05 - Heartbeat Song

78 4 0
                                    

"You, where the hell did you come from? You're a different, different kind of fun

And I'm so used to feeling numb now, I've got pins and needles on my tongue

Anticipating what's to come like a finger on a loaded gun

I can feel it rising temperature inside me haven't felt it for a lifetime


This is my heartbeat song and I'm gonna play it

Been so long I forgot how to turn it up, up, up, up all night long

Oh up, up all night long

This is my heartbeat song and I'm gonna play it

Turned it on but I know you can take it up, up, up, up all night long

Oh up, up all night long.."

***

Tentu saja teman-temanku pada heboh menanyakan apa yang sudah aku lakukan seharian penuh bersama Alex. Aku terus saja tersenyum tanpa menjelaskan pada mereka. Pagi ini sekolah sudah dimulai dan rasanya aku hanya ingin terus tidur di kasurku yang empuk. Sama seperti temanku yang lain. Sepertinya mereka hanya ingin berlibur di London dengan gratis bukannya malah belajar. Diantara kali berlima, Lily-lah yang paling pintar. Yaa aku rasa orang-orang Jepang memang pintar.

Pagi ini kami menggunakan pakaian bebas dan mungkin seterusnya asalkan sopan. Tapi sama saja artinya tidak sopan bagiku karena Corine dan lainnya menggunakan rok di atas lutut walau baju mereka terlihat sopan. Aku masih dengan rok sederhanaku yang panjangnya di bawah lutut. Terlihat kuno memang tapi aku tidak peduli.

"Kurasa kau harus mengganti pakaianmu." Ucap Corine.

Giliran Corine yang mengomentari pakaianku dan sebisa mungkin aku bersabar. Setidaknya pakaianku masih layak dipakai dan tujuanku kemari bukan untuk mencari sensasi. Tujuanku kemari yaitu untuk belajar dan tentunya menikmati musim panas dan bersama Alex. Tanpa Alex, aku bukanlah apa-apa. Aku akui itu.

Kami pun berjalan dan sempat bertemu dengan murid-murid lainnya. Aku menjadi malu. Mereka semua cantik-cantik sementara aku.. Hmm ayolah Farah. Kau adalah kau dan jangan melihat orang lain. Tidak ada cewek yang tidak cantik dan kau harus beruntung karena kau memiliki Alex.

Selanjutnya, kami berkumpul di lapangan untuk mengetahui dimana kelas kita. Aku berharap aku tetap sekelas bersama Corine, Marie, Lily dan Chloe. Aku juga sempat melihat anak-anak cowok yang kelihatan ribut. Semoga saja aku mendapatkan kelas yang nyaman dan tidak ada anak cowok yang mengangguku karena aku sangat tidak menyukainya. Seperti dulu. Aku sering diganggu oleh anak cowok dan aku merasa kesal.

Syukurlah aku berada di kelas yang sama dengan Lily dan Marie. Juga satu kelas bersama Stella tapi tidak dengan Shelva. Lily tampak bahagia bisa sekelas denganku dan aku berharap aku bisa menjadi teman baik walau otakku tidak bisa dibandingkan dengan otaknya. Marie menurutku juga pintar. Ya dia berasal dari Jerman dan kurasa di Jerman pintar-pintar.

Satu kelas berisi sepuluh orang dan rasanya cukup aneh. Di sekolahku, satu kelas isinya empat puluhan dan terasa sumpek. Mungkin sama seperti saat aku les yang isinya tidak lebih dari dua puluh orang. Kami pun masuk ke kelas dan aku berharap setelah ini kami akan dipulangkan karena aku ingin bertemu dengan Alex. Aku ingin tau apa saja kegiatannya selama dia tidak kuliah dan penasaran bagaimana tempat tinggalnya. Ku rasa tempat tinggal Alex sederhana dan tidak berlebihan. Lho kenapa aku jadi memikirkan Alex?

"Ya Tuhan! Lihat itu! Cowok itu!" Seru Marie saat kami memasuki kelas yang sangat indah dan aku sempat berpikir jika kelas di sekolahku seperti itu maka aku akan betah sekolah dan tidak mau pulang.

Summer 2015Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang