Part 2
Dhira begitu malu dengan kejadian yang menimpanya sewaktu di mall tadi. Adegan sewaktu dia nubruk pilar mall terbayang jelas dikepalanya. Kini Dhira sudah berbaring di kamar yang setia melepas penat lelahnya.
"Gila malu banget aku tadi." Sembari mengusap wajahnya.
Untung saja adegan siang tadi tak membuat hidungnya mimisan. Mungkin sedikit benjolan di kening sebelah kanan. Setelah lelah berguling-guling gak jelas di atas kasur empuk, Dhira menghadap plafon rumahnya. Sembari meraba kening yang benjol.
Rasa kantuk mulai menggelayut di kedua kelopak matanya. Pelan tapi pasti, matanya mulai terpejam. Untuk sesaat Dhira sudah memasuki alam mimpi.
Tiba-tiba kilasan bayangan seorang cewek muncul dalam mimpi. Seorang cewek yang baru dikenalnya siang ini. Ya, dia Klaudea Brilian Ornadi. Tak hanya namanya, parasnya juga begitu cantik. Ditambah senyum khas yang mempesona. Dea begitu friendly dimata Dhira.
Tapi...
"Lhoh, kok, kenapa Dea tiba-tiba muncul dalam mimpiku sih?" Masih dalam keadaan setengah terjaga Dhira begitu kaget. Tiba-tiba sebuah ketukan keras menggema dipintu kamarnya.
Tok!
Tok
Tok!
"Ra..Dhira!!! Mau sampai kapan kamu tidur?" teriak seorang wanita di seberang pintu.
Mimpi Dhira buyar begitu saja, setelah terdengar teriakan dari seseorang. Dhira gelagapan dibuatnya. Nafasnya masih memburu.
"Dhira ayoo bangun." Sapa suara dari balik pintu.
Dhira tahu suara itu berasal dari tante Lely. Kakak kandung ibunya, yang selama ini udah Dhira anggap sebagai ortunya sendiri.
"Iyaaaa tan." Jawab Dhira sedikit berteriak.
"Ya, udah. Tante tunggu di bawah ya?" Udah waktunya makan malam nih." Kata tante kesayangannya.
"Iya tan, bentar lagi." Jawabnya masih sedikit malas.
"Ya udah cepet turun ya." Balas tantenya lembut.
Tak terdengar lagi suara tantenya. Hanya langkah kaki terdengar menuruni tangga. Kamar Dhira memang terletak di lantai atas. Rumah yang ditempatinya bersama sang tante tak begitu luas. Hanya ada dua kamar. Kamar tante Lely di bawah dan satu lagi kamar Dhira. Ada juga taman di belakang rumah dekat dapur. Di taman itu juga ada kolam ikannya. Memang tamannya tak begitu luas, tapi cukup untuk dijadikan tempat melepas penat.
Mata Dhira masih memerah tanda tidurnya tak nyenyak. Masih dengan nyawa yang belum pulih sepenuhnya dari dunia mimpi. Dhira meraba-raba mencari HPnya. Sambil mengerjapkan matanya dia melihat jam di layar HP sudah menunjukkan pukul 18.30.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY DESTINY The Star and The Moon (gxg)
RomantikIni bukan cerita cinta biasa antara cowok dan cewek. Ini cerita cinta antara dua manusia yang berjenis kelamin sama yang penuh ketulusan. Mengisahkan kisah cinta yang manis dan romantis antara sepasang manusia yang ingin menemukan takdir Tuhan. Menc...