I hope you like this chap!😉
Tiga jam pertama Nara dan Citra hari ini diisi dengan kegiatan rutin di kantin; jajan dan bahkan menggosip bersama ibu-ibu penjaga kantin. Jam kosong memang selalu menjadi impian setiap insan pelajar.
Tettt tetttt tettt!
"Elah baru juga makan seberapa udah ganti pelajaran aja, payah lah payah!"
"Eh lo udah makan somay, tiga helai tempe, dua es teh. Lo nggak sarapan apa gimana?"
"Gue memang selalu merasa kurang tanpa makanan diperut gue. Dan gue sarapan kok"
"Hhhhh-, yaya terserah lo aja. Tapi sekarang ke kelas yuk"
"Okelah. Gue bayar dulu bentar"
Nara dan Citra segera menuju kelas melewati lapangan utama. Kelasnya memang ada di ujung yang mungkin bisa dibilang sedikit terkucilkan. Dengan ruangan BK disebelah kanan. Namun, Nara dan teman-teman sekelasnya beruntung masih memiliki WiFi gratis dari sekolah dan itu mengurangi beban dihati mereka.
"Pagi anak anak!"
"Sudah siang pak!" Serempak menjawab guru namun berbeda dengan Nara yang hanya duduk diam tanpa bersemangat memulai pelajaran.
"Ada PR?" Dua kata keramat yang menjadi mimpi buruk sepanjang masa.
"Ada pak!"
Seketika semua penghuni kelas menghadap pada satu siswa cowo yang kaca matanya lebih tebal dari novel Harry Potter, giginya yang dari dulu di pagar, dan mukanya yang selalu membuat penghuni kelas baper. Beno, namun temen sekelasnya sering memanggilnya Bowo, entahlah dari mana. Oh God! Disaat saat semua mata berpenjuru padanya dengan tatapan membunuh, dia masih kuat memasang tampang-tampang tanpa dosa.
'Pengin rasanya gue tampol tuh pala yang terlanjur pinter, sama mulut yang sukanya ngadu kalo ada PR sama tugas' Batin Nara, seolah satu pemikiran dengan teman teman satu kelasnya.
"Oke sekarang yang tidak mengerjakan silahkan keluar dan kerjakan di luar!"
Serempak semua siswa berdiri dan bersiap keluar kelas, kecuali Beno.
"Eh eh! Mau kemana kalian?"
"Kata Bapak, kita suruh keluar, ya ini mau" Ada aja yang ceplos.
"Kalian tidak ada yang mengerjakan?" Tidak lama kemudian guru Sejarah super bingungan ini garuk garuk kepala.
"Gini aja Pak, ini kan lebih banyak yang nggak ngerjain, nanti malah rame diluar Pak. Mending Bowo, maksud saya Beno aja yang diluar Pak, ceritanya dia privat"
Nara mencoba memberi saran bahkan sebuah solusi.
"Oh begitu ya. Yaudah Beno sekarang keluar sama Bapak, kita di perpustakaan aja ya biar lebih nyaman buat belajar. Yang disini, kerjain!"
Beno hanya melirik dari balik kaca mata profesornya sambil mencoba mengisyaratkan 'Awas kalo ulangan' well, nggak ada yang bisa ngancem gue! Batin Nara. Dia tertawa jahat dan menjulurkan lidahnya.
Guru sejarah kelas Nara memang sudah agak tua jadi gampang dikibulin. Semua langsung mengeluarkan perkakas untuk memanfaatkan jam kosong masing-masing. Ada yang mengeluarkan laptop untuk menonton film bahkan bermain game, earphone, novel, makanan, bahkan ada yang sengaja membawa boneka bantal untuk tidur.
Niat sekolah apa ngapain yak. Kelas setan emang."Siapa yang udah?!" Teriak Nara.
"Gue udah nih, tinggal pada liat aja" jawab Linda diakhiri teriakan kelegaan warga IPA 1, yang artinya mereka memiliki waktu luang tanpa harus mengerjakan. Seketika kelas ricuh, berebut siapa dulu yang akan mencontek pekerjaan Linda.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNFORGIVEN [Tamat]
Teen Fiction"Ketika gue dipertemuin sama makhluk bermana Nara, cewe gila yang nggak tau kenapa ditakdirin bernasib sama kaya gue. Sama sama jones. Dia cewek cerewet yang sukanya makan, kerjain orang, dan begonya nggak ketulungan. Tapi dia sabar, pengertian, asi...