Chapter 15

761 77 15
                                    

Udah dapet cast nih buat Arka👆Nara sama Diana😉 Yang lain nyusul ya😂
Yokk lanjutin lagi bacanya😉 Konflik sebenernya belum loh! Happy reading!

"Ar, jawab gue ada apa?!" Ucap Nara semakin menuntut.

"Lo nggak perlu tau." Tiba-tiba nada bicara Arka menjadi dingin. Nara lebih memilih diam dan menikmati pemandangan malam dengan lampu yang berjajar di sepanjang jalan. Dia seolah melupakan masalah yang baru saja terjadi, tentang ayahnya. Entah kenapa kini dia sangat membenci ayahnya. Tidak terasa, mereka sudah berhenti di depan gerbang rumah Nara.
"Yakin tadi nggak ada apa-apa? Lo liat siapa sih?"

"Gue pulang, selamat malam Nar." Arka tidak menggubris pertanyaan Nara dan lebih memilih menampilkan senyum ramahnya sambil mengacak gemas rambut Nara.

"Makasih Ar, ati-ati di jalan." Nara melambaikan tangan pelan saat Arka sudah pergi menjauh dan akhirnya sudah tidak terlihat. Nara berpikir sejenak sebelum memasuki rumah. Pintu terbuka dan langsung disambut oleh ibu Nara.

"Kamu kemana? Mamah khawatir nak!" Raut cemas tergambar jelas di depan Nara.

"Mah, Nara nggak kemana-mana. Nara disini sama mamah. Mamah jangan sedih lagi ya, Nara udah marahin dia." Nara berkata pelan dan akhirnya memeluk ibunya.

"Kamu kesana nak?" Nara mengangguk.

"Ya ampun, bahaya Nara. Kamu kesana naik apa?" Nara mendadak tersenyum tipis.

"Sama temen mah."

"Besok bawa temen kamu kesini. Mamah mau terimakasih udah jagain anak mamah ini." Nara tidak menjawab dan segera berlari menuju kamarnya. Namun seketika Nara berhenti dan menatap serius.

"Mamah nggak boleh pikirin papah lagi." Ibunya hanya terdiam namun mengangguk pelan.

"Satu lagi. Baim udah pulang kan?"

"Belum, besok mungkin tante Titi jemput kesini." Nara memutar bola matanya malas.

"Mamah masak gurame asam manis sama bikin martabak telor loh." Nara yang sudah di depan pintu kamar mendadak berbalik dan menuruni tangga cepat. Di meja makan sudah ada Lona yang sedang mengabiskan makan malamnya.

"Weh pulang juga lo." Nara seraya menaruh nasi di piringnya.

"Adik lo yang manis ini kangen sama kakaknya." Nada bicara Lona dibuat semanis mungkin.

"Jijik. Bikin nafsu makan gue ilang."

"Oh yaudah sana! Buat gue aja ni semua."

"Nggak bisa gitu, lo yang pergi dong." Suasana semakin memanas. Nara dan adiknya memang tak pernah terlihat akur. Hanya kadang saat saling membutuhkan sesuatu barulah.

"Apa sih? Udah dong Nara makan aja, Lona juga kalo udah gih ke kamar. Mamah mau ngomong sama Nara."

"Lona ke kamar dulu mah." Ucapnya malas dan berjalan dengan menghentakkan kakinya di anak tangga.

"Ada apa mah?"

"Udah kamu makan dulu aja."

Di lain tempat Arka sedang berjalan menuju ruang inap Diana. Dia semakin mempercepat langakahnya karena sudah cukup lama dia meninggalkan gadisnya hanya bersama--Dhamar(?) Arka terkejut saat membuka pintu, Dhamar sudah lebih dulu datang dan sedang bersantai dengan berbagai camilan dihadapannya.

"Kemana aja lo?" "Ngapain lo disini?" Ucap mereka bersamaan dan seketika Diana mengalihkan pandangannya dari novel yang sedang dibacanya. Diana menatap Arka penuh harap.

"Arka, mana Nara?"

"Umm, tadi dia ada urusan mendadak jadi nggak jadi kesini." Jawab Arka kikuk.

UNFORGIVEN [Tamat] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang