Part 27

12.4K 549 146
                                    


Part 27

Setelah puas menikmati liburan, kini rutinitas pekerjaan kembali hadir. Pagi itu Dhira udah berdiri di depan gedung EO. Setelah sebelumnya, dia mengikuti bimbingan skripsi di kampusnya. Dhira mengambil nafas dalam, kalau berangkat ke kantor kayak gini dengan status pacarnya bigboss. Kira-kira beda gak ya. Lebih-lebih Dhira belum bisa ngejelasin apapun ke Dahlindut cs soal Sasa atau hubungannya sama Dea.

Dhira hanya bisa mengambil nafas dalam dan pasrah dengan semua yang bakal terjadi. Kini, kedua kakinya di ayunkan masuk menuju gedung EO. Begitu berat rasanya langkah yang terayun.

Setelah beberapa saat melangkah, akhirnya Dhira memasuki gedung. Anehnya dia gak melihat si resepsionis yang beraura suram. Siapa lagi kalau bukan Juwita alias Juju. Lalu dia melirik ke jam yang melingkar di pergelangan lengan kirinya. Padahal disitu jam sudah menunjukkan pukul 10.00

Aneh Batin Dhira.

Lalu dia segera bergegas naik tangga menuju lantai 3. Ternyata tanpa terduga Juju ataupun Dahlindut cs sudah berkumpul di sana. Sambil berbisik-bisik. Entah apa yang sedang mereka bicarakan.

Perlahan Dhira mendekat ke arah mereka. Rupanya mereka sedang berkumpul di depan ruangan kak Ros.

"Hai, pagi semuanya." Sapa Dhira. Sebenarnya agak cemas juga.

Jangan-jangan mereka lagi gosipin Dhira atau Dea. Gara-gara kemarin Dea yang ngangkat telp Dahlindut. Pakai bilang macem-macem pula si Dea. Itu bikin Dhira was-was.

Tiba-tiba semua mata tertuju ke arah Dhira. Tatapannya begitu menghujam ulu hati. Itu tambah bikin Dhira mengkeret. Hilang itu semua jurus karatekanya.

"Ra, kamu udah datang. Bagus lah. Sekarang jelasin apa maksud telp yg kemarin?" Tanya Dahlindut tanpa banyak basa-basi lagi.

"Ehm...itu...itu aku.." Jawab Dhira kebingungan.

Gimana mau ngejelasinnya. Dari mana mau di mulai. Apa mungkin cerita soal hubungan pacarannya sama Dea. Jelas lebih gak mungkin, apalagi kalau cerita soal Sasa yang mau ngajak Dhira tidur. Apa otak mereka bakalan kuat nerima informasi itu.

Sebelum Dhira sempat menjawab. Terdengar suara kak Ros menyela.

"Udah..Udah.. Jangan bikin masalah tambah rumit. Sekarang aja masalahnya Sasa lagi

ada di ruang kerjanya bigboss dan mau ngasih surat pengunduran diri. Itu aja udah bikin ribet. Kalau Sasa keluar urusannya juga repot, harus cari pegawai lain. Kapan ini EO bisa maju. Padahal udah banyak yang ngantri buat dibikinin acara semenjak ulang tahun bos dulu." Kata Kak Ros. Dari nada suaranya terdengar berat.

Dhira terkaget mendengarnya. Apa benar Sasa lagi di ruangannya Dea dan mau keluar dari EO ini. Tanpa banyak berkata, Dhira segera melangkah menuju ruangan Dea. Teman-temannya yang lain cuma menatap kepergian Dhira dengan pandangan heran sekaligus bertanya-tanya.

Dhira segera membuka pintu ruangan Dea tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Di sana terlihat Dea sedang duduk di kursinya. Sasa hanya berdiri di depannya. Saat Dhira masuk, kedua cewek itu langsung menatapnya.

"Honey? Kamu udah datang?" Tanya Dea.

Menyambut kedatangan Dhira dengan sumringah. Tanpa rasa kikuk di depan Sasa. Dea langsung beranjak dari tempat duduknya. Sasa hanya bisa memandang ke arah lain saat tahu kedatangan Dhira.

"Sa, temen-temen bilang kamu mau mengundurkan diri? Apa itu bener?" Tanya Dhira sambil memandang ke arah Sasa.

Sasa jadi bingung dibuatnya. Kenapa Dhira malah menyapanya. Apalagi saat Sasa melirik ke arah Dea. Dea terlihat kesal dan duduk kembali di kursinya. Melihat pacarnya malah lebih memilih menyapa cewek lain. Tentu saja Dea cemburu, itu udah jelas.

YOU ARE MY DESTINY The Star and The Moon (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang