"I open my eyes I try to see but I'm blinded by the white light
I can't remember how I can't remember why
I'm lying here tonight and I can't stand the pain
And I can't make it go away no, I can't stand the pain
How could this happen to me? I made my mistakes
Got nowhere to run the night goes on
As I'm fading away I'm sick of this life
I just wanna scream how could this happen to me?"
***
Katanya tadi Luke mau pergi ke toilet sebentar dan aku harus menunggu di parkiran. Banyak yang pulang dan beberapa dari mereka menyapaku. Aku sempat melihat Lily bersama Damian. Aku berusaha menahan rasa kantukku dan berharap secepatnya Luke kembali dan mengantarku pulang.
"Farah.."
Suara Michael! Aku kaget mendapati Michael yang hanya seorang diri tanpa ditemani pasangannya. Kulihat Michael sangatlah tampan dan rambutnya disisir dengan rapi. Warna rambutnya sekarang adalah hitam dan nampak sopan. Aku tersenyum melihat Michael namun cowok itu terlihat tidak bahagia. Aku teringat saat tak sengaja bertatapan dengan Michael yang memang sama sekali tidak bahagia.
"Kau kenapa? Dimana pasanganmu?" Tanyaku.
Michael terdiam sesaat. "Pulang sama aku yuk." Ucapnya.
Tanpa sepersetujuanku, Michael menarik tanganku tapi cepat-cepat aku melepaskannya. Michael kenapa? Baru kali ini aku melihat Michael yang tidak sopan dan sedikit kasar. Aku yakin cowok itu sedang mendapat masalah yang serius dan aku ingin sekali membantunya karena Michael sudah begitu baik padaku. Kemudian, sosok yang aku tunggu sejak tadi sudah tiba. Luke. Luke menatap Michael tidak suka lalu dia menarik tanganku dan masuk ke dalam mobilnya. Perasaanku menjadi tidak enak. Apakah Luke dengan Michael sedang tidak baikan?
"Mike kenapa, Luk?" Tanyaku.
Percuma bicara dengan Luke. Cowok itu terlihat dingin dan lebih memfokuskan diri ke depan, dan aku tersadar. Aku tersadar bahwa Luke mengendarai mobilnya berlawanan dengan arah pulang menuju asrama. Jantungku berdebar-debar. Akankah Luke akan membawaku ke dalam dunianya? Tidak. Aku tidak mau hal itu terulang lagi. Saat itu aku masih beruntung karena diselamatkan oleh Ashton.
"STOPP !!!" Teriakku.
Sekeras aku berteriak, Luke tetap menjalankan mobilnya. Malah cowok itu mempercepat kecepatan mobilnya sehingga mobilnya berada di kecepatan rata-rata. Aku menjadi merinding. Kulihat Luke yang dengan tanpa ekspresi dan terlihat sama sekali tidak mempedulikanku. Aku memejamkan mataku. Perasaanku semakin tidak enak. Terutama saat Luke memarkirkan mobilnya di sebuah rumah yang sedikit menakutkan dan rasanya aku seperti tengah diculik oleh Luke.
"Cepat keluar!" Bentak Luke.
Rasanya aku ingin menangis. Aku keluar sambil memperbaiki gaunku yang cukup berantakan. Kemudian Luke menarik paksa tanganku dan aku tampak pasrah saja dengan kelakuannya yang tidak manusiawi. Rumah yang kami masuki terasa damai dan tentu saja gelap. Luke benar-benar gila. Dan saat Luke membuka pintu yang aku yakini adalah sebuah kamar, Luke mendorongku dan aku terjatuh sambil menahan kesakitan yang aku rasakan. God! Malam ini Luke sangat tampak berbeda dari biasanya. Malam ini Luke terlihat seperti monster. Aku duduk dengan cara meringkuk dan air mataku sudah tidak bisa aku tahan lagi. Aku benar-benar ketakutan saat ini.
Dia mendekatiku. Luke mendekatiku dan menatapku dengan lekat. Aku mengangkat wajahku dan menemukan wajahnya dalam kegelapan. Sekarang apa yang ingin kau lakukan Luke? Saat ini hanya ada kami berdua, di kamar ini. Otak gilaku mulai bekerja. Aku sering menonton film Barat yang banyak sekali adegannya terutama Fifty Shades of Grey dan aku takut jika hal itu terjadi padaku. Ketakutanku semakin menjadi-jadi saat Luke memegang pipiku namun sentuhan tangannya terasa lembut. Hal itu membuatku menjadi tenang. Nafasku kini menjadi normal. Luke menyeka air mataku yang membekas di pipiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer 2015
FanfictionTernyata musim panas di London tidak seindah yang aku bayangkan, begitu pikir seorang gadis bernama Farah yang di kirim ke London untuk belajar disana selama musim panas. Tentu saja Farah tidak membuang kesempatan besar itu, juga di London dia bisa...