Chapter 6

940 117 10
                                    

Semoga suka ya kaka...

Arka sudah siap berangkat menemui Diana kembali. Namun di tengah perjalanan dia ingat gadisnya meminta coklat, sehingga di memutuskan untuk mampir membelinya. Matanya mencoba menyisir toko disepanjang jalan. Nah itu dia! Arka memarkirkan mobilnya dan masuk ke minimarket segera mencari targetnya. Fokus.

Dia mencari di setiap deret di toko tersebut 'Raknya sialan tinggi jadi susah buat gue liat dari atas' batin Arka.
Akhirnya dia melihat deretan coklat dari ujung rak.

"Hell yeah! Masih satu"

Saat Arka ingin menggapainya, ada tangan lain yang juga ingin memilikinya.

"Arka?!" Ekspresi Nara kaget. "Lepasin ini punya gue"

Arka hanya diam seribu bahasa tidak tau harus bersikap seperti apa di depan Nara.

Nara melihat penampilan Arka dari ujung kaki sampai ujung rambut.

"Well, lo ambil aja. Gue bisa cari lagi" Arka mengalah.

Situasi sialan canggung, gue mati gaya depan dia. Batin Nara.

"Eh tunggu, ambil lo aja. Gue yakin lo udah serapih ini pasti mau ketemu cewe lo, dan pasti lo mau ngasih coklat ke dia. So, ambil aja. Biar gue yang cari" Nara cepat berbalik dan mencari makanan lain. Nara memang tidak pernah menganggap serius cowo yang perhatian dengannya. Dia tau pasti akhirnya ini, si cowo memang sudah taken.

'Bukan ini yang gue mau! Harusnya gue yang ngalah buat dia. Pendekatan yang buruk Arka!! Tapi dia udah keburu pergi, daripada gue buang waktu buat cariin dia di toko kaya labirin gini mending gue ambil aja nih coklat. Gue juga udah terlalu lama ninggalin Diana' Gerutu Arka.

Namun sampai diluar, Arka melihat Citra sedang berdiri menunggu dengan wajah bosan.

"Cit(?)"
Yang dipanggil pun menyahut dan mendongakan kepalanya.

"Ngapain disini?" Tanya Arka basa basi meski dia sudah tau jawabannya.

"Nunggu Nara" jawab Citra malas.

"Gue perlu ngomong sama lo, tapi nggak sekarang" ucap Arka cepat.

Citra menatap bingung melihat Arka berbalik dan memasuki sebuah mobil.

Lamunannya terhenti akibat Nara yang menggerutu tidak jelas disampingnya.

"Mana coklat lo?" Citra menelusuri kedua tangan Nara.

"Abis"

"Lo mau cari di tempat lain?"

"Nggak, gue udah nggak mood"

"Ok, sekarang pulang"

"Nggak, ini masih terlalu siang buat gue pulang" Nara masih melihat mobil Arka yang mulai hilang di tengah ramainya jalan.

Citra melirik arloji di pergelangan tangan kirinya, waktu menunjukan pukul 15.30 yang artinya sudah cukup sore untuknya.

"Well, tadi Arka beli apaan?"

"Coklat gue!!" Hidup Nara seolah terpuruk.

"Lo bilang abis(?)"

"Tadi tinggal satu, Arka ambil"

"Loh kok malah sama Arka, harusnya dia ngalah dong sama lo"

"Gue yang kasih" Nara seperti anak kecil yang merengek kehilangan balonnya.

"Trus lo nggak beli makanan apa gitu?!"

"Nggak ada yang enak, roti bantal tinggal rasa pisang sama keju, males"

UNFORGIVEN [Tamat] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang