Chapter 18: Mereka Benar-Benar Berakhir

18.6K 1.2K 259
                                    

pairings: juan/mason, junsu/minjun, sookwang/jinyoung, slight!mason/yoonara, slight!juan/everyone
genre: romance, humor, school life
rated: M

disclaimer: do not copy this story. original story belong to homonymous!

warning for typos, sexual content, mention of rape, slash and abuse.

ooOoo

Kamar itu begitu gelap dan diselimuti kesedihan. Seorang pemuda mungil terlihat duduk di atas ranjang sambil berurai air mata. Dia tidak berhenti menangis sejak mendengar kata-kata menyakitkan yang diucapkan oleh pria yang paling dicintainya. Dia mengingatnya, bagaimana pria itu menatapnya dingin seolah itu bukan dirinya dan bagaimana gadis di sampingnya menyeringai puas.

"Mimpi sialan!" jerit Mason. Dia menghapus air matanya dengan punggung tangannya kasar dan beranjak menuju kamar mandi.

Mason memutuskan untuk mandi di bawah guyuran air shower sambil menangis tersedu-sedu; berusaha keras melupakan mimpi buruk sialannya.

ooOoo

"Kau ingin memakan sesuatu sayang?"

"Tidak Ma."

Ibu Rachel menatap putri semata wayangnya sedih. Dia mengelus surai pirang kecokelatan milik anaknya sambil berkata, "Ada apa sayang? Tidak biasanya kau tidak bercerita pada Ibumu."

Rachel terisak, memeluk ibunya dengan erat sambil menatap pria yang masih tertidur di sofa.

Dia tidak ingin mengatakannya, dia bahkan tidak ingin mengingatnya.

"Aku tidak akan meninggalkanmu." Kata-kata itu terasa menyejukkan namun kelanjutan dari kata-kata itu membuat Rachel tidak bisa untuk tidak meluruhkan air matanya. "Karena kau adalah adikku, dan aku tidak akan meninggalkannya, karena aku mencintainya. Sangat."

PLAKK

Sebuah tamparan mendarat dengan keras di pipi Juan, membuat wajah Juan terlempar.

"Kau bilang apa? Kau bilang apa brengsek?!" jerit Rachel. Dengan geram ia menarik kerah Juan lalu membenturkan bibirnya dengan bibir Juan, melumatnya kasar, membuat yang lain mencengkram tangannya. Juan menarik wajah itu menjauh, matanya dipenuhi kekecewaan.

"Kenapa kau menolakku?" Rachel terlihat lebih kecewa. Ia menangkup pipi Juan dan mendekatkan wajahnya hingga hidung mereka hampir bersentuhan. "Katakan, kenapa kau menolakku?"

"Kau adikku Rachel, aku selalu menganggapmu begitu."

PLAKK

Lagi-lagi gadis itu menamparnya, tapi Juan tetap bergeming. Rachel mengusap dada itu sambil mendongak menatap wajahnya. Air mata kembali mengalir saat dia berkata, "Apakah karena lelaki itu? Lelaki menjijikkan itu? Aku tahu dia yang membuatmu seperti ini, dia yang membuatmu jadi sakit seperti ini. Aku benar, kan?"

"Rachel, aku tidak di sini untuk mendengar omong kosongmu." Juan berkata dengan kasar. Ia melepas tangan gadis itu dan menatapnya tajam. "Dan jangan pernah berkata seperti itu pada kekasihku."

Setelah mengatakan itu Juan beranjak dari ranjang dan mulai membersihkan beling yang berserakan di lantai kemudian membawanya keluar dari dalam kamar rawat; meninggalkan gadis yang terduduk dengan tatapan kosong di matanya.

"Mama," panggil Rachel, suaranya terdengar sangat lelah.

"Iya sayang?" Ibunya mengelus punggung putrinya dengan sayang.

Cool Guy is GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang