11

226 9 3
                                    

"Udah deh, Sal. Cukup," ucapku yang risih dilihatin semua cewek yang ada di koridor. Mereka berbisik-bisik dan menatapku sinis.

"Apanya yang cukup?" tanyanya (sok) bego. Aku tak menggubris pertanyaannya, melainkan menundukkan kepala untuk mengheningkan cipta. Eh, maksudnya menundukkan kepala karena malu, takut, dan risih.

Seakan tahu apa yang kupikirkan, ia angkat bicara.

"Pulang bareng yuk, Sayang!"

Tunggu. Apa?

Ia benar-benar mencari masalah. Aku menggeram. Kulirik cewek-cewek tadi, mereka sudah sangat shock melihat kami berdua.

Dan tiba-tiba, tangan Faisal merangkulku.

"Lo apa-apaan sih, Sal?" bentakku marah.

"Weits, jangan marah gitu dong, Sayang. Aku kan cuma ngasih tau mereka kalo kita pacaran."

Gawat. Bener-bener gawat. Cari mati nih kalau gini caranya.

"What the..."

"Kita gak pacaran, oke?! Sekarang, lo pulang!" perintahku. Aku segera pergi dari tatapan-tatapan tajam yang berasal dari para penggemar Faisal.

"Sher! Tunggu, Sher!" Faisal mengejarku dan langsung menarik tanganku.

"Le.pa.sin."

"Gak.akan!"

"Lepasin gak?" Aku mulai emosi.

"Lo pulang bareng gue, atau gue cium lo."

"Coba aja kalo berani!" Loh? Kok aku malah nantang dia sih? Bego banget coba.

Faisal pun sudah memanyunkan bibirnya di depan wajahku. Aku melirik penggemarnya sudah geregetan sambil menggigiti kuku mereka. Tawaku hampir meledak sampai,

Cup!

"FAISAAAAAAAALLLLLL!!!!!!" jeritku kencang. Setara dengan jeritan histeris para penggemar Kutu Kupret itu.

Faisal mencium pipiku. Benar-benar pipiku. ASTAGA YA TUHAN, DIA MEREBUT FIRST KISS KU YANG KUJAGA DARI OROK SAMPAI PUNYA SUAMI! DIA MEREBUTNYA GITU AJA!

"FAISAAALL! BALIK GAK?!" pekikku yang melihat Faisal langsung kabur sambil tertawa terbahak-bahak. Aku pun mengejar Faisal. Dan kami terlihat seperti tomenjeri.

Akhirnya, Faisal tertangkap juga. Susah banget ngejar dia. Larinya kenceng banget sumpah.

"Kutu Kupret! Lo ngapain pake acara cium-cium gue sih?! Ngerebut first kiss gue tau gak?! Liat tuh, para fans gila lo! Bisa-bisa gue digosipin besok!" omelku habis-habisan.

"Wow, calm down, Girl. Kan lo juga yang nantangin gue. Ya masa gue gak nanggepin tantangan lo? Pengecut itu namanya," sahut Faisal enteng. Aku menggeram.

"Udah ah, pulang yok!" ajaknya langsung menggandeng tanganku. Dan lagi-lagi penggemarnya meneriakkan sesuatu yang nggak bisa kudengar saking ramainya.

"Pulang pulang palalo! Seenak jidat lo ngomong gitu. Ogah gue mah! Mending naik odong-odong gue." Aku pun langsung nyelonong pergi. Dan bertepatan dengan itu, odong-odong pun lewat. Nggak biasanya odong-odong lewat depan sekolahku.

"PAK! PAK ODONG-ODONG! SHERA MAU NAIK, PAK!" teriak Faisal tiba-tiba. Ia berlari-lari memanggil tukang odong-odong itu. Buset, gila banget! Masa iya aku disuruh naik odong-odong?

"Sher! Sini! Katanya mau naik odong-odong! Udah gue panggilin, nih!" seru Faisal melambaikan tangan padaku. Aku mendengus sebal. Yakali aku naik odong-odong. Mau ditaruh mana wajahku ini?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 12, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

F A K ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang