15 - Wrecking Ball

62 3 0
                                    

"We clawed, we chained our hearts in vain we jumped never asking why

We kissed, I fell under your spell A love no one could deny

Don't you ever say I just walked away I will always want you

I can't live a lie, running for my life I will always want you


I came in like a wrecking ball I never hit so hard in love

All I wanted was to break your walls

All you ever did was wreck me, you, you wreck me

I came in like a wrecking ball, I just closed my eyes and swung

Left me crashing in a blazing fall all you ever did was wreck me

You, you wreck me.."

***

Aku menangis. Aku menangis dan tidak mempedulikan Lily dan lainnya. Aku terus saja menangis teringat akan pertemuanku dengan Michael. Michael adalah sahabat Luke dan Michael sangat baik ingin membantuku agar Luke mau melihatku. Really? I'm not sure. Yang jelas aku menangis bukan karena kebaikan Michael, tetapi karena perasaan bodoh ini. Aku merasa bodoh mencintai Luke yang jelas-jelas tidak mau memahami perasaanku walau terkadang Luke bagaikan malaikat. Tidak! Walau Michael adalah sahabat Luke, salah besar jika Michael memaksa Luke untuk putus dengan Ary demi aku. Dan jika Luke tau tentang perasaan ini.. Matilah aku! Luke akan marah padaku dan dia tidak akan sudi melihatku. Lalu bagaimana cara mengatasi perasaan sialan ini? Move on begitu aja? Atau mencari seseorang yang baru? Apakah melupakan seseorang yang sangat kau cintai adalah hal yang mudah?

Lily mengatakan padaku sebaiknya aku membuang perasaan ini secara perlahan. Tapi aku tidak bisa. Aku tidak bisa melepaskannya begitu saja. Bisa saja aku melepaskan perasaan itu namun kenyataannya perasaan-perasaan itu masih menghantuiku. Tidak ada yang bisa aku lakukan selain menangis. Ya, hanya karena mengenal sosok bernama Luke Hemmings aku jadi cengeng seperti ini.

"Kau ingat Mike? Dia begitu baik padamu, dan.. perhatian." Ucap Lily.

Aku mengusap mataku dan sedikit tersenyum ketika Lily menyebut nama Michael. Michael memang baik, bisa saja aku jatuh cinta padanya kalau saja aku tidak mengenal sosok Luke Fuckin' Hemmings. Michael amatlah perhatian dan aku tidak tau apa maksud dibalik sikapnya yang sangat ramah padaku padahal baru saja kami bertemu. Aku berharap dengan kehadiran Michael bisa mengobati rasa sakitku.

"Mike is a nice person." Ucapku.

"See, baru saja kau menangis dan kau langsung tersenyum saat aku menyebut nama Mike. Cobalah melupakan Luke atau barangkali kau tertarik dengan Mike." Ucap Lily.

Aku tersenyum kecut. Amat mudah bagi Lily untuk mengatakannya. God! Aku mau melupakan Luke dan jatuh cinta pada Michael. Tapi bagaimana caranya? Perasaan sialan itu sudah menempel kuat di hatiku dan tidak ada yang bisa melepasnya. Aku tidak ingin Michael kujadikan sebagai pelampiasanku. Ingat, Michael adalah sahabat Luke dan aku tidak mau menghancurkan persahabatan mereka.

"Aku hanya berharap musim panas ini berakhir dan kembali ke Indonesia.." Ucapku pelan.

***

Kurasa hari Minggu sangat jauh dariku dan aku selalu menunggu hari Minggu. Sekarang saja baru hari Rabu. Huh. Aku kembali bertatapan dengan Luke dan hatiku semakin hancur. Aku tidak berani berbicara pada guru-guru disana agar aku bisa pindah kelas atau dikembalikan ke Indonesia. Aku muak dengan musim panas di London ini. Ternyata, musim panas tidak seindah yang kubayangkan. Tapi jika tidak ada sosok Luke, aku akan menjalani hari-hari yang indah tanpa kesedihan.

Summer 2015Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang