"Louisa udah mau bicara?" tanya Louis sambil menyesap minumannya.
Harry mengangguk, begitu juga Grissel. "Udah, tapi dia benar-benar berubah."
"Dia udah nggak kayak dulu lagi," tambah Grissel.
"Kenapa?" Louis heran.
"Datar, dingin, irit bicara," jawab Harry.
Grissel mengangguk. "Dan ketus."
Louis tersenyum. "Mungkin dia trauma."
"Atau mungkin belum bisa menerima kenyataan-kenyataan itu."
Seketika semua menoleh pada Niall. "Apa?" tanya Niall heran.
"Maksudnya apa?" tanya Harry.
Niall menautkan alisnya. "Kalian nggak baca tweet di twitter Louisa?"
Semuanya langsung mengeluarkan ponsel mereka. Mengetikkan username Louisa di kolom search. Dan tak lama layar ponsel mereka memunculkan profile Louisa.
Ini sifat asli gue. Kalo nggak suka, lo semua boleh menjauh. Gue belum bisa nerima semua kenyataan ini. Thanks, L. xx.
Kira-kira seperti itulah isinya. Semuanya hanya bisa menghela nafas. "Sabar aja. Mungkin ini cuma sesaat," tenang Louis.
Semua mengangguk, dan membatin, semoga aja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Brother Complex [NEW VERSION]
Fanfiction#1 : narry Iya, aku memang menyukaimu, tapi memilikimu adalah hal yang mustahil. Lantas, apakah aku masih boleh menaruh harapan, sekalipun itu hanya bisa menyakiti diriku sendiri? Cover by: kagraph