Lost

145 13 0
                                    

Keadaan Bad semakin memburuk. Kemarin-kemarin Bad masih makan. Tapi sekarang untuk minum sulit rasanya. Semua orang yang mencoba menjenguk Bad langsung ditolak mentah-mentah. Bad masih merasa semua ini mimpi.

Andisa berdiri diambang pintu kamar Bad. Ini udah yang ke 3 kalinya Andisa menjenguk Bad, tapi Bad menolaknya. Semoga kali ini Bad akan mau membuka diri.

Andisa sama terpukulnya. Baru aja Andisa merasa mulai dekat kembali dengan Gab. Tapi takdir berkata lain.

Tokk...tok..tok...

"Bad"

Tidak ada jawaban. Disa menempelkan telinganya kepintu. Tidak ada suara apapun. Takut terjadi apa-apa Disa mencoba membuka pintu, tapi dikunci.

"Bad! Buka Bad, ini gue Disa!. Bad please"

"Ada apa Dis?" tanya Mamah Bad

"Gak tau Mah, aku coba gedor-gedor gak ada jawaban apapun dari Bad"

"Coba panggil Gab buat dobrak pintunya" ucap Mamah Bad

Disa mendengar jelas. Mamah Bad masih belum percaya putranya sudah meninggal. Disa memeluk Mamah Bad dan baru saat itu Mamah Bad tersadar dengan ucapannya.

"Tante masih belum percaya Nak" isak Mamah Bad

"Sabar Mah"

Hanya kalimat itu yang bisa Disa ucapkan. Karena Disa masih belum percaya juga.

"Oh iya Mamah punya kunci cadangan kamar Bad. Bentar ya" ucap Mamah Bad buru-buru menghapus air matanya

Disa memandang kamar Gab pilu. Lagi-lagi kenyataan yang sekarang benar-benar menohok hati Disa. Tiba-tiba ada keinginan untuk masuk kekamar Gab.

Perlahan Disa membuka pintu kamar Gab. Semua masih tertata rapih. Aroma kamarnya khas sekali wangi Gab. Disa menyusuri meja belajar Gab yang tertata rapih dan terdapat foto Gab dan Bad dari bayi sampai dewasa. Disa melihat dinding kamar Gab yang terdapat sterofoam berwarna biru dan ada gambar persegi empat di sterofoam itu yang dibuat dari tali berlilit warna hitam putih. Disetiap sudut persegi itu ditempeli dengan foto. Disudut pertama bagian kanan atas tedapat foto Bad, sudut kiri atas terdapat foto kedua orang tuanya, sudut kiri bawah terdapat foto Rozi dan yang terakhir sudut kanan bawah terdapat foto Disa.

Disa menutup mulutnya karena tidak bisa menahan air matanya. Disa baru menyadari tulisan di bagian atas sterofoam itu "4 pieces of me".

"Berarti gue bagian dari hidup Gab?"
Disa belum kuat lagi untuk menyusuri kamar Gab. Dengan cepat Disa keluar dari kamar itu dan menutup pintunya. Tidak lama setelah itu Mamah Bad datang dengan kunci. Cepat-cepat Mamah Bad membuka pintu itu.

Pandangan yang memilukan terlihat. Bad tertidur dimeja belajarnya dalam keadaan duduk sambil memeluk foto Gab dan dirinya yang sedang tertawa lepas saat berlibur ke Candi Borodur.

"Bad sayang" ucap Mamah Bad sambil mengelus rambut anaknya

Baru mereka sadari ternyata Bad tidak sadarkan diri. Wajahnya sangat pucat dan badannya juga panas.

"Tante kita bawa Bad kerumah sakit!"

"Iya ayuk Nak. Ya Allah Bad"

Dengan kedua tenaga wanita ini Disa dan Mamah Bad menggotong Bad menuju mobil. Dimobil, Mamah Bad menelpon suaminya yang sedang bekerja dan bilang akan segera pulang kerumah.

"G..ab" ucap Bad yang mulai mengiggau

"G..ab"

"Sayang Nak, Mamah disini"

I'AM BADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang