10

152 13 1
                                    

**Mulmed: Faisal Orlando

Aku turun dari motor besarnya. Kalian tahu? Aku tidak memakai helm. Ya. Karena Faisal hanya punya satu helm.

"Rambut lo berantakan tuh," ujar Faisal yang lalu merapikan rambutku.

"Hm."

"Astaga, Shera. Lo masih aja marah. Udahan dong, marahnya. Senyum kali, Cantik."

Apa? Dia memanggilku cantik? Jangan baper. Jangan baper.

"Gara-gara lo sih," sewotku.

"Loh? Kok gara-gara aku?"

Duh, pake aku-kamu lagi, batinku.

"Ya pokoknya gara gara lo."

"Yeee, cemberut tapi blushing. Ih, gemes deh," ucap Faisal terkekeh sambil mencubit pipiku.

"Faisal ih! Bukan muhrim tau!"

"Iya iya, Umi Shera! Galak amat sih."

"Bodo!"

***

"Sheraaaaa! Ya ampun sayangkuuuu!" teriak Dira sambil berlari gaya slow motion yang kayak di film-film India gitu.

"Hm?"

Btw, Dira kesambet apaan sih, kok jadi alay gini?

"Lo jadi trending topic loh!!" jerit Dira.

"Ha? Maksud lo apa?"

"Iya! Lo digosipin pacaran sama Faisal!" teriaknya lagi untuk kesekian kalinya.

"BUSET DAH! DEMI APA?!" pekikku kaget.

"Demi bulan dan bintang, Sayang."

"Jijik ew. Lo kesambet apa sih sampe alay lebay gini? Bakul pecel lele depan sekolah, ha?"

"Kesambet cintamu pada Faisal uwowowo..."

"Udah lah, gue gak mau denger ocehan Tarzan kesasar lagi." Aku pun berjalan keluar kelas.

"WOY! JANGAN MAIN NINGGAL GITU AJA KALI!" teriak Dira kencang.

"SHERA! WOY!"

***

"Oh, jadi ini ya, yang ngerebut pangeran gue? Cih, gak ada bagus-bagusnya tuh. Mending sama gue yang populer, cantik, kaya, body goals lagi. Ya, gak?" ujar kak Becca. Ia sedang memojokkanku. Lebih tepatnya, ia datang bersama teman-temannya yang juga fans berat Faisal.

"Maaf, Kak. Tapi saya harus pergi," ucapku (sok) berani.

"Weits, lo gak boleh main pergi gitu aja dong. Lo gak tau lagi berhadapan sama apa ha?!" bentaknya tepat di depan wajahku.

"Manusia," jawabku polos.

"IYA JELAS LAH YA, GUE MANUSIA! LO AJA YANG BEGO!"

"Kan kakak tanyanya 'apa' bukan 'siapa'."

Plak!

"Oh, jadi lo berani ya, sama gue? Guys, habisi dia."

Dan "pengawal-pengawal" Becca pun maju ke depan, lalu mulai menamparku, menjambaki rambutku, menarik kerah baju seragamku, mengoleskan saus beserta selain ke baju osisku.

Aku pasrah saja, tidak melawan.

Sebenernya aku salah apa sih? Aku kan gak pacaran sama Faisal. Kenapa malah diginiin?

Dan akhirnya aku melihat sedikit penerangan alias Dira yang datang. Ia langsung menutup mulut saat melihatku sudah gak karuan.

"Tolong gue, plis," mohonku tanpa suara. Ia mengangguk lalu segera berlari mencari bantuan.

F A K ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang