah Seperti Pelacur

25.7K 1.7K 133
                                    

pairings: juan/mason, junsu/minjun, sookwang/jinyoung, slight!mason/yoonara, slight!juan/everyone
genre: romance, humor, school life
rated: M

disclaimer: do not copy this story. original story belong to homonymous!

warning for typos, sexual content, mention of rape, slash and abuse.

ooOoo

Aku tidak bisa menghilangkan senyuman bodoh yang sedari tadi terus menghiasi wajahku. Jantungku juga berdegup dengan sangat kencang sampai rasanya mau lepas dari tempatnya.

Sekarang aku tengah duduk di atas kursi belajar milik Juan, masih sibuk mengerjakan soal-soal tugas sekolahku yang belum selesai. Sementara Juan ada di atas kasurnya, bersandar pada dinding kamar, menghadap ke arahku dengan satu kakinya yang ditekuk. Dia sedang sibuk dengan buku bacaannya, entah apa yang dia baca, tapi dia terlihat sangat serius dan luar biasa tampan.

Aku sudah menutup gorden, dan di luar sedang turun hujan dengan deras. Anehnya aku belum mengganti bajuku dengan yang lebih panjang, entah kenapa malam ini aku sama sekali tidak merasa kedinginan, justru aku merasa sangat hangat.

"Juan, aku tidak mengerti cara menguraikan rumus yang ini." Aku menoleh ke arah Juan sambil membetulkan kuncir apelku. Kulihat Juan mendongak melihat ke arahku lewat bulu matanya. Dia tidak menjawab, hanya menyuruhku mendekat lewat gerakan tangannya.

Aku duduk di samping kiri Juan sampai tubuhku merapat padanya seperti meringkuk. Dia menaruh buku yang dibacanya lalu menatap soal yang aku tunjuk. Tangan kirinya merengkuh pinggangku dengan kurang ajar tapi aku justru malah tersenyum dengan wajah merah padam.

"Kau benar-benar bodoh." Aku cemberut dan mendongak menatap wajahnya ingin protes, tapi justru liurku malah hampir menetes melihat bibir seksi Juan yang begitu menggoda. Jantungku kembali berdegup dengan kencang. Aku bahkan tidak sempat mendengarkan penjelasan dari Juan karena terlalu sibuk dengan pemandangan indah di depanku.

"Kau dengar?" Juan menunduk, dan aku malu karena sekarang dia pasti sudah melihat wajah bodohku.

Aku menjilat bibirku lalu menatap matanya. Dia mendengus lalu mendorong kepalaku agar menunduk. "Kerjakan PR-mu."

Aku cemberut tapi tidak protes, sejujurnya aku lebih merasa malu karena sudah bertingkah seperti pria mesum tadi. Pada akhirnya aku mendengarkan penjelasan dari Juan dengan sangat serius dan baik untuk kemudian mempraktikannya di tugasku. Tapi ternyata itu tidak semudah yang aku bayangkan. Selama belajar, Juan akan mengataiku bodoh jika aku salah, dan menyumpah kasar dengan bahasa inggris jika dia sudah benar-benar kesal dengan aku yang tidak faham juga padahal dia sudah menjelaskannya lebih dari tiga kali.

Meskipun begitu aku tetap tidak bisa menahan senyumku setiap kali Juan mencium rambutku. Dia benar-benar seperti seorang maniak. Untung saja aku sudah shampooan. Mungkin karena itu Jinyoung, Junsu, dan Minjun menginginkan shampooku.

Di tengah keseriusanku mengerjakan soal, tiba-tiba saja rangkulan Juan pada pinggangku mengerat. "Rambutmu wangi buah-buahan." Aku bisa merasakan hidung mancung Juan yang sedang mengendus-ngendus rambutku, kata orang-orang rambutku lembut seperti rambut perempuan. "Tubuhmu wangi bedak bayi." Sambungnya sambil mencium pundakku, kali ini dengan hidung dan bibirnya sekaligus. Aku bisa merasakan pipiku memanas. "Dadamu juga seperti dada gadis SMP." Aku yang memang mudah terangsang langsung merasakan penisku mengacung dan liangku lengket saat Juan menjalarkan tangannya untuk meremas dadaku dari belakang.

Cool Guy is GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang