I ❤ U

176 16 0
                                    

Bad bangun daru pingsannya yang cukup lama. Dokter berkata Bad mengalami depresi berat. Kematian Gab benar-benar membuat Bad memikirkan hal itu terus-menerut.

Bad membuka matanya pelan. Samar-samar hingga menjadi jelas. Pandangan Bad langsung tertuju pada jam yang menunjukkan pukul 1 malam. Tangan Bad terasa hangat, dilihatnya Danang yang tertidur disisi kasur sambil menggenggam tangan kiri Bad erat. Dengan hati-hati Bad mengelus rambut pria itu. Bad mengubah posisinya menjadi duduk, kepalanya agak pusing.

Entah kenapa kali ini Bad merasa hatinya sangat tenang, sama persis seperti dimimpinya. Bad tersenyum haru melihat Danang yang setia menunggunya. Kali ini Bad tidak akan menyia-nyiakan Danang lagi. Dia mau dirinya kembali seperti dulu bersama Danang. Pria yang Bad cintai.

Perlahan Bad mengguncang tubuh Danang. Sedikit demu sedikit Danang terbangung, langsung mengucek matanya. Dia lucu..

"Eh Bad.." ucap Danang sekilas dan menelungkupkan kepalanya lagi disisi tempat tidur. Bad mengernyit bingung. Hanya itu??. Beberapa detik kemudian..

"BAD!!" ucap Danang langsung berdiri dan mendekatkan tubuhnya ke Bad. Tadi sepertinya belum sepenuhnya sadar

Bad tersenyum kepada Danang. Tapi wajah Danang berubah seketika, menjadi wajah yang penuh dengan penyesalan.

"Bad maafin ak-"

Ucapan Danang terhenti saat Bad mengecup bibir Danang. Dengan rasa yang sedikit ragu, Danang membalas kecupan Bad dalam. Terasa emosi, rasa rindu, memaafkan satu sama lain bercampur dalam kecupan mereka.

Bad melepaskan kecupan itu dan menatap Danang yang menatapnya penuh kasih sayang. Danang memeluk Bad erat.

"Maafin aku" ucap Danang

"Berhentilah untuk bilang maaf. Aku udah maafin kamu" balas Bad senang

"Makasih"

"Iya sama-sama"

Mereka melapas pelukan itu. Dan menatap satu sama lain. Bad menatap Danang dengan senyum indahnya yang sudah lama Danang tidak lihat. Dia cantik..

"Kita bareng lagi kan Bad?" tanya Danang ragu sekaligus takut

"Maaf.. Aku gak bisa bareng sama kamu"

Danang tercekat. Lalu ciuman yang tadi apa?

"Ke..kenapa Bad?"

"Aku gak bisa cuma bareng sama kamu. Aku maunya jadi pacar kamu"

"Bad!" ucap Danang sebal

PLETAK!

Danang menjitak kepala Bad. Berani-beraninya dia menggoda Danang seperti itu. Tapi Danang bahagia. Sangat bahagia. Akhirnya semua ini bukan lagi hanya angan nya.

"Maafim aku Danang. Seharusnya aku bisa dengerin kamu dan gak langsung marah-marah gak jelas. Aku terlalu egois. Terlalu mentingin emosi aku"

"Sstt.. Udah lupain semua ya. Ini udah takdir. Oke? I love you Badriel"

"Love you too Dan"

Setelah itu Danang langsung menghubungi orang tua Bad dan yang lainnya. Mereka bilang akan kerumah sakit besok. Lagi pula jam besuk sudah habis.

***

Pagi harinya. Ruang rawat inap Bad sudah dipenuhi oleh orang-orang terdekat Bad. Orang tua Bad sangat bahagia putrinya kembali menjadi putri yang mereka kenal. Disa, Fadel, Irzi dan Cat juga gak kalah senengnya. Akhirnya mereka gak pusing lagi memikirkan Bad yang aneh. Hehehe...

"Yaaa ampunn Baddd gue senenggggg bangetttttt akhirnya lo gak jadi manusia es lagi" racau Disa berisik

"Lo bisa gak si gak usah heboh" omel Fadel

"Lo bisa gak si gak usah komen" balas Disa

"Lo berdua berantem mulu, jodoh aja" ledek Bad sambil melirik ke Irzi dan Cat yang udah cemberut

"Yehh.. Gue mah sama Cat" ucap Fadel

"Yeeehh gue juga sama kak Irzi"

"Emang Irzi mao sama lo?" balas Fadel lagi

"Mau la- eh.. Mau kan Kak?" tanya Disa jadi salah tingkah yang dibalaa anggukan oleh Irzi. Itu sukses membuat Disa blushing.

"Ciee... Merahh cieee" goda Danang

Fadel hanya mendengus malas menanggapi Disa lagi. Disela-sela tawa mereka, terdengar suara ketukan pintu. Fokus mereka langsung menuju kepintu.

Rozi berdiri diambang pintu sambil membawa satu buket bunga mawar putih. Rozi tersenyum kaku kearah Bad. Bad menatap Rozi datar seiring mendekatnya Rozi. Saat Rozi ingin membuka suara Bad langsung menarik tangan Rozi dan membawanya kepelukan Bad.

"Maafin gue Bad..."

"Sstt.. Forget about that okay?"

Rozi menangguk dan membalas pelukan Bad. Sementara disana, Disa sudah menyikut-nyikut tangan Danang. Dia terlihat seperti cemburu tapi ditahan. Hahhaaa..

"Ehm" Danang berdehem

Refleks Rozi dan Bad melepas pelukan mereka.

"Selow brohh.. She's my sister"

Mereka semua tertawa.

"Huhh Mamah sama Papah tenang sekarang" ucap Mamah Bad

"Iya Mah, Papah juga tenang. Akhirnya Bad udah gak kayak orang yang terisolasi lagi"

"Iihh Papahhh.. So bijak banget" ledek Bad

"Tapi bener kata Papahmu itu Bad. Ah iyaa, kamu kan sama Danang udah balikan gitu ya? Gimana kalo kamu sama Danang tunangan"

"TUNANGAN?!" ucap Bad dan Danang tidak percaya

"Iyaa.. Mamah gak mau tau dua bulan lagi ya. Danang kamu cepet-cepet sukses, biar cepet-cepet nikah sama Bad"

"Mamah!! Masih jauh banget kali" komplen Bad

"Mamah mu ini emang seneng buru-buru. Gak usah didengerin" balas Papah Bad yang dibalas tatapan tajam istrinya

"Tapi Mamah gak mau tau dua bulan lagi tunangan"

Bad dan Danang hanya bisa salah tingkah. Bagaimana enggak? Bad baru lulus, Danang juga baru naik ke kelas 3 SMA.

"Mamahmu ini emang ekstrim orangnya"

"Papah komen mulu"

Semuanya tertawa. Mamah dan Papah Bad benar-benar lucu. Bukannya mendukung istrinya, tapi Papah Bad malah membantah itu semua. Hahaha.. Lucunya.

"Jadi kita temenan lagi kan Bad?" tanya Rozi

"Maaf lo bukan temen gue lagi" jawab Bad datar

"Alahh.. Jangan percaya Zi, paling abis ini Bad mau bilang. Lo bukan temen gue tapi sodara gue" ledek Danang

"IHH DANANG NGERUSAK SUASANA AJAAA" amuk Bad dan malah jadi bulan-bulanan mereka

Kehilangan mungkin sakit. Sangat sakit. Tapi akan lebih indah jika kita merelakannya dan melihat hal indah yang jelas-jelas ada didepan mata kita.

-Badriel-

***

Wwuhuuuuuuu..... Bahagia ya mereka? Udah ending apa belum yaaaa? Tenang ini belum endingg. Yeeeyyy... Biar tambah greget. Kalo mau tau kelanjutannya KEEP READ yaaa.. Gak akan ngecewaim kok. Asekkk..

KEEP VOMMENT PLEASE!

P.S DILARANG MENJIPLAK.

I'AM BADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang