2 tahun kemudian..
Semua terasa berjalan begitu cepat. Kebahagiaan terasa kembali di kehidupan Nara. Keluarga kecilnya sudah melupakan kejadian dua tahun silam. Namun disisi lain, dua tahun berlalu bagi Arka bukanlah apa-apa. Tidak berarti apa-apa. Justru dia makin bergulat dengan perasaannya sendiri. Semua terasa hampa, saat kau mencintai seseorang namun kau tau seharusnya kau melupakannya. Karena kau tak mungkin memilikinya. Semakin Arka mengelaknya, semakin rasa itu tumbuh di hatinya. Namun, tidak banyak yang bisa dilakukannya untuk itu. Hingga akhirnya dia sadar, dia mencintai Nara.
Malam itu terasa biasa saja saat Arka duduk di rooftop sebuah gedung tua. Sambil menghisap sebatang rokok yang tinggal setengah, Arka menatap jauh berharap dia bisa melihat Nara dari kejauhan. Suara langkah kaki mendekat membuat Arka terdiam, yang tau tempat ini hanya dia dan ayahnya. Dan setau Arka ayahnya sedang ada urusan penting, tidak mungkin membuang waktu untuk menemui Arka sampai kesini.
"Apa kabar?" Tubuh Arka terlonjak mendengar suara itu. Setelah sekian lama, Arka kembali bertemu dengannya. Setelah Arka berbalik, dia meneliti penampilan laki-laki di hadapannya. Dhamar. Wajahnya semakin dewasa, dan tingginya sama dengannya sekarang.
"Bagus juga usaha lo lari." Dhamar tersenyum miring.
"Lo nggak tau apa-apa."
"Emang, bener banget kalo gue nggak tau apa-apa. Gue nggak tau rencana murahan lo."
"Lupain masalah itu, gue nggak bakal balik lagi." Arka membuang muka dan berbalik santai.
"Lo pengecut! Lo seolah lari dari dunia, lo takut sama kenyataan! Peng..-" Bukk! Belum sampai Dhamar menyelesaikan kalimatnya, Arka sudah memukulnya keras.
"Tutup mulut lo! Lo nggak tau apa yang gue rasain! Lo nggak tau rasanya ada di posisi gue!"
Dhamar mengusap ujung bibirnya kasar dan menatap Arka yang masih mengatur emosinya."Dan lo nggak rasain apa yang Nara rasain, lo nyakitin cewek Ar!"
"Tau apa lo?!"
"Cewek nggak bisa ditinggalin gitu aja Ar, lo terlalu mikirin masa lalu sampe lo buta sama yang udah ada di depan lo! Orang yang lagi sayang-sayangnya ke lo malah lo sakitin trus lo tinggalin gitu aja. Diana nggak bakal suka lo kaya gini Ar." Suara Dhamar merendah, dia ikut merasa kehilangan Diana. Sedangkan Arka terdiam. Dhamar benar, Diana yang memintanya melupakan masa lalu dan kini malah dirinya yang mengingkarinya. Mata Arka memerah, dan sahabatnya mendekat menepuk bahu Arka.
"Gue bakal bantu lo." Arka menatap wajah sahabatnya dan tersenyum. Persahabatan mereka kembali.
***
Disinilah mereka bertiga, Arka, Dhamar, dan Citra. Malah ini adalah prom night. Setelah acara kelulusan tempo lalu, mantan anggota OSIS berinisiatif mengadakan acara ini. Semua siswa yang baru lulus diundang.
"Shit! Gue baru inget kalo masuknya pake tiket yang ada di undangan." Dhamar sambil memukul setir. Citra menatap laki-laki di sampingnya dan berbicara dengan tatapan matanya 'Semua akan baik-baik saja.' Sedangkan Arka sudah tidak tau harus bagaimana.
"Lo masuk." Dhamar menyerahkan tiket itu pada Arka.
"Lo berdua gimana?"
"Tenang aja, gue sama Citra bisa kemana aja. Yang penting sekarang lo harus masuk." Arka mengangguk mantap dan mengucapkan terimakasih pada mereka berdua.
Setelah menunjukan tiket dan undangan, Arka diberi sebuah topeng. Ini akan semakin mudahkannya bertemu dengan Nara. Setelah Arka memakainya, dia segera mencari Nara. Citra sudah memastikan Nara sudah hadir malam ini. Mengedarkan pandangannya ke seluruh tamu. Arka yakin dia tidak akan lupa pada Nara, meski tertutupi topeng sekalipun. Alunan musik klasik sudah terdengar sejak Arka menginjakan kaki di lantai dansa. Meski merasa tidak nyaman karena dia memakai jas, Arka mencoba tidak memperdulikan itu. Arka mencoba berkeliling lebih ke dalam. Terlihat lima laki-laki dan lima perempuan sedang berdansa memutari suatu lingkaran dengn bergantian pasangan. Arka menatap satu laki-laki yang jelas mengenalnya dan menginteruksikan untuk menggatikannya. Arka masuk ke lingkaran dan segera menggerakan tubuhnya ringan. Hingga gilirannya tiba Arka bertemu dengan Nara. Laki-laki itu tidak membuang waktu lagi untuk berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNFORGIVEN [Tamat]
Teen Fiction"Ketika gue dipertemuin sama makhluk bermana Nara, cewe gila yang nggak tau kenapa ditakdirin bernasib sama kaya gue. Sama sama jones. Dia cewek cerewet yang sukanya makan, kerjain orang, dan begonya nggak ketulungan. Tapi dia sabar, pengertian, asi...