Chapter 13 : Beautiful Night

7K 410 22
                                    

Sasuke POV

Mataku masih terfokus menatap tirai yang memisahkan kursi penonton dan layar panggung. Siswa yang lain pun sudah membanjiri lapangan sekolah yang sudah menjadi tempat berlangsung nya pensi. Beruntung langit bisa diajak kerjasama, langit malam terlihat begitu menawan meski langit berwarna redup menjamah seisinya.

Mataku masih terus terfokus menghadap tirai merah itu. Aku tak ingin kelewatan saat melihat tirai itu disibakkan. Karena ada seseorang yang menjadi alasan ku untuk datang ke acara laknat ini. Ingin rasanya aku melihat senyumnya, namun sepertinya itu hanya akan menjadi sebuah fiktif belaka. Aku sudah memecahkan sejuta harapan miliknya, dan bodohnya aku justru mengemis cinta itu padanya kembali. Tak terbayang di benakku kalau karma datang secepat kilat. Taruhan bodoh Neji kini malah berputar balik kearah ku layaknya bumerang. Seandainya aku bisa memperbaiki hidupku saat itu. Sial!

"Sas, kenapa kau melamun?" Tegur Sai yang baru kusadari kedatangan nya. Aku sedikit menoleh kearah nya dan mendapati Shikamaru yang juga duduk di kursi sebelahnya. Ternyata semua kursi sudah dipadati lautan manusia. Di sebelah kiriku ada Neji dan Kiba.

Mataku melirik Kiba cukup lama. Tak biasanya ia menjadi tenang. Wajahnya sangat tidak ekspresif dan hanya tatapan kalut yang menggarami kedataran wajahnya. Aku tau apa penyebab nya. Ini pasti soal foto rekayasa yang dibuat Karin itu. Bisanya dia melakukan kejahilan seperti itu. Itu sudah diluar nalar.

Lagipula kenapa harus Naruto dan sahabat baikku yang terkena getahnya? Apa ini jawaban kalau dia hendak menghancurkan hubungan ku dengan Naruto? Dasar licik.

Aku tak tahu pasti perasaan Kiba, tapi kejadian tadi cukup untuk membuatku terpukul. Awalnya aku hendak membentaknya, namun jika ku simak baik-baik, mana mungkin seorang Kiba berani menduakan orang yang ia sedang incar. Aku kenal Kiba cukup lama, ia juga tak mungkin meninggalkan Hinata begitu saja. Opini ku diperkuat lagi oleh kepolosan Naruto. Orang seperti Naruto tak mungkin dengan tidak sopannya memeluk Kiba. Neji juga hendak menyembur Kiba saat adik sepupunya dipermainkan. "Baka!" Makiku kecil mengingat semua hal klise ini.

"Jaga ucapanmu Sas!" Tegur Neji tanpa melirik kearahku. Aku tahu dia akan mendengar nya. "Kau bisa tak perlu semarah itu karena foto-" Aku langsung memberikan tatapan maut ku. Ucapan Neji terputus, masih saja dia bisa mengatakan hal itu saat suasana kalut membanjiri hatiku. Akhirnya kami berlima terdiam di.tengah suasana ramai ini. Tak ada satupun diantara kami berinisiatif untuk mematahkan suasana kosong ini. Sepertinya mereka semua sedang bergelut dengan pikiran mereka sendiri. Entah mereka memikirkan apa, aku tak peduli. Aku hanya memikirkan cara agar Naruto tidak membangun dinding diantara kami.

Sasuke POV End

.

.

.

Naruto masih terdiam terpaku. Ini jauh diluar logistik, katanya dalam hati. Karin mengucapkan selamat padanya. Ingin rasanya ia mencubit pipinya sekeras mungkin, tapi tanpa perlu melakukan hal itu dia sudah tersadar kalau ia sedang tidak menyulam mimpi. Awalnya ia berspekulasi kalau ini hanya akal jahil Karin cs untuk mengusik Naruto. Namun nyatanya, itu bukanlah sebuah fakta.

Ucapan yang hendak ingin ia katakan pada gadis bersurai merah itu mendadak musnah dari otaknya. Rencananya, ia ingin berbicara empat mata dengannya. Tapi saat dia melihat kesungguhan dan ketulusan yang terselubung dimatanya, ia agak sedikit ragu kalau Karin adalah si kambing hitam. Mungkin ia tak boleh terlalu gegabah saat ini. Naruto meremas ujung gaun nya. Desahan tertahan meluncur dibalik bibir cherry-nya terkatup. Sekarang adalah giliranku maju, tukasnya berulang di lubuk hatinya.

Suara tepuk tangan penonton jelas begitu terdengar riuh. Naruto spontan kembali tersadar dari lamunan kosongnya. Penonton sepertinya merasa terhibur dengan permainan biola Hinata. Atau mungkin dari musik instrumen yang Hinata bawakan. Lagipula musik orkes yang dia bawakan cukup terdengar riang. Eine Kleine Natchmusik; mungkin dia memilih lagu riang itu untuk meredam pilu dihati nya, pikir Naruto dalam hati. Dia merasa bersalah karena ia seolah menjadi orang ketiga diantara Hinata dan Kiba.

Beautiful Geeky GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang