Chapter 10 - Kau Bilang Kau Tidak Akan Meninggalkanku

25.6K 1.8K 134
                                    

pairings: juan/mason, junsu/minjun, sookwang/jinyoung, slight!mason/yoonara, slight!juan/everyone
genre: romance, humor, school life
rated: M

disclaimer: do not copy this story. original story belong to homonymous!

warning for typos, sexual content, mention of rape, slash and abuse.

ooOoo

Jangan berfikiran jorok bahwa semalam aku dan Juan sudah melakukan hal itu, karena jawabannya adalah tidak. Pada akhirnya adegan itu berakhir di kissmark yang memenuhi dadaku. Juan membuat aku kewalahan, dan memang itu tujuannya. Dia membiarkan aku beristirahat sebentar untuk mengumpulkan nyawa dan menidurkan libidoku yang sudah di ujung tanduk sebelum akhirnya kembali menarikku untuk duduk dan mengerjakan tugasku sampai selesai.

Dia kembali menjadi guru yang galak, menyiksaku dengan rumus-rumus sulit yang hampir membuat kepalaku pecah. Tapi aku senang , bukan hanya karena perlakuan Juan malam ini yang membuat jantungku hampir copot tapi juga karena Juan mengijinkan aku untuk tidur di sampingnya, meskipun aku harus merengek-rengek dan sempat akan ditendang oleh kakinya.

Aku tidur dengan sangat nyenyak semalam, tubuhku dan hatiku dipenuhi kehangatan yang berasal dari Juan. Aku bahagia akan kedekatanku dengan Juan, tapi aku belum merasa puas. Juan belum menjadi milikku, atau setidaknya belum benar-benar merasa tertarik, lagipula rasa tertarik bisa pudar kapan saja.

Jadi untuk itu aku telah membuat sebuah strategi semalam. Salah satunya adalah; mulai hari ini dan seterusnya aku akan bangun pagi-pagi buta agar aku bisa bangun lebih dulu dari Juan dan bisa berangkat sekolah bersamanya setiap hari. Jam masih menunjukkan pukul 3 dini hari, dan hujan masih mengguyur kota Seoul, tapi mataku sudah terbuka dengan lebar. Aku tersenyum puas, lalu menggerakkan tubuhku agar terlepas dari pelukan Juan.

Aku menatap Juan lalu mengelus pipinya yang tirus dan rahangnya yang tajam. Aku bertanya-tanya dalam hati kenapa dia tidak menjadi model saja, atau jadi aktor, atau kalau perlu jadi idol juga. Kurasa dia akan sukses besar, seperti aktor Cho Yongdo yang merangkap jadi idol dan aktor sekaligus.

"Tapi Juan sepertinya bukan tipikal pria yang suka mendapat sorotan kamera." Gumamku. Aku terkikik membayangkan salah seorang paparazi dipukul Yongdo karena berusaha menguntitnya.

"Aku menyukaimu." Bisikku lalu memajukan sedikit wajahku untuk mencium keningnya yang ditutupi poni tipis. Rambutnya sudah cukup panjang, aku akan mengajaknya pergi ke salon nanti.

"Aku menyayangimu." Kataku masih sambil berbisik. Aku kembali mendaratkan ciuman di hidungnya yang mancung. Pasti pemberian dari ayahnya, hidungnya benar-benar membuat aku iri.

"Aku mencintaimu." Bisikanku yang kali ini benar-benar sangat pelan, bahkan hampir tidak terdengar. Aku kembali memajukan wajahku lalu mencium bibirnya. Entah ini hanya perasaanku saja, atau memang Juan juga menyambut ciumanku, karena yang aku rasakan dia juga memajukan bibirnya seperti apa yang aku lalukan. Saat aku membuka mata dan menjauhkan bibirku dari bibirnya, kulihat dia masih memejamkan mata dan sama sekali tidak bergerak dalam tidurnya.

Jadi itu pasti hanya perasaanku saja.

Aku menepuk-nepuk lengannya pelan lalu memutuskan untuk bangun, saat aku telah berhasil bangun, tiba-tiba saja sebuah tangan memeluk perutku. Sepertinya gerakanku telah membuat Juan terusik. Aku kaget luar biasa lalu langsung menutup mulutku dengan kedua telapak tangan dan menoleh ke belakang dengan hati-hati. Kulihat Juan masih memejamkan matanya, syukurlah. Aku berniat menyingkirkan tangannya tapi tiba-tiba suaranya yang serak menghentikkan aksiku.

Cool Guy is GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang