Chapter 7

931 117 7
                                    

'Kita ketemu di depan kelas 8F'
'Gue ada sesuatu buat lo, temui gue di lapangan basket jam 1'
'Lo cek loker, itu buat lo'
Dan masih banyak lagi. Nara yakin pasti ini dari cowo yang sama yang pergi sama Lona. Sayangnya disetiap memo tidak ada keterangan apapun selain tulisan tulisan menggunakan tinta berwarna coklat tua.

Nara mulai baper, selama ini belum ada yang mengajaknya bertemu langsung dan menyatakan perasaannya. Yang ada hanya surat surat cinta gombal yang mampir di lokernya tanpa ada identitas pengirim. Hanya huruf D.

Setelah menemukan cukup bukti, Nara kembali merapihkan kamar Lona yang penuh dengan jejak pelanggaran hak privasi.

Tidak lama setelah Nara keluar kamar, pemilik kamar pulang dalam keadaan basah kuyup.

"Astaga anak mamah ko basah gini"

"Diluar ujan mah" pe'a lo dek. Batin Nara sambil berdiri bertolak pinggang di anak tangga.

"Mamah tau, emang Lona pulang pake apa?"

"Motor" aksen ketus Lona diturunkan dari ayahnya.

"Emang siapa yang tega bonceng anak mamah pas ujan deres gini?"

Sebelum Lona sempat menjawab, ibunya sudah menyambar terlebih dahulu.

"Kenapa Lona nggak naik taxi aja, atau minta jemput papah?"

"Nggak ada taxi mah, papah juga ditelfon nggak diangkat"

Ibunya mendadak diam dan tatapannya meredup.

"Yaudah, Lona mandi dulu. Mamah bikinin susu hangat dulu buat Lona"

"Emang bibi kemana mah?"

"Kan tadi siang pulang kampung, kasian suaminya sakit lagi"

Lona hanya mengangguk dan segera menuju kamarnya di lantai dua. Ditengah jalannya, Nara masih berdiri sambil memberikan tatapan menusuknya pada Lona dan berbisik 'Gue tau kelakuan lo'
Lona mendelik dan kembali melanjutkan jalannya.

Nara kembali kembali ke kamarnya dan memutuskan untuk mandi. **

Keluar kamar mandi dengan rambut dalam keadaan setengah kering.

Sebelum pergi tidur, Nara terbiasa membaca novel sebagai pengantar tidurnya. Tentunya dia masih menyelesaikan novel Changed kesayangannya.
Waktu sudah menunjukan pukul 22.00
"Hoamm, time to bocan"
Mulailah Nara memasuki alam mimpinya.

***

Jam beker yang bertengger manis di nakas samping ranjang Nara mulai bergetar dan mengeluarkan bunyi nyaringnya. Tangan Nara mencoba menggapainya.

"Baru juga tidur udah pagi aja"
Mungkin inilah isi hati para pelajar saat pagi hari.

Nara segera menuju kamar mandi dan bersiap pagi ini dia akan berangkat bersama Citra lagi.

"Nara Lona, sarapan udah siap nak"
Terdengar suara cukup keras dari arah meja makan di lantai bawah.
"Iyah mah bentar, Nara lagi pake sepatu" suara sepatu mulai terdengar menuruni anak tangga, Nara tampil berbeda hari ini. Dia membiarkan rambut hitam panjangnya tergerai sempurna di punggungnya. Pemandangan langka, karena dia selalu menguncir simple rambutnya.

Acara sarapan kali ini terbilang hening tanpa kehadiran ayah Nara, ingin rasanya Nara menayakannya tapi itu hanya akan tambah merusak suasana. Tidak ada yang memulai pembicaraan, hanya terdengar bunyi alat makan yang saling berdenting.

"Nara inget, pulang langsung loh. Baim kesini jam 3"

Nara tambah tidak nafsu makan. Beruntungnya suara klakson menyelamatkannya.

UNFORGIVEN [Tamat] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang