Kelly Gibson
.
.
Pagi itu rasanya berbeda. Lebih cerah daripada pagi yang biasanya. Semua terasa baik-baik saja dan berada di tempat yang benar. Tidak ada yang aneh dan aku mulai merasa nyaman dengan tempat tinggalku saat ini. Ya, tempat ini sudah bisa kusebut tempat tinggal setelah berhari-hari aku menghabiskan waktu di sini.
Baru saja aku memeriksa keadaan ayahku. Lukanya sudah membaik dan semakin menaikkan suasana hatiku. Hanya perlu menunggu beberapa hari sampai ayahku sembuh total. Kini ia masih perlu tenaga sedikit untuk beradaptasi dengan crutch yang kuambil kemarin bersama Luke.
Aku menemani ayahku pergi sarapan pagi di tempat yang sudah dianggap dapur dan ruang makan. Memang keadaannya sangat jauh dari dapur yang biasanya, tapi semua sudah mencoba untuk menerima apa yang bisa mereka dapatkan saat ini. Bisa mendapatkan makanan yang layak pun sudah cukup.
Ayah menggunakan tongkat dengan langkah tertatih-tatih. Jalannya masih sedikit memerlukan bantuan sehingga aku harus terus berada di sampingnya. Lagipula aku tidak keberatan dengan hal ini. Aku tahu Ayah bisa mati karena bosan kalau harus terus menerus berada di ruang perawatan.
"Selamat pagi, Sir Gibson." sapa seorang pria yang melewatiku dan Ayah. Tentu banyak yang mengetahui ayahku. Jabatannya di kepolisian tidak bisa diabaikan. Ia masih orang yang berwenang di Greenlake.
Ayah mengangguk dan menyapa balik. Raut wajahnya jauh lebih baik ketimbang saat aku menemuinya di ruang perawatan.
Tidak hanya satu orang yang menyapanya. Ada beberapa yang menyadari keberadaan ayahku dan mereka cukup baik menyambutnya.
"Bagaimana rasanya bisa kembali merasakan kakimu lagi?" tanyaku.
Ayah tersenyum. "Mengagumkan. Jauh lebih baik daripada harus berdiam diri di ruang perawatan tidak bisa melakukan apa-apa."
Akhirnya kami sampai di dapur umum dan tempat makan. Tidak bisa dibilang ruang makan karena tidak ada dinding yang membatasinya menjadi ruangan. Tempat itu terletak di luar. Tidak ada langit-langit yang melindunginya di atas. Meja-mejanya juga terdiri dari meja-meja piknik yang dikumpulkan sedemikian rupa.
Banyak yang sudah berkumpul di sana, menyantap makanan mereka dengan lahap. Hari itu ada lebih banyak orang daripada biasanya. Mungkin karena semakin hari semakin berdatangan orang-orang yang ingin tinggal di sini untuk sementara. Yang jelas, aku tidak pernah melihat orang sejumlah ini di sini.
"Kels!"
Suara Luke menghentikan pandanganku padanya. Luke melambaikan tangan lalu mengisyaratkan padaku untuk duduk di dekatnya. Mejanya masih kosong, hanya ada Luke di sana. Daripada harus mencari tempat lagi, aku pun mengiyakan dan membawa ayahku ke meja Luke.
Ayah mungkin sudah pernah bertemu dengan Luke. Tapi tidak dalam keadaan yang normal. Kala itu ia masih terluka hebat dan tidak berkenalan dengan Luke seperti perkenalan pada umumnya.
"Luke, ini ayahku. Ayah, ini Luke." Aku memperkenalkan keduanya dengan sedikit cemas. Takut kalau ayahku mendapatkan kesan pertama yang buruk tentang Luke.
"Sir Gibson, senang melihat anda bergabung di sini." Luke menjabat tangan Ayah.
Ayah tersenyum lalu duduk di seberang Luke. "Terima kasih sudah membantu menolongku di rumah sakit."
Rupanya Ayah masih ingat pada Luke dan aku bisa melihat Luke menghembuskan napas lega yang aku tidak tahu apa alasannya. "Sama-sama, Sir."
"Apakah biasanya seramai ini juga?" tanya Ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
outbreak (l.h.)
Fiksi Penggemarluke hemmings and kelly gibson are now living in the very different world. together they try to stay safe, to stay survive, and to stay alive. but will they? will they be the best team in fighting a viral outbreak? (written in Bahasa Indonesia)