Part 3
Pukul 7.30 WIB. Dhira sudah sampai diparkiran kampusnya. Mengunci motor dan membetulkan tas punggungnya. Kemudian dia bergegas masuk ke dalam gedung kampus seni.
Di sana sini ada banyak patung-patung yang berderet. Sebagian hasil karya anak seni rupa. Di samping gedung seni ada bangunan mirip Joglo. Tapi bergaya modern. Biasanya, disitu banyak anak-anak dari jurusan lain kumpul-kumpul atau cuma sekedar nongkrong. Nah, sekarang di Joglo terdengar suara alunan musik tradisional. Pertanda anak seni tari lagi latihan.
Anak tari emang gitu, lebih suka latihan di luar. Daripada di dalam gedung, soalnya kalau di luar hawanya lebih sejuk. Lagian itu juga latihan mental buat mereka, ditonton banyak mahasiswa lainnya. Biar ntar pas naik panggung udah terbiasa. Dhira yang lagi menuju gedung kelasnya sesekali melihat ke arah anak seni tari latihan.
Kampusnya emang menyenangkan. Kalau cari hiburan mudah. Tak jauh dari tempatnya berjalan anak seni musik lagi latihan juga. Kayaknya latihan buat tes kelompok.
"Hai, Ra." sapa anak-anak yang bermain musik tadi.
Dhira emang bukan anak popular, cuma dia cukup dikenal di kampusnya. Apalagi sama anak anak seni musik. Kadang Dhira sekedar ikutan nongkrong atau minta diajari main musik. Lumayanlah buat nambah temen daripada nambah gadget kan.
"Hai juga. Lagi latihan nih?" balas Dhira.
"Iya, mau ada tes kelompok. Kayaknya kamu buru-buru banget Ra?" Tanya Bento. Salah satu anak musik yang suka ngajari Dhira main gitar.
"Iya nih mau ada kuliah." Jawab dhira sambil melirik jam nya. Takut telat.
"Iya deh. Bye..." kata Bento dan teman-teman kelompok musik berbarengan.
"Bye..." balas Dhira sambil mengayunkan kakinya menuju gedung seni rupa.
Buru-buru dia masuk ke gedung dan melangkahkan kaki menaiki tangga. Maklum kelasnya ada di lantai 3. Tetapi sebelum kakinya melangkah. Tiba-tiba dari arah belakang dua tepukan keras di bahu kiri kanan mengagetkannya.
"Woooy!" sapa sebuah sumber suara.
Dhira sebenarnya kaget. Cuma dia sudah hafal ini pasti kedua sahabatnya. Si duo mercon. Benar saja, saat dhira menoleh sudah cengar-cengir aja si Lola sama Loli. Mereka berdua adalah sahabat baik Dhira. Walaupun kadang suka ngeselin, karena kalau ngomong gak ada titik komanya.
"Aduuh, emang gak bisa ya nyapa yang lembut gitu?" Tanya dhira sembari mencubit kedua pipi sahabatnya itu.
"Aduuuh." Erang Lola.
"Sakit" Erang loli.
"Makanya jangan ngagetin orang dong." Balas Dhira.
"Iya deh ampun." Sahut Lola dan Loli berbarengan.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY DESTINY The Star and The Moon (gxg)
RomanceIni bukan cerita cinta biasa antara cowok dan cewek. Ini cerita cinta antara dua manusia yang berjenis kelamin sama yang penuh ketulusan. Mengisahkan kisah cinta yang manis dan romantis antara sepasang manusia yang ingin menemukan takdir Tuhan. Menc...