"Like a small boat on the ocean
Sending big waves into motion
Like how a single word can make a heart open
I might only have one match but I can make an explosion
And all those things I didn't say wrecking balls inside my brain
I will scream them loud tonight can you hear my voice this time?
This is my fight song take back my life song
Prove I'm alright song my power's turned on
Starting right now I'll be strong I'll play my fight song
And I don't really care if nobody else believes
'Cause I've still got a lot of fight left in me.."
***
Sudah belasan kali aku memutar lagu yang berjudul Fight Song namun sama sekali tidak menghiburku. Aku masih merasakan kesedihan akibat melihat Luke dengan gadis itu dan aku merasa tidak pantas berteman dengan Luke. Tipe orang yang bisa bergaul dengan Luke adalah orang seperti gadis itu. Pantasan saja Luke tidak memiliki teman di kelas karena ku rasa teman-teman kelasku adalah anak-anak yang baik. Mungkin saja.
Pagi ini aku terbangun dan rasanya aku malas untuk sekolah. Pasti aku akan bertemu Luke dan aku tidak tau apakah aku bisa menyembunyikan wajah sedihku ini dan sisa-sisa air mata. Corine menyarankanku untuk menggunakan masker timun agar mataku tidak terlihat seperti orang yang habis menangis. Tapi rasanya sia-sia.
"Sebaiknya kau tidak sekolah dulu." Ucap Chloe.
Aku menggeleng pelan. "Tak apa. Aku baik-baik saja." Ucapku.
Aku memang harus baik-baik saja dan mulai menata hidup baru. Hidup tanpa bayangan-bayangan cowok. Hidup tanpa cinta, ya. Aku akan berjuang sekuat mungkin. Aku pasti bisa. Tapi.. Mengapa harus ada kata 'tapi' di setiap tekad yang aku buat? Mengapa selalu ada yang menghalanginya? Aku pun berangkat sekolah dan sepanjang perjalanan ku rasakan debaran jantungku yang di atas rata-rata. Gawat. Aku bisa saja terkena penyakit jantung kalau begini caranya.
Setiba di kelas, aku melihat Luke dan aku tidak tau harus bagaimana lagi. Luke tampak alim disana seperti seekor pinguin ( apa ini? ), tetapi di luar sana Luke bagaikan seorang elang yang ganas, yang siap memangsa mangsanya. Masih ada bayangan Luke dengan gadis itu. Ku perhatikan Luke tampak baik-baik saja dan tidak sedikitpun merasa sakit. Jadi minuman kemarin sama sekali tidak bisa memberinya efek? Hebat sekali Luke!
Aku duduk tanpa harus menengok ke arah kiri. Ku buka bukuku dan aku baca walau aku tidak mengerti apa yang aku baca. Aku terus saja berdoa agar Luke tidak berbicara padaku, bahkan menggodaku dengan kata-katanya yang.. Stop! Jangan pikirkan Luke lagi oke jika aku tidak ingin menangis.
Ku dengar bunyi ponsel ternyata Iphone Luke berbunyi. Luke mengangkatnya dan aku terpaksa melihatnya yang sedang ter.. Astaga! Ini baru pertama kalinya aku melihat Luke tersenyum dan shit! Aku menemukan lesung pipi di pipi kanan Luke dan itu membuat perasaanku semakin.. Sial! Mengapa ada manusia seperti Luke? Mengapa Luke begitu terlihat sempurna bagiku?
"I love you too, Ary.."
Luke mengakhiri telponnya dengan ucapan yang sangat manis. Jadi Luke tadi telponan sama pacarnya dan pacarnya bernama Ary? Hatiku menjadi sakit dan aku memaki diriku sendiri. Luke tersenyum untuk pacarnya dan pasti pacarnya sangat beruntung memiliki kekasih seperti Luke. Tapi hello! Gadis itu tidaklah baik dan gadis itu tidak cocok untuk Luke. Tapi kurasa Luke amat mencintai pacarnya itu. Shit!
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer 2015
FanfictionTernyata musim panas di London tidak seindah yang aku bayangkan, begitu pikir seorang gadis bernama Farah yang di kirim ke London untuk belajar disana selama musim panas. Tentu saja Farah tidak membuang kesempatan besar itu, juga di London dia bisa...